' The Case '

1.6K 97 7
                                    

Support me on Patreon (cek bio)
https://www.patreon.com/tiawattpad

🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔🚔

Gelap. Lembab. Bau kayu lapuk yang terendam air. Hanya ada suara tetesan air kotor dari keran berkarat, hembusan nafas yang terengah-engah dan bunyi kecipak saat sepatu mereka yang melangkah di lantai semen dengan beberapa genangan air hujan yang menetes dari atap yang berlubang.

Seseorang menyalakan senter kecil, sinarnya menerangi beberapa spot terdekat. Bersama temannya melewati pintu kayu yang berderit keras saat dibuka. Sinar senter mengarah ke tengah ruangan, ke sebuah kasur king size tanpa seprai, semakin ke atas terlihat sebuah kaki... semakin ke atas lagi, terlihat seorang wanita terlentang tanpa busana bersimbah darah di sekitar kepala, dada dan bagian kewanitaan.

"Ugh... " temannya menutup mata dan mulut.

"Krist cari sesuatu untuk menutupi mayat ini. Fiat hubungi markas, bilang kita sudah temukan korban"

"Ok / baik"

Krist mencari sesuatu di dalam lemari kayu di sisi ruangan. "Oh ketemu!" Krist mengambil sebuah kain lebar biru polos dan langsung menutupi seluruh tubuh yang sudah jadi mayat itu. "Singto, kira-kira apa Boss akan marah jika tahu kita membangkang?"

"Tidak. Mungkin gaji kita yang akan di potong"

"Aku sudah hubungi markas, sebentar lagi mereka kesini" Fiat yang melihat tubuh si mayat sudah ditutupi, ia menghela nafas lega karena menahan untuk tidak muntah tadi.

"Ok" sahut Singto. "Jadi sekarang, korban sudah di temukan. Lalu... siapakah pelakunya?"

"Apa perlu kita susuri tempat ini?" Tanya Krist.

Singto mengamati sekeliling ruangan sejenak. "Kau cari petunjuknya di sini dengan Fiat, aku... mau ke toilet" Singto pergi ke ruangan lain.

"P'Krist, apa... kira-kira P'Sing sudah tahu pelakunya?" Tanya Fiat.

"Entahlah, pikiran orang itu susah ditebak"

Krist dan Fiat menyusuri setiap sudut ruangan. Sementara di kamar mandi, Singto sedang berdiri diam menghadap sebuah cermin besar. Bayangannya terlihat samar terkena cahaya bulan yang masuk lewat jendela kayu yang terbuka.

"Jadi... apa yang kau lakukan pada wanita itu?"

"Oy Tuan Prach, anda bodoh atau dungu, ha?! Kau sudah lihat keadaan TKPnya, kan?"

"Luka di leher, bercak darah di tembok, dan pecahan beling di bawah kasur dan di sekitar dada wanita itu"

"Maaf aku ceroboh karena meninggalkan jejak, hehehe... aku membenturkan kepalanya di tembok, mencekiknya, melempar dadanya dengan botol miras. Lalu yang terakhir yang paling nikmat..."

"Kau memperkosanya"

"Kyahaha... itu yang paling kusuka. Dan wanita itu tak melawan... Kyahaha... "

"Tentu saja, dia sudah mati saat kau melakukannya, bajingan"

"Hey... mau kuberi petunjuk?" seringaian yang Singto benci itu muncul.

"... "

"Darahnya... merah pekat. Kyahahaha... seperti 'DIA' . Itu yang akan aku katakan jika aku jadi pelaku"

Pintu kamar mandi terketuk. "Singto! Singto!" itu suara Krist.

Bagai tersadar, mata Singto terbuka lebar. Keringat membasahi kening dan lehernya. "Urgh... Urgh... " Singto merasa mual.

[END] The Chaser - [SK]Where stories live. Discover now