10

17.1K 2.1K 86
                                    









"Kau itu hanya hama, datang tiba-tiba ke kehidupan Jungkook. Mengganggu hubungan kami berdua."



"Kenapa kau tidak kembali ke ibumu saja?!"


























Semua orang melirik, bahkan beberapa berbisik. Taetae berjalan sambil meringis. Tangannya digandeng perempuan dewasa yang berjalan disampingnya.

"Astaga dia lagi─ apa bakal seperti di drama, ibu tiri yang jahat?"

"Aku lebih suka jika bos melajang saja, kasihan anaknya."

Sampai di ruangan papanya ternyata sudah ada Paman Jimin juga. Taetae bertanya dalam hati, kenapa tidak mereka saja yang menjemputnya?

Dia kemudian berjalan menuju sofa, mengistirahatkan kakinya yang terasa perih. Ada Paman Jimin mendekat.

"Sekolah bagaimana?" Jimin duduk disampingnya.

"Tadi diajari berhitung sama ibu guru," jari-jari kecil Taetae bergerak. Menghafal apa yang dia pelajari di sekolah. Beberapa urutan angka memang masih salah, kadang terbalik dan Paman Jimin beberapa kali membenarkannya.

Jimin menangkap suatu keanehan ketika anak disampingnya berbicara. Kadang ada ringisan di wajahnya, dan jika dilihat-lihat celana sekolahnya sedikit kotor.

Benar, di lutut Taetae ada luka. Meskipun tidak parah tapi yang pasti membuat anak kecil akan merasa kesakitan. Apalagi masih terbuka, pasti tergesek celananya beberapa kali.

"Taetae kenapa?" Jimin melihat lututnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"T-tadi jatuh disekolah─ waktu bermain," tidak berani berkata jujur. Pacar papanya yang masih berdiri disana melihatnya tajam.

Jawabannya memang sudah dirancang, dia harus berbohong ketika ditanya.

















"Kamu tidak bohong?" Taetae hanya diam. Paman Jimin duduk di depannya terlihat serius. Dia takut.

Luka di lututnya sudah di tutup dengan plester bergambar dinosaurus kecil-kecil. Jimin yang membelikan, sekaligus membawa keluar Taetae dari ruangan papanya. Biarkan saja Jungkook sibuk dengan pacarnya, dia tidak peduli.

Tapi Jimin sadar, jika anak kecil di depannya ketakutan ketika ada Eunha.

"Apa Papa akan menikah sama Tante yang di dalam?"

Jimin tidak pernah menyangka, Taetae akan bertanya pertanyaan seperti itu.



















Taetae diam, sendiri duduk di belakang. Papanya di depan, di sampingnya ada Eunha. Taetae mendengarkan mereka bicara. Di tidak begitu mengerti pembicaraan orang dewasa. Tapi papanya beberapa kali terdengar tertawa.

Dia menjadi sedih, sendirian diacuhkan.

Taetae pindah ke depan ketika perempuan di samping papanya sudah turun.

"Lain kali hati-hati," tangan besar Jungkook mengelus lutut anaknya yang ditempel plester. Taetae hanya mengangguk.

Dia ingin bertanya sesuatu.

Apa dia akan menjadi Mama Taetae?

Tapi itu tidak pernah keluar dari mulutnya. Taetae tidak punya keberanian untuk bertanya.

Dialah pengganggunya disini, datang di kehidupan papanya secara tiba-tiba.

Itu yang dia tangkap dari apa yang dikatakan pacar papanya ketika tadi dalam perjalan pulang hanya ada mereka berdua.























Di hari berikutnya ketika pulang Taetae mengalami kecemasan. Ketika teman-temannya sudah banyak yang pulang. Dan hanya tinggal sedikit anak yang tersisa di sekolah.

Taetae hanya bisa berharap jika yang datang menjemputnya bukan pacar papanya lagi.

"Hai─" kebiasaan Taetae adalah menunggu di ayunan ketika menunggu jemputan. Kepalanya mendongak ketika ada yang memanggil menyapanya.

Taetae sangat kenal suara ini. Dia langsung melompat turun dari ayunan dan langsung berlari memeluk laki-laki yang sudah berjongkok tidak jauh di depannya.

"Kenapa sedih?" mata Taetae memang sudah berkaca-kaca. Tapi dia menggeleng.

"Cuma kangen saja," ada senyum lebar di wajah Taetae.

"Taetae pernah lihat Paman Pucat waktu pergi sama Papa dan temannya. Tapi tidak berani memanggil."

Kemudian dia digendong oleh laki-laki yang datang padanya.




Taetae diantar sampai lobi kantor papanya. Beberapa orang sudah hafal dengan anak kecil yang sering berkeliaran di kantor Jungkook.

"Paman tidak ikut?" tangan Taetae masih belum melepas gandengan tangan laki-laki dewasa di sampingnya.

"Paman harus pergi, kamu bisa ke ruangan papamu sendiri kan?" Taetae mengangguk. Dia memang sudah hafal, dan disini pasti banyak orang yang mau membantunya.

"Tapi nanti sering ketemu sama Taetae ya?"

"Iya," laki-laki di depannya menjawab singkat.

"Janji?" Jari kelingking disodorkan.

"Janji," lalu keduanya tersenyum.

Taetae akhirnya pergi sendirian ke ruangan papanya. Dan laki-laki yang tadi mengantarnya berbalik.

Bersamaan dengan datangnya Jimin ke tempat Jungkook, membuat keduanya saling berpapasan.

"Hyung kumohon!" Jimin lebih dulu mencekalnya sebelum dia melarikan diri.

Tapi hanya pandangan sinis yang dia dapat.

"Tidak ada kesempatan lain untuk bajingan sepertimu, Park."























tbc







Kan aku pernah nulis, Jungkook sama Jimin itu aslinya sama aja :))

Kan aku pernah nulis, Jungkook sama Jimin itu aslinya sama aja :))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SPARKLE [end]Where stories live. Discover now