Part 4 - Hari Baik atau Buruk?

1.6K 112 45
                                    

"Ken, beneran nggak akan bareng Fifah pulangnya?" tanya Afifah untuk sekian kalinya pada Kenanga.

Kenanga memutar bola matanya malas, "Iya, Fifah, iya. Kena udah denger berapa kali Fifah nanya kayak gitu," ujarnya dengan sebal.

Afifah tertawa, "Fifah baik nawarin bareng,"

"Nggak mau, palingan Fifah pulang jalan kaki lagi, kan? Atau sama Danil? Kena nggak mau jadi obat nyamuk," ucap Kenanga  yang membuat Afifah semakin tertawa.

"Heh, enggak ya, Fifah dijemput sama Bang Rei," balas Afifah.

"Tumben Bang Rei jemput Fifah?"

"Nggak tahu kesambet apaan, emang dasar punya kakak labil banget." protes Afifah. "Eh, Ken kalo pulang nggak bareng Fifah terus bareng siapa dong?"

"Pulang sendiri, mungkin, naik ojol."

"Nggak sama Sam?" sindir Afifah.

Kenanga memasang muka datarnya, "Fifah selalu tau kalo Kena suka maksa Sam,"

Afifah tertawa, "Iya udah, paksa si Sam."

***

"Hai, Bang Rei." sapa Kenanga pada kakak laki-laki Afifah. Laki-laki tampan dengan perawakan tinggi itu tersenyum.

"Eh, hai Kena. Pulang bareng sama Fifah?" tanya Reihan dengan ramah. Huh, kalau saja Kenanga tidak terpesona pada Samudera, sudah Kenanga jadikan pacar, kakak sahabatnya itu. Kenanga tertawa dengan pemikiran konyolnya itu.

"Kena kenapa ketawa deh? Udah mulai gila?" tebak Afifah yang membuat Kenanga kesal.

"Hust," Raihan menyenggol adiknya yang memang asal jeplak itu.

"Apasih, Bang?"

"Itu omongannya kenapa, Dek." ujar Raihan geleng-geleng kepala.

"Biarin Bang, si Fifah emang suka asal jeplak sama Kena." timpal Kenanga.

"Tuh, denger Abang tua." cibir Afifah meleletkan lidahnya, mengejek pada kakaknya itu.

"Nggak tua."

"Tua, belum nikah, baru tahu rasa jomblo seumur hidup." Afifah tertawa.

"Abang bel-"

"Stop! Ini depan sekolah abang sama adeknya berantem mulu, nggak malu apa?" sindir Kenanga, perempuan itu menutup kedua telinganya sambil cemberut.

"Abang sih,"

"Ya, kamu duluan ngajak ribut,"

"Eh, udah! Malah diterusin," decak Kenanga.

Afifah dan Reihan menyengir bersamaan, sementara Kenanga hanya mencibir dengan kesal.

Tin!

"Sam!" Kenanga berteriak memanggil seseorang yang menekan tombol klakson motor besar-nya itu.

Afifah dan Reihan melihat ke asal suara, terlihat Samudera berenti di depan halte tempat mereka berpijak itu.

"Pulang?" tanya Samudera dengan kalimat yang sangat irit, Afifah melotot ketika suara Samudera yang menawari Kenanga untuk pulang bersama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Open Your HeartWhere stories live. Discover now