21 - Let Me Love You

22 2 0
                                    

Tema hari ke-21: Ambil buku terdekatmu, buka halaman secara random, dan gunakan kalimat lengkap pertamanya sebagai prompt.

Tema hari ke-21: Ambil buku terdekatmu, buka halaman secara random, dan gunakan kalimat lengkap pertamanya sebagai prompt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu malam. Tepat saat jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam tepat, terdengar pintu depan diketuk diiringi denting bel yang ditekan dua kali. Tata yang sudah menunggu di sofa ruang tamu bergegas membukakan pintu, sudah menduga siapa yang datang.

Noah.

Noah tersenyum lebar, membuat parasnya yang tampan terlihat manis di saat bersamaan. Cowok itu tanpa malu-malu menyodorkan satu buket besar bunga mawar pada Tata, membuat yang diberi bunga tampak terkejut sebelum ikut tersenyum.

Noah tidak pernah kesulitan atau canggung mengekspresikan rasa sayang pada Tata. Cowok yang malam ini mengenakan kemeja hitam polos denga dua kancing teratas dibiarkan terbuka itu lantas mendekat, mengalungkan sebelah tangan ke leher Tata seraya memajukan wajah. Tepat saat ia akan memberi satu kecupan lembut di bibir, sekonyong-konyong, Tata mendorong wajahnya, membuat Noah terdorong ke belakang.

"Hei," protes Noah seraya mengusap hidung mancungnya.

"Jangan bikin ulah. Enggak ada ciuman atau minta cium." Tata memutar bola mata jemu ketika dilihatnya Noah menyengir. "Tunggu bentar. Aku taruh ini di kamar dulu."

Ini adalah kencan pertama mereka sejak resmi berpacaran. Sabtu malam pula. Anggap aja malam mingguan, kata Noah ketika mengajaknya nge-date dengan nonton film dan makan-makan. Tata mengiakan setelah mendapat persetujuan Runa mengingat harusnya malam ini mereka mengerjakan tugas. Tugas tersebut lantas dikerjakan kemarin, membuat jadwal Tata benar-benar kosong malam ini.

Baru Tata akan melangkah, tiba-tiba saja, dua buah lengan meraih pinggangnya dengan gerak sehalus angin. Belum sempat Tata mencerna apa yang terjadi, satu kecupan lembut mendarat di pipi diiringi bisikan dari si pelaku, "kalau cium pipi boleh, kan?"

 Belum sempat Tata mencerna apa yang terjadi, satu kecupan lembut mendarat di pipi diiringi bisikan dari si pelaku, "kalau cium pipi boleh, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh, wow! Aku benar-benar enggak sabar nulis Imperfect Prince yang penuh soda bahahaha /ditabok

Oke, jadi buku yang kugunakan judulnya Personality Plus karya Florence Littauer. Kalimat pertama yang kujadikan prompt adalah sabtu malam pun datang.

Sasuga, Ray! Dari buku pengembangan diri jadi romance wakakakaka













The Light is Coming: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang