(2) Yin dan Yang

32 12 6
                                    

Jika kau menciptakan Awal yang baik,
Semoga bukan aku yang membuat akhirnya menyedihkan.
-Adiba Atmarini-

***

Kereta berhenti setelah sampai di stasiun Bogor. Sebelum menuju lokasi yang dimaksud, Faris dan Angga mengajak Airi untuk mampir makan di sebuah cafe sederhana langganan mereka. Meski meragu, Airi tetap melangkahkan kaki di belakang kedua pemuda itu. Begitu memasuki Cafe bercat tembok putih gading, Airi begitu terkejut dengan interior sederhana namun asri. Mereka memilih duduk di dekat sebuah jendela panjang dengan pemandangan mengarah keluar cafe yang di penuhi tanaman hias di dalam pot bunga berukuran sedang.

     "Mau makan apa?" Pertanyaan nada lembut itu, jelas datang dari seorang Faris. Karena suara Andi berat dan terdengar agak serak basah. Meski tidak memandang ke arah Airi, entah mengapa, gadis itu tetap menjawab dengan lembut, "apa aja, Ngikut kalian. Asal jangan kerang."

    "Beneran apa aja, nih??? Gimana kalo aku makan kamu ajah?"

     BLETAK!
seketika, buku menu yang keras melayang, mencium kepala Angga dengan kasarnya. Dipandangnya garang sosok kurus di sampingnya. Lantas berkata, "apa, sih, lu!! Pacarnya juga bukan. tapi sok sensi amat!" Keluhnya kesal. Namun si pelaku pemukulan hanya kembali membisu dan menatap buku menunya dengan tenang. Sedangkan Airi hanya tertawa dengan gelak berlebihan. sama sekali tak nampak canggung berada bersama kedua laki-laki itu. Sesaat, sebuah mata sayu memandangnya sendu dalam kebungkaman. Menilai, menelisik dengan kagum sosok yang tengah tergelak dengan bebas itu. Membuat sang sahabat yang duduk di samping, gatal untuk tidak berkomentar.

      "Dia Yin yang cocok kan.....,

buat gue?" Kompornya. Membuat manik sayu itu langsung menoleh cepat dan menatap garang.

     "Sekali lagi lu bercandain soal dia, abis lu, sama gua!" Ancamnya dalam bisikan rendah yang sangat mengerikan. Membuat Angga seketika merasakan ketakutan menjalar di seluruh punggungnya. Secepat mungkin ia menarik tubuh menjauh dari Faris dan menjaga jarak duduk dengan si wajah pucat.

Bagi para tetua Tionghoa atau Cina memahami filosofi ajaran Taoisme(Yin Yang Mao Dun Guan) atau lebih dikenal “Yin dan Yang” begitu sangat penting. semua ini karena menurut mereka segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia bukanlah secara kebetulan.

Ada gambaran makna dalam perputaran hidup baik berhubungan maupun berlawanan. Namun kedua unsur simbol hitam-putih itu memiliki arti,
Yin mewakili sifat feminim (negatif) dan Yang mewakili maskulin (positif) ini akan saling membangun satu dengan yang lain.

Konon, asal mula Yin dan Yang dalam legenda Tiongkok kuno “mitologi Dinasti Yin dan Dinasti Zhou”, makna Yin-Yang bermula dari cerita rakyat yang mengisahkan tentang dua orang bersahabat bernama Yin dan Yang. Mereka dikenal sebagai orang yang berbudi luhur, berjiwa besar, dan penuh dengan kasih sayang. Mereka saling mengasihi meskipun keduanya memiliki filosofi berbeda terhadap ajaran agama.

Untuk itu secara teratur diadakanlah pertemuan untuk berdiskusi, mengajukan argument dan tanya jawab. namun, perdebatan tak pernah kunjung usai, keduanya saling mempertahankan prinsip mereka sendiri. Ketika nyaris frustasi mereka mulai kehilangan kendali diri, dalam hati masing-masing mulai muncul rasa ‘akulah yang lebih benar’.

Akhirnya, tercetus kata-kata Yin : ‘Ah, seandainya engkau adalah aku, tentu akan bisa memahami apa yang ingin kusampaikan, dan diskusi ini akan dapat membawa kita lebih mengerti ‘sesuatu’ itu.
Yang : ‘Hei, aku juga berpikir begitu. Tapi bagaimana cara kita saling tukar diri kita?” Karena memang mereka tidak dapat saling tukar diri, maka tak lama kemudian mereka menemukan pemecahan yang disetujui dan paling tepat.
Diputuskan, Yin akan mempelajari keyakinan Yang dan, Yang akan mempelajari keyakinan Yin. karena mereka memang menginginkan hasil terbaik dan terbenar, maka mereka berikrar akan mempelajari dengan sepenuh hati, berusaha memahami dengan hati terbuka, tidak malah mencari-cari titik kelemahan yang akan digunakan untuk menyerang lawannya.

Keputusan akhirnya, setelah 40 tahun mereka akan bertemu lagi untuk “duel sampai titik darah penghabisan”. Jadi, 40 tahun kemudian, Yin dan Yang yang telah semakin tua, bertemu pada senja hari di tempat terakhir mereka bertemu dahulu. Mereka saling berpandangan, tak sepatah kata pun yang terucapkan. Sinar mata mereka penuh kasih yang menghanyutkan sukma, senyum mereka begitu halus dan tulus. Mereka saling memeluk. Resonansi getaran jiwa mereka pada angin yang membelai, pada daun-daun yang berbisik, pada seluruh relung ruang di jagad raya ini, seakan ingin mengatakan : “Saudaraku, kau selalu ada dalam aku, dan aku dalam engkau.” Sejak saat itu tak ada lagi diskusi. Karena dalam pelukan itu, mereka saling mengerti tanpa mengetahui dan mendapat tanpa mencari.

Arti Makna dari Yin dan Yang ( Lambang Hitam Dan Putih ) Yin dan Yang menggambarkan perputaran kehidupan dunia yang memiliki Dua arti makna:
1. Perlu sebuah ketentraman dan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan nyata.
2. Kedua adalah sebagai sebuah perputaran kehidupan dan keseimbangan hidup,

Artinya: Kehidupan manusia tidak mungkin akan selalu berada dalam satu jalan saja. Hari ini kita mengalami kesusahan, besok bisa jadi kita akan mengalami sebuah kebahagiaan.

Angga yang memang keturunan ras Tionghoa, jelas paham betul filosofi itu. Dan, meski Faris adalah seorang muslim, ia jadi ikut paham makna filososfi itu karena lamanya mereka bersahabat. Melihat interaksi mereka, Airi menyadari dengan jelas bahwa Faris ternyata adalah sosok yang tidak memilih atau membedakan ras dan agama dalam berteman. Entah mengapa, kenyataan itu membuat Airi amat tertarik padanya. Hingga tanpa sadar, kedua manik tajamnya terus menatap lekat pria dengan dagu lancip itu. Bahkan, ketika Coffe late pesanannya datang, Airi tetap tak mampu mengalihkan pandangannya dengan sebelah tangan menopang dagu.

Merasa semakin kesal diperhatikan, Faris berujar, "aku tau aku misterius dan menarik. Tapi, Coffemu akan segera dingin jika tidak diminum." Perkataan itu membuat Airi kontan berkedip beberapa kali dan memalingkan wajah dengan salah tingkah. Mencoba bersikap sok tak tau maksud Faris, meski jelas itu gagal.

 Mencoba bersikap sok tak tau maksud Faris, meski jelas itu gagal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat interaksi mereka, lagi - lagi Angga mengheran. "Drama macam apa ini, wahai Dewata," keluhnya dengan wajah dan kedua telapak tangan menengadah ke langit.

"Apaan, sih, Ga? Lebay, lu!" Komentar Faris pelan. Tangan mengangkat Kopi hitam di cangkir pun, tak lepas dari sorot penasaran Airi.

"Gue kagak lebay, ya! Ini kenyataan! Sejak kapan lu perhatian sama orang lain oy?! Elo Faris sahabat gue sejak orok bukan, sih?!" Kesal Andi semakin menjadi. Pasalnya, baru kali ini dia melihat Faris begitu perduli dengan seorang gadis. Ini Faris Sarfaras! Sosok paling misterius, cuek, dan dingin seantero dunia orange, loh! Sejak kapan dia berubah begitu perduli hanya dengan satu orang gadis?! Bagaimana Andi tidak mengheran melihat kenyataan mengejutkan ini?!.

"Sudah, sudah," suara lembut Airi menyela pembicaraan mereka. "Jadi..., kalian sudah mengenal sejak lama?" Katanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

   "Sayangnya, iya," jawaban cepat Faris tanpa menatap Airi membuat kedua lawan bicaranya tersenyum geli. Karena meski secuek apapun atau sedatar apapun exspresi wajah Faris, ia tetap tak akan mampu menyembunyikan rasa perdulinya yang amat besar pada sesama.

"Jadi..., project apa yang kalian maksud di kereta tadi?" Tanya Airi mencoba mengalihkan pembicaraan dan pikirannya yang hanya dipenuhi sosok baru nan misterius itu.

.
.
.
TBC.

Heheheheeee
Penasaran-penasaran deh tuuuu 🤣🤣🤣

Beloved ProjectWhere stories live. Discover now