Iya, Aneh

31.7K 3.6K 146
                                    

Udah lama banget ya ga update huhu:(

Ada yang pada kangen nggak nih?

But, happy reading first :*

***

Area kampus sangat padat di jam sembilan pagi. Nara mengangkat totebag kuningnya ke atas kepala, berusaha menghalau panas matahari yang menyengat. Meski usahanya itu tidak sepenuhnya berhasil, minimal mukanya terlindungi. Maklum, skincare sekarang mahal.

Menurut penuturan dosen, kelas akan dimulai setengah jam lagi. Nara cukup senang, ia masih punya waktu untuk mencicil tumpukan tugas mata kuliah lain yang membuat kepalanya penat.

Saat melewati gedung FISIP, telinganya menangkap beberapa orang menyebut namanya dua atau tiga kali.

Perasaan nggak kenal sama anak FISIP sama sekali, deh.

Sekali lagi namanya disebut, nggak mungkin ada hantu panas-panas begini.

Saat ia menoleh, beberapa kerumunan laki-laki tertangkap basah menunjuk ke arahnya. Satu di antaranya adalah Bayu, kakak tingkat yang datang ke pesta bersama Anya seminggu yang lalu.

Semuanya berhenti menunjuk dan tampak menahan tawa saat Nara melempar tatapan bingung. Satu orang lagi tersenyum tipis padanya.

Dasar orang-orang aneh!

Sesampainya di muka kelas, ia menghela napas menatap deretan bangku belakang sudah terisi penuh. Hanya sisa beberapa bangku kosong di tengah dan depan.

Udah berangkat awal, tetep aja dapat deret sialan!

"Anak-anak tuh berangkat jam berapa sih?" Tanyanya pada Anya yang sudah lebih dulu nangkring di bangku ujung depan.

"Mana gue tau, orang gue baru dateng." Jawab Anya santai.

Tidak menyahut lagi, Nara mulai mengeluarkan beberapa lembar folio dan menulis essai di atasnya. Hingga dosen masuk dan menuntut Nara untuk berhenti dari kegiatannya dan fokus pada materi yang disampaikan.

***

Pertengahan hari sudah terlewati beberapa menit lalu. Nara menyecap es jeruk buatan Bu Aim, es jeruk terbaik sejagat raya, katanya. Sebab dengan segelas es jeruk itu, moodnya bisa meningkat drastis setelah sebelumnya tidak berhenti mengutuk tugas yang selalu menambah di akhir kelas.

"Parah ini manisnya kebangetan." Komentarnya.

Anya diam tidak menimpali, gadis itu justru asyik dengan ponselnya. Membuat Nara mengernyit penasaran.

"Chat sama siapa lo?" Tangannya merampas ponsel Anya dengan cepat.

Bayu. Nama itu tertera di chat sematan.

"Anjir gila lo serius sama Bayu?!" Pekik Nara membuat Anya buru-buru membungkam mulutnya dengan telapak tangan.

"Jangan kenceng-kenceng kenapa sih itu mulut." Gerutu Anya.

Beruntung suasana kantin cukup ramai, mampu menghalau pekikan kencang Nara barusan.

"Lo taken sama dia? Nggak cerita lo sama gue!"

Anya menghela napas pelan, "nggak taken, cuma deket doang. Tapi gue takut."

"Takut kenapa?"

"Ya gitu, dia kan cakep, temennya cantik-cantik, pasti bakal gampang dapet yang baru."

Nara tertawa renyah, "kalo sayang mah nggak bakal ninggal."

3600 Seconds from MerapiWhere stories live. Discover now