0.5

21.8K 5.8K 865
                                    

D-5


Kenapa kebahagiaan datang disaat kematian mendekat?



Minho masuk ke dalam kamar Felix diam-diam. Ibunya sedang arisan dan Felix masih sekolah, dia lebih leluasa untuk melihat kamar Felix yang selalu tertutup rapat ada maupun tidak ada orangnya.

Begitu ada di dalam, dia memandangi seisi kamar yang terbilang rapi untuk laki-laki. Tapi, ada satu hal yang menarik perhatiannya.

Sebuah kotak kayu dengan ukiran naga berwarna perak yang terletak di meja belajar Felix. Dia pun mengambil dan membukanya karena penasaran.

Begitu dibuka, dia terperangah tak percaya. Karena isi kotak tersebut ada uang dengan jumlah yang bisa dibilang banyak, sangat banyak malahan.

Tak hanya itu, ada setumpuk kertas dan amplop yang dia tidak tahu apa isinya.

Dia meletakkan kotak tersebut ke ranjang dan mengambil sebuah amplop yang menarik perhatiannya.

Saat dilihat isinya, ternyata adalah sebuah surat, surat yang ditujukan untuk dirinya. Minho sedikit terkejut karenanya.

Kenapa Felix menulis surat untuknya namun tidak diberikan kepadanya?

Rasa penasarannya tak dapat dibendung lagi, dia pun membaca surat tersebut.

Namun setelah itu, surat tersebut jatuh bebas ke lantai. Dia terkejut dan tak percaya akan apa yang dia baca.

Karena isi surat tersebut adalah rahasia yang Felix dan ibunya tidak pernah diberitahu kepadanya.

"Felix... kenapa lo gak pernah bilang? Maafin gue..."

Setelah itu, Minho menangis merutuki kesalahannya.










































"Saya pulang."

Dengan lesu Felix melangkah masuk ke dalam rumah. Kemudian dia celingak-celinguk mencari Tante Lee dan Minho.

Dia heran, karena biasanya kedua orang yang dia cari tersebut selalu memarahinya saat ia pulang. Tapi sekarang mereka kemana?

"Felix." Nada dingin yang keluar dari mulut Minho yang entah sejak kapan berdiri di samping tangga mengagetkannya.

Dengan kaku dia menoleh kesana, Minho berjalan menghampirinya.

Jantungnya berdegup kencang, badannya membeku, karena raut wajah Minho yang datar tanpa ekspresi membuatnya takut.

Hal-hal negatif mulai bermunculan di benaknya, seperti Minho yang akan memukulnya atau mengurungnya di gudang.

Namun, dugaan Felix salah. Karena tiba-tiba Minho memeluknya erat diringi makian namun terdengar menyesal akan sesuatu.

"Kenapa lo gak pernah bilang? Kenapa lo gak pernah bilang kalau lo selamatin gue pas kecelakaan dulu, hah?"

Felix terdiam sejenak, lalu mengusap punggung kakak sepupunya dengan lembut.

"Saya gak mau Kak Minho kepikiran. Lagipula, kalau saya kasih tau Kak Minho, nanti saya dimarahin tante."

Minho melepas pelukannya lalu meremas kuat pundak sepupunya yang lebih muda dua tahun darinya itu dengan sorot mata penuh keyakinan.

"Gue janji, gue bakal ngelindungin lo dari siapapun, termasuk dari mama. Gue janji."

Felix hanya diam. Tatapannya menjadi kosong. Dia senang Minho akan berubah, ini yang dia inginkan sejak dulu.

Tapi, kenapa semua itu harus terwujud disaat dirinya akan pergi?

Bolehkah Felix membatalkan keputusannya?

[i] Seven Days | Lee Felix ✓Where stories live. Discover now