Camping

12.2K 945 9
                                    

Senyum Cacha yang cerah menjadi pemandangan yang pertama kali dilihat Adri ketika membuka pintu rumah.

"Ayo kita ikutan camping." Ajak Cacha tiba-tiba.

Adri mengernyit. Lelaki itu berjalan lebih jauh, masuk ke dalam rumah. Meletakkan tas di ruang kerja, lalu masuk kamar membuka jasnya untuk digantung rapi di dalam lemari. Sementara Cacha tetap mengikuti sambil menyerocos di belakangnya.

"Ya gitu. Anak-anak ngajakin. Kan udah lama banget nggak kumpul-kumpul bareng. Mumpung Ghani juga hari ini pulang. Komplit pasukannya," jelas gadis itu.

Tubuh tinggi tegap yang tadinya membelakangi Cacha, kini berbalik. Membuat mereka saling berhadapan. Cacha yang lebih pendek harus mendongak untuk menatap Adri, sebaliknya lelaki itu harus sedikit lebih menunduk.

"Yaudah, camping aja. Itu kan acara kumpul bareng jadi aku nggak perlu ikut kan?" Ucap Adri.

Gadis itu menghela napas, "ya tapi Rian aja ngajak Nanda, Dira juga ngajak pacar barunya, masa aku sendirian nggak ngajak-ngajak pasangan?"

Lelaki itu terdiam sejenak. Sebenarnya dia agak malas untuk pergi camping, toh sudah terlalu sering Adri pergi berkemah masuk pedalaman. Tapi satu hal mengganggu lelaki itu.

"Dira sama pacar barunya?" Ulang Adri.

Cacha memberi jawaban dengan mengangguk.

Bukannya tidak khawatir pada istri sendiri, tapi Adri percaya dengan para sahabat Cacha, hanya saja untuk kasus Dira, itu berbeda.

"Kapan acara camping-nya?" Tanya lelaki itu pada akhirnya.

----------

Mata Cacha mengerjap saat Adri memarkir mobilnya di sebuah pelataran parkir. Bersama dengan Nanda, Ia bergegas masuk ke dalam area camping yang ternyata jauh dari bayangan mereka.

Iya, pagi tadi Cacha dan Adri menjemput Nanda juga Rian untuk berangkat bersama ke tempat camping. Sementara Dira beserta pacar, menjemput Zi dan Ghani.

"Wah... ini sih bukan camping," komentar Rian.

Sementara Adri diam tak bersuara. Hanya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru area yang sekitarnya tertutupi hutan pinus.

Tidak lama mobil yang mengangkut sisa rombongan datang.

"Dir, Abang lo tuh!" Seru Zi. Suaranya terdengar jelas dari kejauhan.

Mata lelaki itu menatap lekat pada seseorang yang sedang memarkir mobil. Lalu berganti menatap sang adik.

Merasa Adri tertinggal di belakang, Cacha menghentikan langkah. Membiarkan Nanda dan Rian berjalan berdua, dia sendiri memutuskan untuk menghampiri suaminya.

"Mas," panggil gadis itu.

"Cha!" Seru Ghani dengan senyum lebar. Pemuda blasteran itu berlari kecil ke arah Cacha dan memeluk sahabatnya sangat erat. Entah tidak peduli, atau memang tidak sadar ada sosok Adri juga di sana.

"Pelak peluk sembarangan lo! Bini orang nih!" Hardik Zi sambil menarik kaos Ghani agar melepas pelukannya pada Cacha.

"Ya ampun, lupa! Sorry, Mas. Ampun, jangan tonjok gue." Ucap pemuda itu dramatis.

Adri hanya tersenyum singkat menanggapi. Sudah maklum. Dia tahu sekali bagaimana ikatan pertemanan the genks, begitu mereka menyebut diri.

"Mas, ini Revan. Van, ini kakak aku sama istrinya Cacha, sahabat aku," Dira menginterupsi. Gadis bermata cokelat itu memperkenalkan seorang lelaki berwajah blasteran pada Adri.

Mendadak Nikah 2 ( Complete ✔)Where stories live. Discover now