Nine

1.8K 198 8
                                    

Pagi hari yang cerah ditemani suara kicauan burung dan angin sejuj yang berhembus, menemani pagi seorang pria yang masih betah bergelung dibawah selimut hangatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi hari yang cerah ditemani suara kicauan burung dan angin sejuj yang berhembus, menemani pagi seorang pria yang masih betah bergelung dibawah selimut hangatnya.

Oh sehun. Pria dengan tubuh kekar dan bahu lebar itu, tidur dengan keadaan tengkurap seolah ingin memerkan bahu indahnya pada dunia.

Bahkan sinar mentari yang menyusup diantara kain gorden kamarnya yang tersingkap, tidak membuat tidur indah pria itu terganggu. Yang ada pria itu justru semakin merasa nyaman dialam mimpinya.

Dering ponsel yang terus berderinglau yang akhirnya mampu membangunkan oh sehun dari mimpi indahnya.

Dengan mata yang masih setengah tertutup itu ia mencoba meraih ponselnya yang berada diatas meja dekat ranjangnya.

"Yeoboseyo?" Ucap sehun dengan suara serak khas seorang yang bangun tidur

"..."

Oh sehun segera mendapatkan kesadarannya secara penuh ketika mendengar penuturan sang penelpon dari seberang sana.

Pria yang tetap terlihat tampan bahkan dipagi hari itupun langsung duduk tegak diatas tempat tidurnya.

"Kau serius?"

"..."

"Baiklah. Siapkan berkasnya. Aku segera kesana" begitu saja oh sehun memutus sambungan telepon setelah ia mengucapkan kalimat itu.

Entah kali ini apa lagi yang harus dihadapi oh sehun atas perbuatan gila oh minsuk. Namun yang pasti, kali ini oh sehun pastikan dialah yang akan menentukan kemana arah hidupnya.

Hanya dia, dan tidak ada orang lain.

⭐️⭐️⭐️

"Terimakasih untuk kerja samanya. Rapat hari ini saya akhiri sampai disini. Terimakasih"

Sehun menutup pertemuan pertamanya pagi ini. satu persatu peserta rapat mulai meninggalkan ruangan rapat.

Tinggallah disana, oh sehun duduk dibangku kebesarannya memijat pelipisnya yang terasa sakit. Rapat hari ini diakui sehun cukup menguras fikirannya. Proses negosiasi dan debat yang alot harus sehun lalui agar ia bisa meyakinkan para pemegang saham untuk tetap mempercayakan anthem project pada tilt corp.

Berkat kecerdasan dan kegigihan seorang oh sehun, ia bisa mempertahankan anthem project. Namun, harus sehun akui ia butuh meng-istirahatkan pikirannya sejenak.

"Bagaimana? Apa rapat hari ini berjalan lancar?"

Alih-alih mendapat ketenangan, sebuah suara yang begitu akrab ditelinga sehun, justru membuat pria tampan itu semakin pusing. Kedatangan oh minsuk disana sudah jelas memiliki tujuan terselubung yang sudah sehun yakini apa maksud dan tujuannya.

"Bisakh appa tidak menggangguku untuk saat ini? Aku sungguh butuh ketenangan untuk saat ini" ucap sehun dengan nada ketegasan disana.

Tentu saja oh minsuk tidak mengindahkan ucapan putra semata wayangnya itu. Justru oh minsuk semakin melangkah maju dan duduk disebelah kursi oh sehun.

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang