01.

142K 5.3K 59
                                    

Menikah karena cinta atau menikah karena paksaan bukankah akan sama-sama berujung pada seberapa kuat kita mempertahankan pernikahan itu ? Lalu seberapa besar keyakinan kita pada pasangan masing-masing! Siapa yang tahu hati seseorang, karena orang ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Menikah karena cinta atau menikah karena paksaan bukankah akan sama-sama berujung pada seberapa kuat kita mempertahankan pernikahan itu ? Lalu seberapa besar keyakinan kita pada pasangan masing-masing! Siapa yang tahu hati seseorang, karena orang yang mungkin sangat mencintai mu hari ini belum tentu keesokan harinya persaan itu akan tetap sama!?

Itulah yang di yakini Tia Farnley setelah merasakan sakitnya penghianatan sang suami ah... lebih tepatnya kini mantan suaminya.

Ternyata selama dua tahun Tia hidup bersama Reagan, ia belum cukup untuk mengenal pria itu, Tia kira ia telah bengitu mengenal luar dalam pria itu tetapi nyatanya tidak demi kian. Masih ada banyak yang tidak ia ketahui tentang pria itu.

Dengan semangat dan senyum cerah yang terpantri di wajahnya Tia mengelap satu persatu meja di luar salah satu mini market dengan sangat lincah pagi ini walaupun perut buncitnya sudah mulai membatasi setiap pergerakannya, namun tak sedikitpun menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja agar ia bisa mencukupi semua kebutuhan calon bayinya yang tak akan lama lagi akan terlahir ke dunia ini. Karena ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Hidup tampa pria itupun ia mampu dan Tia tidak keberatan sama sekali walaupun harus membesarkan anaknya seorang diri, bahkan Tia sudah tidak sabar menantikan kelahiran bayinya, akan mirip siapa bayi mereka? Tia harap bayinya tidak mirip Reagan karena sekarang bayi dalam kandungan hanya miliknya seorang maka bayinya tentu harus mirip dengannya. Ya walaupun tak bisa di pungkiri pasti setidaknya akan ada sedikit kemiripan yang bayinya dapatkan dari Gen sang ayah, membuat Tia lemas bila memikirkannya.

Selama tiga bulan ini Tia hidup di pinggiran kota Milan dan beruntungnya dia bisa langsung mendapatkan pekerjaan di salah satu mini market yang cukup terkenal di sini, membuat Tia semakin yakin bahwa hidupnya akan semakin membaik lagi apa lagi pemilik mini market ini begitu baik terhadapnya. Tia sempat kagum pada wanita paruh baya itu karena bisa mengembangkan tokonya ini dengan baik walaupun hanya seorang diri.

"Tia"

"Iya, ada apa Caca?" Tia menghampiri teman kerjanya yang saat ini berdiri di pintu masuk toko dengan kedua tangannya memeluk bagian perutnya, menahan sakit.

"Bisakah kau menjaga kasir sebentar, aku sudah tidak tahan ingin ke toilet" mau tak mau Tia menyanggupinya kasihan juga ia melihat temannya yang sudah keluar keringat dingin karena menahan rasa mules.

"Iya, serahkah padaku"

"Terimakasih, aku tidak akan lama" Tia mengaguk walaupun ia tahu temannya itu akan kembali satu jam kemudian, Tiapun binggung sebenarnya apa saja yang di lakukan temannya itu selam satu jam di dalam toilet.

Tia merapikan sedikit penampilannya sebelum berdiri di balik meja kasir dan melayani beberapa pembayar yang telah mengatri di depan meja kasir.

"Empat puluh Euro" setelah menyebutkan nominal pembayaran Tia langsung menerima beberapa lembar uang kertas dari sang pelanggan.

The Beginning Of The Black Flower. [END]Where stories live. Discover now