RUU: It's a Rainy Day (RAWS FESTIVAL 2019)

Berbeda

"Kenapa orang enggak suka sama aku?"

Aku menatapnya. Sosok yang selalu ada di dekatku, kapan dan di mana pun. Tanpa kuminta, tanpa kupanggil, ia selalu di sana. Menatapku dengan tatapan yang sama. Seolah tengah menggambarkan perasaanku.

"Karena kamu berbeda dari mereka."

Hanya kalimat itu yang kudengar setiap kali aku mengeluh. Aku berbeda, katanya. Namun, aku tak tahu apa yang berbeda.

Aku lelah. Kini, ia hanya di sampingku. Ia tak lagi membantuku. Aku muak.

"Apa yang berbeda?"

Ia tak pernah menjawab pertanyaanku. Hanya satu pertanyaan yang ia jawab. Entah kenapa.

Pikiranku melayang pada mama yang beberapa hari kemarin menangis tanpa henti. Seolah ia baru saja mendapat kabar terburuk seumur hidup. Aku tak tahu apa. Karena tiap kali aku bertanya, mama akan langsung menangis. Seolah, suaraku saja sudah cukup untuk membuka kran air matanya.

Aku meraih pundaknya yang terus menatapku. "Jawab aku! Apa yang berbeda dariku?" tanyaku kian keras.

Aku sudah tak peduli sekeras apa tubuhnya terguncang. Juga tak peduli jika ia akan marah padaku. Aku hanya ingin tahu. Namun, lagi-lagi, ia terdiam. Ia tak marah sama sekali. Dan itu membuatku makin kesal.

Aku berteriak keras. Beranjak, dan menghancurkan segala hal yang ada di kamarku. Aku ingin menunjukkan padanya kalau aku benar-benar marah. Aku ingin membuatnya bersuara. Namun, itu tak berhasil sama sekali.

Aku menatapnya tajam. "Kenapa kamu diam? Kenapa kamu tak menjawab pertanyaanku?"

Aku makin berang. Ia bak patung yang hanya mengikuti pergerakanku ke kanan dan kiri, tanpa berniat menghentikanku.

Aku makin beringas. Benda-benda yang kulempar makin besar. Membuat kerusuhan tak bisa dielakkan. Hingga kulihat, seorang wanita bermata srmbab, menatapku dengan tatapan terluka.

Ia langsung berlari menerjangku. Memelukku sambil menangis. Membisikkan kata-kata manis. Namun, aku tak peduli.

"Lepas, Ma. Ara mau buat dia ngomong!" pekikku sambil menunjuk sosok yang masih diam di tempat. Membuat tangis mama menjadi.