Bagian 3

7 0 0
                                    

***

Cahaya mentari dipagi hari yang menembus jendela kamarku, berhasil membangunkanku. Dengan terpaksa aku harus membuka mata. "Hmm aku masih ngantuk, ini kan hari minggu, bisa lebih lama lagi kan aku tidur" batinku. Rasanya aku masih ingin disini. Namun tiba tiba aku teringat akan sesuatu, sesuatu ini benar benar berhasil membuka mataku dan membuatku bangkit dari kasurku. Iya. Daffa. Biasanya dia membangunkanku.

Aku langsung meraih handphoneku di atas meja. Berharap daffa memberiku kabar, ya setidaknya dia masih ingat aku. Akupun menghidupkan handphoneku. Dan.. humft.. tidak ada notif atau pesan dari daffa. Daffa kemana ya?. Kenapa dia menghilang? Atau..

Huss.. sudahlah. Tak baik berfikiran negatif terus. Iya, aku mecoba menghalau fikiran negatifku tentang daffa dan kirana.

Namun.. Mengapa sekarang aku takut? Takut lagi. Bahkan sangat takut.

"Daffa.. kak.. kamu dimana?"

Humf tuhan. Aku pasrah. Aku serahkan sekarang segalanya padamu. Aku tau, kau pasti tau apa yang terbaik untukku tuhan. Aku percaya itu. Hmm.. aku sampai lupa sholat. Dan akupun pergi kekamar mandi untuk berwudhu lalu setelah itu melaksanakan sholat.

Taklupa pula, kusebut namanya selalu dalam doa. Aku juga meminta agar segalanya baik baik saja. Dan kemudian aku teringat kirana. Entah kenapa, rasanya sekarang ingin mengenal dia, aku ingin bertemu kirana, ingin berbincang bincang dengan wanita baik itu.

"Ting" suara notif masuk dari handphoneku.

Setelah kubereskan tempat sholatku, aku langsung menghampiri meja tempat handphoneku berada. Aku duduk dikasur dan kuraih handponeku. Kulihat dan aku terkejut. Daffa. Iya. 11 notif masuk dari daffa. Seketika aku merasa girang dan senang. Dia masih mengingatku. Dia mencariku.

Akupun membuka pesan yang masuk itu. Oh astaga tuhan. Daffa menyepam membangunkanku, dia baru bangun ternyata. Aku merasa sangat senang. Akhirnya.

Chatingan pun terjadi pagi itu. Seperti pagi pagi ku sebelumnya, dia selalu berhasil membuatku senyum senyum dengan kata kata nya. Hmm. Sampai akhirnya pagi ini dia mengajakku untuk jogging bareng. Okey, why not?. Dan dia bilang, dia akan datang 20 menit lagi. Lalu chatinganpun berakhir. Dengan perasaan penuh kegembiraan aku bergegas bersiap siap untuk jogging bareng malaikatku, daffa.

***

Aku dan daffa jogging start dari rumahku menuju taman yang tak jauh dari rumahku. Sepanjang jalan tak habis lelucon yang dia berikan padaku, dia membuatku tertawa tak karuan.

Sampai akhirnya kami sampai ditaman dan duduk sejenak di bangku. Beristirahat.

"kakak beli minum dulu ya, kamu tunggu sini."katanya

"okey komandan. Tapi pinjam hp dungg, boleh?"

Daffa pun memberikan handphonenya padaku lalu pergi membeli minum. Seperti cewek lainnya, aku juga ingin tau dengan siapa saja dia berhubungan saat tidak bersamaku. Ku cek segala media sosialnya. Dan saat ku lihat, kontak terakhirnya hari ini.. huft.. astaga. Kirana. Nama kirana menjadi kontak terakhirnya hari ini setelah nama aku.

Ohh tuhan. Seketika aku drop. Jantungku rasanya diremas. Sakit. Kenapa rasanya menghujam seperti ini. Daffa..huftt.. itulah yang aku takutkan. Sudahlah, aku nyerah. Aku tak ingin memeriksa handponenya lagi, aku berhenti. Kutundukan kepalaku diantara dua kakiku dan ditutupi kedua lengan yang kusilangkan dikaki. Huftt..

"heii.. riza.."

Suara daffa mengejutkanku. Aku menoleh kearahnya yang menyodorkan botol minum ke aku. Huft, entah aku harus tersenyum atau sedih, tapi rasanya melihat mata dan senyuman itu, aku tak ingin dia pergi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KITAWhere stories live. Discover now