Gabut tengah malam

3 1 0
                                    

"Ocaku"

Bagian 3

Kala larut malam kembali menyapa, dalam riunya suara-suara transportasi di ibu kota dengan sedikit kejenuhan aku kembali membuka layar ponselku.
Aku memeriksa lagi adakah gadis bernama Oca itu berbagi cerita hari ini. Ya, setelah berselang beberapa hari ia tidak terlihat membagikannya lagi.

Tapi kali ini lingkaran ceritanya kembali berisi, dan aku bergegas membukanya. Aku melakukan hal itu karena hanya dengan membalas story itu aku berani memulai percakapan dengan nya. Ya dengan beberapa alasan, mulai dari sedikit gengsi sampai takut karena mengganggunya. Yang ku tahu perempuan yang berparas cantik itu sombong, tetapi ia berbeda. Ia senantiasa membalas pesan dariku yang tak seberapa ini.

"Jangan senyum-senyum ca" begitu aku membalas ke kolom ceritanya. Dia membuat cerita boomerang kala itu dengan menampilkan senyum manisnya. Di hias dengan sebuah kaca mata hitam yang di pakainya kala itu. Beberapa saat kemudian "eh kok jangan.? Ada apa.?" Balasnya pesanku.
"Nanti aku ketagihan" balasku lagi dengan emot tertawa yang mengikuti di belakang kalimat itu.

Disini aku mulai dengan candaan-candaa biasa ala milenial. Ya gombalan begitu mereka menyebutnya. Gadis itu pun membalasku seolah dengan penuh penerimaan dan gembira, meski sejatinya aku tidak tahu keadaan asli dirinya bagaimana. Ya seperti yang kita tahu, orang-orang terlihat bahagia bukan berarti ia memang sedang bahagia, hanya saja ia pandai menyembunyikan luka kemudian memainkan drama dalam kehidupan.

Ia tertawa dengan candaan-candaan kecil yang ku hidangkan untuknya. Kemudian aku memberikan kata-kata yang seolah aku sedang di posisi yang tersakiti. Aku sedikit bercerita bagaiman seseorang yang di hianati dalam hubungan cinta. Disini aku berniat untuk menyinggung percakapan lama kami, dimana ia sedikit galau kala itu.

Nyatanya ia sudah salah paham. Ia malah mengira bahwa akulah orang yang tersakiti di dalam cerita itu. "Kamu kenapa.? Ada masalah.? Lagi galau ya ? Sini cerita sama aku" balasnya dengan penuh perhatian terhadapku. Aku semakin bingung untuk menjelaskan ini.  Ku putuskan untuk kembali menjadikan ini sebuah gombalan. "Gapapa kok ca, aku aman selama kau ada di sampingku" tulisku untuknya.

Semakin larut malam, chat kami semakin asyik. Aku yang terus memberikan ia canda seolah mulai terpukau dengan karakter wanita yang satu ini. Ia gadis yang cerdas, cakap, dan jokes kita benar-benar masuk saat itu. Tapi yang pasti sampai saat itu aku belum mencintainya.

Bersambung..

#Bora

Banda Aceh, 02 Novermber 2019

"Ocaku"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang