1

62 4 0
                                    

Hyunjin berlari terhuyung-huyung ke arah parkir sekolah. Ia melesatkan pantatnya menungganggi motor ninjanya.

Sekali, dua kali, ia mencoba melihat keaadaan disana, aman. Mungkin akan ada petugas keamanan sekolahnya sedang berpatroli nanti atau mungkin lebih buruk.

Mungkin guru Fisika yang mengajar kelas Hyunjin sudah sampai di parkir siap menyelepet bocah itu setelah ketipu muridnya yang izin ke belakang malah kabur. Jadi Hyunjin sekarang hanya was-was saja.
Oh iya, omong-omong Hyunjin tak punya rencana kemana ia mengisi bolosnya.

Sambil merogoh-rogoh isi resleting depan tas, berharap kunci motornya segera menghampiri tangan bocah itu-
"-aAIIIIAAIIIIAA IM YOUR LITTLE BUTTERFLY!!!!!-"

Hyunjin:

Pak fisika:

No one:

Not a single soul:

HP hyunjin di keranjang motor: berkokok.

"Kancut! Siapa sih? Kaget!!"

Tapi, Hyunjin terburu memungut,

Peeeepp!

"HELLO, Kak Hyunjin!!!"

Beuh, please, boy. Hyunjin kelabakan dengar suara cowok di seberang sana.

"Iya, kenapa, Jeong? Jeongin, gimana keadaanmu sekarang?" Jeongin hari ini tidak masuk, karena demam tinggi.

"Mmm,"

"???????"

"..,"

"Eh??? Kamu nggak apa-apa, kan? Lagi sedih?"

"Eh! Ya ampun, Kak Hyunjin maafin aku, aku gak apa-apa kok hehehe-"

"-Iya, kenapa? Kepengen sesuatu, ya? Kamu mau aku beliin apa? "

"Ng..nggak usah, kok," menjeda sejenak, "Kak Hyunjin... Main ke rumah, dong."

Seperti anak burung yang lekas terbang, sayapnya sudah siap difungsikan akhirnya terbang menyapa dunia luar yang terlalu luas dan indah. Bedanya perasaan itu selalu lahir pada Hyunin, padahal bukan pertama kalinya Hyunjin punya kesempatan berduaan bersama laki-laki itu, tetapi entah mengapa seperti ada kupu-kupu di tubuhnya setiap ia berbicara lekat-lekat dengan matanya.

Hanya dengan membuat Jeongin memiliki fokus pada quality timenya, Lelaki bibir tebal itu menjadi senang setiap berada di sampingnya dan menjaga hati si Yang kecil itu selamanya.

Bohong kalau dari kecil, Hyunjin tidak punya perasaan apapun pada Yang Jeongin. Masa kecil Hyunjin ia habiskan bersama anak tetangganya, mulanya memang bukan keinginannya dekat-dekat dengan anak kecil, tapi Hyunjin ingat betul Jeongin yang tidak ia kenal sama sekali sebelumnya merampas kompor mainan Hyunjin, ia bersusah payah mengejar sampai di ujung perumahan, tak diduga kompornya ia lempar ke selokan. Berhubung rumah Jeongin dekat dari sana, ia segera masuk ke dalam rumahnya lompat ke kasurnya meninggalkan Hyunjin terdiam di tempat.

Keesokan harinya lelaki itu datang meminta maaf, di pagi buta sekali. Ia bertekad membangunkan si malang Hwang yang matanya ternyata sembab, sebab semalam ia menangis pilu, kompornya sudah pergi maka ia tidak bisa berjualan apa-apa lagi.

Jeongin menggoyangkan tubuh Hyunjin yang dulu masih bulat, sekarang ia bongsor tetapi dengan kasur yang masih sama. Jeongin meminta maaf kepada Hyunjin tetapi ia bilang tak bisa mengembalikan kompor malang itu. Hyunjin yang mendengar kata "kompor" itupun menjadi galau kembali, akhirnya ia menangis tidak terima dibuatnya.
Dari hari itulah, akhirnya mereka menjadi dekat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 31, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Closer 《Hyunjeong/Hyunlix》Where stories live. Discover now