Love That Can't be Had

1.9K 240 61
                                    

~°~°~°~

Di pagi hari yang cerah, dia lapangan panahan yang disediakan untuk latihan prajurit kerajaan. Gadis cantik dengan mata coklat indah itu sedang menatap tajam sasarannya.

"Sssyuuuut"

Bendera diayunkan prajurit yang sedang menunggu latihan sang putri cantik itu.

"Tembakan mengenai sasaran"

Putri cantik itu tersenyum cantik melihat panahnya yang mengenai tetap di tengah sasaran.

"Wah Putri Jaemin selalu menjadi yang terbaik dalam memanah" seru haechan sambil menatap kagum sasaran panahan jaemin.

"Hi Seo Haechan, bukankah kau juga mahir sepertiku, aku mohon jangan berlebihan seperti itu mengerti" omelnya sambil menatap haechan tajam.

"Oh ayolah, kau terlalu kaku Putri" rajuknya sambil memanyunkan bibirnya.

"Sekarang giliranmu, dan kemana Hwang Injun bukankah dia juga ingin ikut berlatih memanah?" dahinya mengerut bingung.

"Hmmm, sepertinya dia lebih suka ke dapur istana dan perpustakaan kerajaan daripada memanah seperti kita" ucapnya dengan nada mengejek.

"Oh atau mungkin dia ingin menemui Jeno Orabeoni" serunya sambil tersenyum misterius.

"Ahh aku tidak mau tahu tentang itu" tersenyum tipis dan mulai memanah.

"Syuuuuttt" tembaknya meleset sedikit.

"Tembakan tidak mengenai sasaran"

"Haechan, apa kau baik-baik saja" tatap jaemin cemas.

"Aku akan segera dinikahkan jaemin, aku bukan gadis sebebas sekarang nantinya, dan aku menikah dengan orang yang tidak aku cintai, menurutmu bagaimana perasaanku" matanya menyendu menahan tangis.

"Aku merasakan kesedihanmu tapi aku yakin pilihan Minhyung Orabeoni adalah yang terbaik untukmu" menatap sendu haechan.

"Kau tau bukan siapa yang aku sukai jaemiiinie~" menunduk sambil memukul-mukul dadanya keras.

Sang putri kemudian memeluk erat sahabat manisnya itu. Dan mengelus-elus punggungnya.

"Haechan, aku tau semuanya tentangmu dan aku tahu ini berat tapi kau harus ikhlas menerima semua ini, karena dibalik ini semua dewa sudah menyiapkan yang terbaik untukmu, aku yakin kau akan bahagia bersama Yookhee Orabeoni"

"Tapi aku tidak mencintainya, aku sudah mencintai orang lain, dan kau sudah sangat tau orang itu siapa" memeluk jaemin dan mulai menangis.

"Jangan menangis aku mohon, maafkan aku karena tidak bisa membantu dalam hal ini, aku benar-benar payah sebagai sahabatmu yah" mulai ikut menangis.

Di sisi kanan arena pahanan, terlihat Putra Mahkota menatap sendu kedua gadis cantik yang sedang menangis itu. Khususnya yang berada di dalam pelukan adiknya. Gadis yang ia cintai, Seo Haechan.

"Maafkan aku Haechan, aku benar-benar pencundang yang tak bisa mempertahankanmu, semoga kau selalu bahagia" bisiknya sambil menatap sendu gadisnya.

°°°°

Pavilliun Jang Mi

"Pemilihan Putri Mahkota akan dilaksanakan setelah pernikahan anak perempuan Bangsawan Seo, Jungjeon Mama"

Sambil menjahit pakaian di pangkuannya dengan indah dan cantik, Sang Ratu pun menjawab dengan tenang.

"Baguslah jika itu semua terjadi sesuai dengan rencana, kuharap Putra Mahkota tidak mengharapkan gadis itu lagi"

"Nde Mama, 1 bulan setelah pernikahan itu pemilihan akan segera dimulai"

"Aku tidak sabar bertemu dengan menantu kesayanganku, aku yakin Putri keluarga Hwang adalah yang terbaik" serunya dengan mata berbinar senang.

Setelah sulamannya selesai, dia mengangkat baju itu dan menatapnya dengan penuh suka cita.

"Ini baju pertama yang akan aku berikan untuk menantu kesayanganku"

"Jungjeon Mama" sang dayang menatap ratunya dengan tenduh.

"Nde Dayang Han"

"Tetaplah tersenyum bahagia seperti itu, saya merasa bahagia melihat Jung-jeon Mama bahagia"

"Dayang Han, terima kasih atas perhatianmu dan aku berharap doamu terkabulkan" ucapnya lalu tersenyum dengan cantiknya.

~°~°~°~

Ditatapnya sendu sang kakak yang sedang berlatih memanah.

"Orabeoni"

"Apa yang membuat adik manisku datang kemari" tanya jeno tanpa menoleh.

"Orabeoni, tidak menentang pernikahan Haechan? Kenapa? Apa Orabeoni sudah tidak mencintainya lagi?" tanyanya penuh rasa kesal.

"Aku tidak tahu" jeno menunduk menatap sendu kakinya.

"Apa maksud Orabeoni" dahinya mengerut bingung.

"Aku sudah mengatakan keinginanku untuk menikahi Haechan kepada Eomma Mama, tapi Eomma Mama tidak bisa melakukan apapun karena Haechan tidak bisa mengikuti pemilihan Putri Mahkota dan dia sudah mendengar bahwa Haechan akan segera dinikahkan dengan anak Penasihat Hwang, kau pikir aku bisa apa sekarang Jaemin" ceritanya dengan penuh kesedihan.

"Tapi dengan kekuasan Appa Mama, Orabeoni bisa meminta kepada Appa Mama, kenapa berhenti begitu saja, cinta harus diperjuangkan Orabeoni" ucap sang putri mengebu-gebu.

"Tidak bisa JaeminHaechan tidak bisa mengikuti pemilihan karena ibunya sudah tiada, aku mengerti posisi Appa Mama, dia tidak bisa berlaku sesuka hati pada siapapun walaupun Seo Ajjushi adalah sahabatnya, dia adalah raja dan semua perilakunya itu cerminan untuk rakyatnya, jadi lebih baik aku mengalah untuk Appa Mama dan kebaikan Haechan sendiri" ucapnya sambil menatap jaemin serius.

"Orabeoni" menatap sendu kakaknya, memeluknya erat lalu mulai menangis.

"Hi adik cantikku, disini aku yang patah hati lalu kenapa kau yang menangis" ia memeluk dan mengeelus- elus kepala adiknya.

"Orabeoni, ingatlah aku akan selalu ada disisimu, aku ingin kau bahagia selalu" ucapnya sambil terus menangis tersendu-sendu.

"Ketahuilah Uri Jaemin, cinta itu tak harus selalu memiliki, mungkin Haechan bukan cinta yang bisa kumiliki" ucapnya sambil tersenyum sendu.

~°~°~°~

Mohon maaf aku bakal bikin kisah Nohyuck dan Noren dulu, mungkin sementara waktu aku bakal fokus sama mereka dulu, semoga kalian suka yah.

-tokkinim-

Painful Love (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang