Seokjin melambaikan tangannya ketika melihat Soobin keluar dari pintu taman kanak-kanak. Soobin yang melihat keberadaan Seokjin itu sontak berlari menghampirinya seraya membentangkan tangannya.
"Papa!"
Dengan segera Seokjin membawa Soobin ke pangkuannya. Ia mengecup gemas pipi Soobin yang memeluknya erat.
"Bagaimana kabar jagoan Papa ini, hm? Kau bersenang-senang di taman kanak-kanak?"
"Tentu saja, Papa!"
"Ah, anak manis.."
Seokjin kembali mengecup pipi Soobin. Soobin terkikik geli dan menenggelamkan wajahnya di leher Seokjin. Baru saja Seokjin hendak berbalik untuk pulang, tiba-tiba ia mendengar suara anak kecil memanggil nama anaknya.
"Soobinnie!"
Soobin sontak menoleh ke arah suara. Ia memekik senang ketika melihat siapa yang memanggilnya itu.
"Yeonjunnie!"
Seokjin pun menoleh ke arah suara. Dilihatnya Hoseok dan Yeonjun yang sedang berjalan menghampiri mereka. Seokjin tak dapat menahan senyumnya. Ia melambaikan tangan pada Hoseok.
"Hai, hai! Kini giliranmu untuk menjemput Yeonjun?"
Hoseok dan Yeonjun tiba di hadapan Seokjin dan Soobin. Seokjin dan Hoseok menurunkan Soobin dan Yeonjun dari pangkuan mereka dan membiarkan mereka bermain bersama. Hoseok tersenyum pada Seokjin.
"Minggu ini giliranku menjemput Yeonjun. Yoongi sedang sangat sibuk mengurus artis yang akan debut. Terkadang Yoongi mengeluhkan sikap mereka yang sulit diatur. Maklum, masih remaja."
Keduanya tertawa membayangkan Yoongi marah-marah pada anak-anak remaja itu.
"Oh, kalian akan makan siang? Makan sianglah bersama kami!"
Makan siang dengan Hoseok dan Yeonjun? Tentu saja Seokjin mau. Sebenarnya ia akan memasak untuk makan siang hari ini, namun makan siang dengan Hoseok dan Yeonjun menarik juga. Seokjin mengangguk, mengiyakan ajakan Hoseok.
"Kalau begitu, ayo!"
Mereka berempat pergi ke restoran yang dipilih Hoseok. Mereka memesan makanan dan mengobrol sambil menunggu makanan datang. Yeonjun dan Soobin sibuk bermain dengan boneka-boneka mereka.
"Bagaimana dengan keadaanmu, Hoseok? Bagaimana keadaan bayi kecil di dalam perutmu?"
Hoseok sontak tersenyum mendengar pertanyaan Seokjin. Ia mengelus perutnya lembut.
"Keadaanku baik dan bayi kecil ini pun juga baik-baik saja. Namun Yoongi harus tahan denganku yang hampir setiap malam muntah-muntah ini."
Seokjin memekik dan menutup mulutnya. Ia meraih kedua tangan Hoseok dan meremasnya.
"Astaga, itu berarti kau tidak baik-baik saja! Sudah kau periksa ke dokter? Apa kata dokter?"
"Ini merupakan hal yang biasa, Seokjin. Kau tidak perlu khawatir."
Seokjin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya. Hoseok kembali mengelus perutnya dengan sayang. Seokjin melihatnya dan tersenyum simpul.
Ah, Seokjin jadi ingin merasakannya juga.
"Kapan kau akan memberikan adik untuk Soobin, hm?"
Seokjin sontak terkejut pada Hoseok yang seolah-olah baru saja membaca pikirannya. Hoseok tersenyum miring pada Seokjin.
"Ayolah. Aku bisa melihat dari matamu bahwa kau juga ingin memiliki anak lagi, bukan?"
Seokjin menunduk, menyembunyikan pipinya yang kini merah merona.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bet
FanfictionSeokjin mencintai Namjoon, begitu pula sebaliknya. Namun salah satu dari mereka melakukan itu hanya untuk sebuah taruhan. Dia tidak sadar bahwa yang dilakukannya itu membuat sebuah perubahan besar bagi keduanya. It's Namjin ABO fanfiction.