06

474 39 4
                                    

Ini hari libur dan Bright mengajakku jalan-jalan ke Siam. Awalnya aku ingin mengajak Bright ke perpustakaan kota tapi ia menolak. Aku tidak suka keramaian tapi dengan Bright aku jadi suka semuanya. Dan Siam ini termasuk tempat yang tidak terlalu aku sukai, kecuali stan buku.

Bright terus menyeretku dari satu tempat ke tempat lain. Ia belum membeli apapun, hanya melihat-lihat saja. Aku lelah tapi ini tidak seburuk yang aku kira. Pergi bersama Bright menyenangkan juga.

"Aku lapar" aku mengeluh pada Bright. Sedari pagi kita belum makan apapun dan sekarang sudah hampir jam dua belas siang.

"Apa yang ingin kau makan?" Bright bertanya padaku.

"Sushi" jawabku cepat. Bright mengangguk lalu membawaku ke salah satu resto Jepang.

"Lebih baik dari pada makan daging babi" ujarnya sambil tertawa kecil. Bright memang tidak suka daging babi.

Aku tidak menanggapinya sampai pelayan datang membawa pesanan kami. Aku makan dengan lahap tanpa mempedulikan Bright yang terus menatapku.

"Habiskan makanmu sat"

"Aku ingin makan yang lain"

"Apa? Cepat pesan dan pergi dari sini"

"Aku ingin makan orang di depanku"

Uhhugggg

Sialan. Aku tersedak mendengar ucapan Bright. Kenapa sih otaknya hanya berisi hal-hal mesum?

"Sat" dengusku. Bright hanya tertawa kemudian melanjutkan makannya.

"Ai Pram" panggilnya. Aku meliriknya sekilas,

"Sekarang ini, apa kita berkencan?'

"Aku tidak tahu"

"Menurutmu?"

"Aku tidak tahu Bright"

"Aku pikir iya"

"Jangan gegabah. Coba pikirkan lagi"

"Apanya!"

"Pikirkan apa kau benar-benar menyukai pria kacamata sepertiku?"

"Aku sudah memikirkan ini sejak kita masih kuliah"

"Lama sekali"

"Hmm"

"Kenapa aku tidak tahu?"

"Aku tidak pernah mengatakan apapun"

"Kenapa kau tidak mengatakannya?"

"Aku takut kau menjauhiku"

"Aku tidak begitu"

"Hanya takut"

"Hmmm"

"Saat itu aku putus dari P'jane karena aku menyukaimu"

"Hah???"

"Aku mengatakan yang sebenarnya"

"Ai sat Bright!"

"Kenapa? Aku mencoba jujur padamu"

"Sudah jangan diteruskan"

"Jadi, apa kita berkencan?"

"Mungkin"

"Ai Pram, aku ingin jawaban darimu"

"Jangan panggil aku Pram"

"Pramote!"

"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa senang denganmu"

"Hanya itu?"

"Hmmm"

"Aku juga merasa senang dengan Shin"

"Kau masih menganggapku sahabat?"

The Effect [BrightPramote] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang