Eleven

1.9K 196 7
                                    

Sehun menyelesaikan segala pekerjaannya tepat pukul 3 siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sehun menyelesaikan segala pekerjaannya tepat pukul 3 siang. Jam makan siang sudah lewat sejak satu jam yang lalu, namun sehun yang memang sudah terbiasa melewatkan makan siangnya tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Sebenarnya ia bisa saja meninggalkan berkas-berkas diatas mejanya begitu saja. Lagipula dia bosnya disini, siapa yang akan memarahinya? Namun, memang pada dasarnya seorang oh sehun yang gila kerja dan rasa dedikasinya pada pekerjaan membuat pria itu bahkan rela mengorbankan jam makan siangnya demi berkas-berkas menumpuk dihadapannya.

Sehun meregangkan otot-otot tubuhnya yang menegang akibat tidak beranjak sejak beberapa jam yang lalu dari kursi kerjanya. Kedua tangannya ia regangkan keatas udara dan ditariknya nafas dalam-dalam.

"Yaaakkk!!! Oh sehun!! Ndo jjinjja!!"

Sehun menormalkan lagi posisi tubuhnya menjadi tegak ketika seorang pria berkulit tan tiba-tiba masuk kedalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Kau benar-benar keterlaluan, oh sehun! Kau ini menganggap aku teman atau tidak sebenarnya, huh??" Jongin. Pria itu menumpahkan seluruh amarahnya pada sehun tepat setelah ia mendudukkan dirinya dihadapan meja kerja sehun.

"Bicara yang jelas. Aku tidak mengerti apa maksudmu" respon sehun dengan begitu santainya. Seolah kemarahan jongin tidak begitu penting baginya.

"Kau!! Bisa-bisanya kau merahasiakan tentang pernikahanmu. Kau akan menikah dan aku sama sekali tidak tahu apa-apa?" Terlihat emosi jongin yang meluap-luap saat mengucapkan hal itu.

"Jika aku tidak bertemu dengan sekertaris appamu dibutik tiffany nuna, mungkin sampai hari pernikahanmu pun aku tidak akan tahu apa-apa"

Sementara itu, sehun masih diam seribu bahasa. Pria berwajah dingin itu hanya menatap tubuh jongin dengan tatapan datar tak berekspresi sama sekali.

"Yak! Jawab bodoh. Kenapa hanya diam saja?"

"Sudah? Sudah mengocehnya?" Tanya sehun begitu santai.

"Mwo??" Tanya jongin tidak mengerti

"Bagaimana aku bisa menjelaskannya jika kau dari tadi tidak berhenti mengoceh tidak jelas seperti itu"

Akhirnya jongin menghela nafas mencoba meredam emosinya sejenak. Ia harus mendengarkan penjelasan sehun setidaknya.

"Pernikahan itu, tidak terlalu penting. Jadi, aku tidak berfikir untuk menceritakannya padamu. Lagipula, kau juga akan tahu nanti"

jongin fikir, sehun akan meminta maaf padanya karna menyembunyikan hal sebesar ini darinya. Atau setidaknya sehun menceritakan kronologis atau kisah tentang bagaimana tiba-tiba ia akan menikah. Tapi apa ini? Oh sehun dengan wajah datarnya mengatakan pernikahannya tidak begitu penting? Apa pria ini sudah gila?

"Yaak! Oh sehun, kau sinting atau apa? Bisa-bisanya kau bilang pernikahanmu tidak terlalu penting? Kau tahu hal ini bukanlah hal yang main-main. Kau tidak bisa memper—"

HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang