ㅡSix

4.2K 628 120
                                    

Ayo ramein biar aku semangat~

×××

Setelah malam panjang itu,hari-hari Rose perlahan berubah. Ia dan Jaehyun jadi jauh lebih sering bertemu,dan hal yang dilakukan keduanya tidak hanya berada di dalam kamar. Seringkali Jaehyun mengajaknya untuk makan di luar,berbelanja bersama,atau hal-hal lain yang biasanya dilakukan sepasang kekasih. Meski harus melakukannya penuh kerahasiaanㅡdibelakang Yeri maupun publik,namun Rose menikmatinya. Gadis itu merasa sudah menemukan kebahagiannya.

Ya,malam itu Rose sudah memilihnya. Menjadi selir dalam hati Jaehyun,meski dalam bayang-bayang hubungan pria itu dengan kekasihnya.

Tak hanya hubungannya dengan Jaehyun yang berubah,hubungannya dengan Doyoung pun ikut berubah. Namun bukan dalam arti positif,justru sebaliknya. Setelah Rose menceritakan hubungan barunya dengan Jaehyun,sejak saat itu pula ia merasa bahwa Doyoung perlahan menjauh darinya.

Jujur saja,Rose merasa kehilangan. Doyoung baginya sudah menjadi sosok sahabat terdekatnya. Pria itu lah yang paling mengetahui segala tentangnya,termasuk sisi tergelap dirinya yang bahkan Jisoo,Jennie,maupun Lisa tidak mengetahuinya.

×××


Senyum Rose mengembang sempurna tepat setelah dosen menutup pertemuan kali ini.

Hari ini,ia dan Jaehyun sudah membuat janji untuk menonton film yang sudah lama Rose nantikan.

Sementara mahasiwa lain sudah meninggalkan kelas,Rose masih duduk diam di tempatnya. Berkutat dengan ponsel,mencoba menghubungi Jaehyun guna menanyakan tempat bertemu keduanya. Namun Jaehyun tak kunjung menjawab panggilan.

Mungkin kelasnya belum selesai. Begitu pikir Rose,sehingga ia beralih membuka aplikasi chat. Berniat meninggalkan pesan untuk kekasihnya.

Tepat saat Rose akan mengetik lebih jauh,tiba-tiba pesan dari Jaehyun masuk. Begitu membaca keseluruhan pesan,senyum Rose perlahan pudar.

::::

ㅡJung Jaehyunㅡ

|Sugar,maaf sepertinya janji kita hari ini harus batal.
|Aku harus menghibur Yeri.
|Kondisinya sedang tidak baik,aku tidak bisa meninggalkannya saat ini.

::::


Rose ingin marah,ia jelas cemburu. Namun nyatanya ia tidak memiliki hak untuk cemburu. Posisinya bagaimanapun sebagai si nomor duaㅡsosok bayangan diantara hubungan sepasang kekasih,dan jelas ia bukan lah prioritas Jaehyun.

Rose menghembuskan nafas berat,sebelum akhirnya kembali menaruh ponselnya. Tak berniat untuk membalas pesan Jaehyun.

Tepat saat Rose melangkah keluar kelas,saat itu juga ia berpapasan dengan sosok ketiga sahabatnya.

"Astaga,kami dari tadi sudah menunggumu di depan gerbang jurusan. Kenapa baru keluar kelas?" cerocos Jisoo seraya menggandeng lengan kiri Rose. Sementara Lisa dan Jennie sudah berjalan terlebih dahulu,tak jauh di depan keduanya.

Rose mencoba menarik kedua sudut bibirnya,membentuk seulas senyuman tipis.

"Ah,tadi ada yang harus aku urus dulu."

"Sudah selesai?"

Rose langsung menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Setelahnya Jisoo mulai mengoceh kembali,bercerita akan beberapa hal yang baru dialaminya. Salah satunya tentang kedekatannya baru-baru ini dengan senior Park Jinyoung.

Rose sesekali tertawa,menanggapi cerita Jisoo yang entah kenapa di mata Rose terlihat lucu. Hanya mendengar ocehan Jisoo,hati Rose perlahan terasa lebih baik.

Memang sahabat lah obat terbaik dikala hati tersakiti.

×××


Jisoo mengajak ketiga sahabatnya,sekaligus adiknya untuk mendatangi salah satu pusat perbelanjaan di Seoul.

Alasan utama Jisoo mengajak Doyoung sangatlah sederhanaㅡuntuk menjadi supir sekaligus orang yang membantunya membawa barang belanjaan. Doyoung tidak masalah,hitung-hitung menjaga kakaknya. Begitu pikirnya.

Bukan sebuah kebetulan Jisoo dan Doyoung sama-sama single.

Orangtua mereka melarang keduanya untuk berkencan,karena memang pasangan untuk keduanya sudah disiapkan melalui perjodohan yang akan datang.

Niat awal mereka memang berbelanja,namun karena perut ssudah menjerit,kelimanya memutuskan untuk mengisi perut di salah satu restoran.

Doyoung yang memang biasanya lebih banyak diam,kali ini jauh lebih diam dari biasanya. Rose juga dapat merasakan Doyoung yang terang-terangan menghindarinya.

Namun Rose mencoba bersikap tenang,seolah tidak ada yang tejadi. Tidak ingin ketiga sahabatnya tahu akan kerenggangan yang tengah terjadi diantara ia dan Doyoung.

"Kemarin Yeri gimana? Kamu mengantarnya sampai kamar,kan?" tanya Jisoo yang ditujukan pada adiknya,namun ketiga sahabatnya yang berada di satu meja yang sama jelas mendengarnya.

Doyoung hanya mengangguk,tak berniat menjawab pertanyaan Jisoo dengan bibirnya.

"Ada apa dengan Yeri? Apa kemarin dia mabuk?" Lisa yang memang suka nimbrung,tanpa malu menanyakan hal yang seharusnya bukan menjadi urusannya.

Sesaat Jisoo tampak ragu menceritakan masalah yang menimpa adik sepupunya tempo hari,namun karena ia rasa ketiga sahabatnya bukanlah sosok dengan mulut bocor,pada akhirnya Jisoo menceritakannya.

Tak dapat dipungkiri ada secercah rasa senang dalam diri Rose usai mendengar cerita Jisoo.

Fakta bahwa Jaehyun menolak untuk menyentuh Yeri,dan lebih memilih untuk menyentuhnya,berhasil membuat hati Rose berbunga-bunga.

Gadis itu merasa bahwa posisinya dengan Yeri seolah seri. Mungkin Rose belum bisa memiliki seluruh hati Jaehyun,namun setidaknya ia sudah memiliki tubuh pria itu.

Rose baru saja akan menyusul ketiga sahabatnya yang sudah beranjak meninggalkan restoran,hingga tanpa diduga Doyoung memanggil namanya,membuat Rose refleks memperlambat langkahnya.

"Jaehyun lebih memilih menyentuhmu,bukan berarti ia lebih mencintaimu. Justru sebaliknya," ungkap Doyoung secara tiba-tiba.

Rose kali ini menghentikan langkahnya. Dengan kening mengerut ia lantas berbalik ke belakang,mempertemukan netranya dengan netra Doyoung yang tengah menatapnya datar.

"Jaehyun tidak ingin menyentuh Yeri,karena ia lebih mencintainya. Pria itu lebih menghargainya sebagai wanita,sekaligus sebagai kekasihnya." lanjut Doyoung kembali,masih dengan tatapan datarnya.

Perlahan Doyoung melangkah mendekati Rose dengan kedua tangan terlipat,sementara gadis itu hanya diam terpaku. Kata-kata Doyoung benar-benar menusuk hatinya sampai lidah maupun tubuhnya berubah kaku. Tak sanggup untuk membalas perkataan pria itu.

"Faktanya menjadi kekasih kedua Jaehyun tidak merubah kenyataan bahwa posisimu hanya sebagai pemuas hasratnya."

Doyoung melirik sinis Rose,sebelum akhirnya melangkah mendahului gadis itu. Meninggalkan Rose seorang diri dengan hati yang sukses Doyoung hancurkan.

×××

Mulai sekarang aku tentuin target buat next part.

(40+ vote) + (10+ komen) baru aku next ya ~

[ii] SecondDonde viven las historias. Descúbrelo ahora