01 : Huang Renjun, 11 MIA 3

674 77 11
                                    

Namaku Rahayu Deviana.



























Enggak. Aku enggak ayu seperti namaku di atas.

Karena seperti kata orang, apalah arti sebuah nama? Semoga enggak cuman aku yang karakternya enggak sesuai sama nama sendiri. Meskipun enggak urakan, aku tetep enggak ayu dan susah buat begitu.

Umm...

Dari sekian banyak orang yang aku kenal, hanya satu orang yang memanggilku dengan cukup menggelikan. Bukan ayu, bukan pula nama panggilan dan nama lainku. Bukan.

Tapi …

























“Cantik.”

… begitu katanya, dan dia adalah …









































***

[+6281320xxxxxx]
21.45


[+6281320xxxxxx]

Permisi


Aku mengerutkan kening melihat pop up pesan dari orang yang enggak dikenal. Enggak ada niatan buat membalasnya. Aku coba tungguin tiga menit sambil kembali menyisir rambut karena mungkin aja dia bakalan memperkenalkan diri, tapi ternyata enggak.

Sebenarnya aku bukan tipe orang yang mudah ngasih nomor telepon ke seseorang, dan aku selalu ragu membalas pesan atau mengangkat panggilan dari orang asing.

Tapi begitu kubuka dan melihat foto yang dipasangnya, aku yakin dia salah satu siswa di sekolah di mana aku mengenyam ilmu.

Akhirnya karena takut penting, aku balas juga pesan anehnya.

[+6281320xxxxxx]
Permisi

Rahayu
Lewat aja enggak apa-apa

[+6281320xxxxxx]
Haha
Bisa aja

Rahayu
Ini siapa?

[+6281320xxxxxx]
Manusia

Rahayu
Alhamdulillah seneng bacanya

[+6281320xxxxxx]
Wkwkwk


Rahayu
Enggak penting = enggak bales yaa👌

[+6281320xxxxxx]
Eh penting, bales dulu


Rahayu
Jadi …?

[+6281320xxxxxx]
Kenalin, aku Huang Renjung kelas 11 MIA 3


Rahayu
Enggak tahu tapi—oke
Ada apa?

[+6281320xxxxxx]
Enggak apa-apa, sih





“Lah?”

Aku memilih enggak membalasnya lagi, mungkin aja dia belum selesai mengetik dan akan menjelaskan lebih rinci maksud perkenalannya. Cukup lama ditungguin, aku bisa langsung menyimpulkan kalau emang orang ini sebenernya enggak ada maksud buat chat aku.

Hah~ males kalau udah gini.

Akhirnya aku menggelengkan kepala dan menyimpan ponsel di atas nakas sambil merebah di atas kasur. Kupikir, “Mungkin orang iseng, udahlah.”

Tapi kalau ganggu lagi kayak hari ini ke depannya, udah blokir aja daripada diladenin, batinku memejamkan mata dan bergegas beristirahat.






























Tapi kalau ganggu lagi kayak hari ini ke depannya, udah blokir aja daripada diladenin, batinku memejamkan mata dan bergegas beristirahat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
CantikWhere stories live. Discover now