Song Recommendation : I'm Fine - BTS
///
Setelah mandi, Aecha berbaring di atas kasurnya. Ia memainkan handphonenya sambil memikirkan apa yang harus dikatakannya pada Jaemin.
Ia ingin memberitahu Jaemin soal proyek ayahnya, tapi ia takut Jaemin tidak bisa menerimanya.
Tiba tiba ringtone handphonenya berbunyi. Ia hampir saja melempar handphonenya saking terkejutnya.
Nama 'Na Jaemin' tertera di layar benda persegi panjang itu.
Aecha menetralkan nafasnya, ia hampir tidak bisa berfikiran jernih.
"Y-yeoboseyo?"
"Kamu udah dirumah?"
Pertanyaan Jaemin membuat Aecha sedikit bisa bernafas.
"U-udah. Kamu?"
"Udah dari tadi. Maaf ya, gara gara aku kamu jadi dimarahin sama appa kamu"
Terdengar nada penyesalan yang kental dalam setiap kata yang diucapkan oleh Jaemin.
"Engga kok. Appaku ga marah. Justru aku mau minta maaf sama kamu, kayaknya tadi appaku agak– ya... Kamu ngerti lah"
Jaemin tertawa di sebrang sana.
"Gwenchana... Aku kalau jadi appamu juga pasti bakal marah kok"
"Umm... Jaem"
"Ya?"
"Aku mau ngomong sesuatu... Tapi janji jangan marah ya"
"Ada apa emangnya?"
Aecha menggigit bibir bawahnya ia benar benar takut untuk mengatakan ini pada Jaemin. Ia takut Jaemin akan marah padanya.
"Soal rumah sehat tadi... Appaku bakal ngubah itu jadi cafe"
Aecha memejamkan matanya. Ia tidak siap mendengar bentakan Jaemin.
Sedetik
Dua detik
Tiga detik
Belum ada jawaban dari Jaemin. Aecha pun mengecek apakah sambungan telfonnya masih tersambung atau tidak. Dan ternyata masih.
Berarti memang Jaemin tidak mau menjawabnya
"Jaemin... Maaf.... Aku udah berusaha–"
"Cha... Nanti kutelfon lagi ya"
"Tapi–"
"Aku ga marah. Nanti kita omongin lagi. Bye"
Tut... Tut... Tut..
Disisi lain...
Darah membanjiri seprai dan baju yang dipakai Jaemin. Sudah lama ia tidak mimisan, dan sekarang darah yang keluar lebih banyak dari biasanya.
Jaemin mencoba menyekanya dengan tissue, tapi darahnya tak kunjung berhenti.
Dengan tenaga yang tersisa, Jaemin berjalan keluar meminta bantuan. Namun baru saja ia keluar kamar, kesadarannya hilang.
Semuanya gelap.
***
Aecha merasa ada yang tidak beres. Jaemin pasti menutupi sesuatu. Ia takut Jaemin benar benar marah padanya.
"Eotteokhae..." gumam Aecha sambil menggigit kukunya.
Tiba tiba saja Jeno menelfonnya. Ia sedikit terkejut, namun dengan cepat ia menjawabnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/199832271-288-k942723.jpg)
YOU ARE READING
Always Be [END]
Fanfiction[Love Maze-2] Yang belum baca cerita Love Maze, bisa dibaca dulu biar nyambung-✨ "Pernahkah kalian merasakan bahwa kehidupan mu seolah di permainkan oleh takdir? Ya, aku merasakannya. Takdir yang memisahkanku dengannya, namun takdir jugalah yang me...