44. A piece of the past

1K 150 5
                                    

"Seungyoun.. Kamu nggak tidur?"

"Enggak," dengan wajah setengah menahan kantuk, lelaki itu tersenyum tipis. Loui yang baru terjaga sejenak mencari-cari ponsel miliknya yang terselip di bawah selimut. Selama ia tertidur, benda pipih itu tak sengaja tertindih hingga membuatnya terpaksa harus bangun sebab di bagian punggung terasa tidak nyaman.

Gadis itu menghidupkan layar ponsel, ia melirik deretan angka yang terpampang di locksreen, "Ini udah jam tiga pagi dan kamu nggak tidur-tidur juga?"

Seungyoun mengangguk.

"Kenapa? Kepikiran sesuatu? Apa ada masalah?"

Rentetan pertanyaan tersebut di jawab dengan gelengan kepala. "Enggak ada. Cuma pengen liat kamu tidur aja."

Loui mendesis, tersenyum malas. "Aku kayaknya make pakaian lengkap deh, nggak mungkin kan alasan kamu nggak bisa tidur karena takut kebawa nafsu?"

"Ketahuan." Seungyoun nyengir, memamerkan deretan gigi depannya yang manis. "Kamu kalau tidur itu lucu, Nath. Bibir kamu sedikit kebuka, jadi pengen nyium. Tapi kalau aku cium takut kebablasan, makanya aku milih nggak tidur sambil liatin kamu. Biar bisa ngontrol diri."

Bola mata Loui merolling, "Masa iya kamu setahan itu nggak tidur semalaman cuma karena takut kebawa nafsu. Kalau gitu kenapa kamu nggak pindah aja ke kamar sebelah. Kan lebih aman, kamu nggak perlu nahan diri ngeliat aku."

"Ini apartemen siapa?" tanya Seungyoun, tiba-tiba.

"Kamu." jawab Loui, polos.

"Ya udah, serah gue dong mau tidur dimana aja. Kenapa jadi lo yang ngatur."

Loui berbaring lurus, tak lagi memiringkan badan menghadap Seungyoun. Perempuan itu mendesah panjang. "Ini masih terlalu subuh buat berantem, kalau kamu nggak nyaman mending aku aja lah yang pindah."

Belum seinci bergerak, lengan kurus si perempuan seketika tertarik. "Jangan marah.."

"Enggak marah. Aku kasian liat kamu nggak bisa tidur semalaman, aku tahu kok cowok itu tipikal manusia yang nafsuan. Lebih aman emang aku tidur di kamar satunya deh daripada di sini sama kamu. Untung kamu bisa kontrol nafsu, coba kalau enggak.. Aku nggak tahu deh bakalan jadi apa."

"Kan bisa pake pengaman, Nath."

Loui memelotot. "Pengaman?"

"Iya. Kalau nggak pengen hamil ya pake pengaman."

Gadis itu berbaring lagi, kembali menghadap ke kiri. "Pengaman itu apa?"

Krik krik...

Seungyoun meneguk ludah. "Pengaman.." dia menggerakkan bola matanya ke atas, fokus ke langit-langit kamar. Lalu ke samping lagi, menatap Loui. "Pengaman itu.. Kamu tahu barang yang biasa digunain setiap pasangan yang lagi pengen 'gituan' tapi nggak mau terikat bayi? Ya.. semacam itulah, masa nggak tau."

"Ohhh," Loui manggut-manggut. Seungyoun tersenyum "Ngerti kan?"

"Maksud kamu semacam pil gitu ya? Yang suka di konsumsi ibu-ibu semisal mereka lagi nggak pengen punya anak lagi."

"Waduh.. Dia nggak ngerti, Apa pura-pura bego?" Batin Seungyoun.

Seungyoun mencolek pipi Loui lalu tertawa. "Jangan pura-pura nggak tahu, kamu pernah nonton film the kissing booth lho. Aku liat film itu di laptop kamu."

"Aku lupa sama filmnya, itu kalau nggak salah tayang di netflix kan?"

"Nath.."

"Apa?"

Seungyoun perlahan bangkit, menyender di punggung kasurnya. "Aku tahu kamu nggak pernah pacaran sebelum sama aku, tapi rasanya nggak mungkin banget kamu belum paham sama yang begituan."

RUMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang