2. Di Tinggal Sendiri

6.8K 576 29
                                    

Pagi itu, Charlotte memutuskan untuk bangun lebih cepat dan bergegas keluar kastil. Meski pun udara dingin menusuk tulangnya, tapi tak mengurungkan rencana Charlotte untuk menikmati aroma pagi hari di Avening. Lima tahun terpaksa tinggal di tempat pengasingan membuatnya benar-benar merindukan suasana pagi di tempat kelahirannya ini. Jadi tidak heran, Charlotte begitu bersemangat untuk menikmati pagi pertamanya di Avening. Salahkan mantan calon tunangannya itu hingga membuatnya terpaksa mengasingkan diri ke Perancis begitu laa.

Tapi lupakan saja, Charlotte tidak ingin mengingatnya lagi. Mengingat bagaimana ia harus berjauhan dengan keluarganya hanya untuk sampai ke tahap ini membuatnya kesal. Untungnya pencapaiannya saat ini sesuai dengan apa yang diharapkannya. Kalau tidak, Charlotte pasti akan mengutuk mantan calon tunangannya itu sepanjang sisa hidupnya di dunia ini karena kehilangan banyak kesempatan bersama keluarga tercintanya.

Musim dingin akan segera tiba, tidak jarang terjadi hujan seperti yang semalam ini terjadi hingga membuat udara semakin dingin. Untungnya salju belum turun dan kalau pun turun, salju di Avening tidak terlalu tebal seperti tempat lainnya. Suhu dinginnya masih sangat bisa di terima tubuh Charlotte yang memang cukup rentan dengan udara dingin yang berlebihan. Daya tahan tubuh yang menyebalkan, rutuk Charlotte kesal.

Charlotte melangkahkan kaki perlahan menuju halaman depan kastil. Di luar, para pelayan sudah bekerja menyapu dan membersihkan halaman. Mereka memberi hormat pada Charlotte sebelum kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

Deretan pohon berjajar di kiri dan kanan jalan yang dilaluinya. Suara kicau burung terdengar entah di pohon yang mana. Suasana itu semakin memperlihatkan betapa asrinya Avening. Tidak ada keramaian dan hingar bingar yang memekakan telinga seperti yang terjadi di London atau pun di kota besar Perancis lainnya. Avening sangat tenang dan damai. Itulah yang sangat di sukainya dari tempat ini, tentu saja selain keluarganya sendiri.

Jika mengingat berapa lama ia meninggalkan Avening hanya karena rencana pertunangan sialan itu, tentu saja Charlotte merasa rugi. Ia melewatkan begitu banyak waktu menyenangkannya selama di Avening. Ia melewatkan beberapa musim dari pohon apel yang berbuah.

Padahal ketika musim itu sudah tiba, ia pasti akan selalu mencari pohon apel yang tengah berbuah dan siap di petik untuk menikmati buahnya. Tidak jarang Charlotte berbaur dengan warga Avening untuk ikut serta memetik apel di kebun-kebun. Charlotte benar-benar menikmati semua kegiatannya di Avening. Tapi sudahlah, apa yang sudah terjadi tidak patut untuk di sesali. Yang terpenting saat ini, ia bisa melakukan apa yang sering dilakukannya dulu meski pun harus menunggu sampai musim dingin ini berakhir.

Langkah kaki Charlotte berhenti ketika mendengar suara kuda di belakangnya. Ia menoleh dan menemukan Phillip yang mencoba berhenti tepat di depannya.

"Kenapa tidak memakai kuda?" tanya Phillip begitu ia menyentuhkan kakinya di tanah.

"Sengaja. Hanya ingin sekedar berjalan-jalan saja."

"Merindukan Avening, hem?" terdengar nada mengejek dalam suara Phillip tapi Charlotte mengabaikannya. Saudara kembarnya itu terkadang menyebalkan dan sering bertingkah semaunya sendiri. Jadi agar lebih aman Charlotte memilih mengabaikannya.

Keduanya berjalan pelan dalam keheningan sampai Charlotte menatap Phillip yang tengah menuntun kudanya, "Kau bisa berkuda kalau kau mau. Jangan pedulikan aku. Aku hanya ingin berjalan-jalan sampai di depan gerbang kastil saja."

"Aku temani."

"Aku bukan anak kecil yang tidak tahu jalan kembali Phill."

"Kau memang bukan anak kecil, tapi kau lebih merepotkan dari anak kecil, Lottie."

Charlotte memukul lengan Phillip dengan kesal, lalu menggerutu, "Aku tidak heran kalau sampai sekarang kau belum memiliki kekasih. Itu pasti karena kau itu menyebalkan."

My Fiance (Sequel Love Me&Finally)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang