just jimin 2

15.4K 1.7K 91
                                    






Minyoon itu kalo jadi pasutri, Jimin penyanyang. Bucin banget sama istrinya. Tipe suami takut istri sebenarnya, kalah mulu sama Yoongi. Terus Yoonginya galak. Tsundere.

Tapi ya, namanya Jimin kalopun dia ngalah terus sama Yoongi. Di kasur tetep dia yang menangan 🌚
















Mimpi apa semalam? Rasanya bahagia, sampai ingin tersenyum terus.

Memang bocah kecil anaknya Jungkook itu sepertinya membawa keberuntungan. Lain kali aku akan berterimakasih padanya, mungkin dengan datang membawa mainan.

Aku Park Jimin, merasa hubunganku dengan Yoongi-hyung bakal ada perkembangan.

Salah satu indikatornya ya seperti sekarang, aku dan Yoongi-hyung tidur satu ranjang di bawah selimut yang sama.

Rasanya sudah lama tidak begini. Aku jadi kangen, karena sejak Yoongi-hyung marah padaku aku jadi banyak main solo. Tidak ada selera dengan yang lain, namanya juga sudah cinta. Yah meskipun kadang masih genit, tapi tidak sampai main tidur-tiduran dengan yang lain.

Kejar target, harus bisa menikah dengan Yoongi-hyung.

Untuk saat ini, aku hanya bisa menikmati apapun yang selagi ada. Contohnya sekarang, karena aku sedang ada di samping Yoongi-hyung yang tertidur. Kelelahan mungkin, karena habis itu.

Inginnya aku mau memeluk tubuhnya. Tapi tidak jadi, Yoongi-hyung akan marah jika tidurnya terganggu. Dan aku tidak mau menghancurkan momen indah ini.

Namun mimpi indah di pagi hari harus selesai.

Aku tidak mengerti, ketika aku bangun dan Yoongi-hyung sudah menatapku dengan pandangan yang bengis seperti ingin membunuh.

Begitupun ketika tangan halusnya mampir ke pipiku. Aku sih sebenarnya rela saja, dipukuli lebih banyak lagi. Asal Yoongi-hyung tetap disini. Lagipula tenaganya seberapa besar sih dibandingkan aku? Semalam baru dua kali saja sudah lemas.

Dia langsung pergi, padahal kemarin malam baru tidur-tiduran bersama.

Salah apa sih aku? Padahal sudah kusayang-sayang.

Tapi tunggu sebentar, ponselku yang biasanya ada di nakas kok jadi berpindah di atas kasur tempat tadi Yoongi-hyung berada.

Dan aku baru sadar akan kebodohanku. Ponselku kuncinya sudah terbuka. Aku memang tidak pernah menggantinya dari dulu. Masih tetap sama, dan Yoongi-hyung juga tahu.

Dia pasti membaca semuanya. Sekarang jadi kacau. Yoongi-hyung pasti marah sekali padaku.

Lain kali aku harus menghapus semua riwayat percakapanku kalau mau tidur dengannya.

















Aku jadi makin frustasi ketika Yoongi-hyung tidak bisa kuhubungi. Yah, berkali-kali nomorku di tolak ketika meneleponnya. Untung saja tidak sampai di blokir.

Mungkin aku harus datang sendiri padanya.

Dan kali ini tanpa membawa bocah kecil itu lagi. Taetae pasti sekolah, tidak mungkin aku menculiknya.

Jadi di sinilah aku sekarang. Masih di dalam mobil, merancang kata-kata untuk Yoongi-hyung agar memberiku maaf dan belas kasihan. Terserah kalian menyebutku bucin atau bagaimana. Aku tidak peduli lagi.

Tapi belum sampai selesai, aku melihat mobil milik Yoongi-hyung keluar dari gedung tempat tinggalnya.

Mau kemana dia?

Teleponku saja tidak diangkat, jangan-jangan mau bertemu dengan laki-laki lain? Masak Yoongi-hyung selingkuh?

Karena itu aku harus mengikutinya.

Aku menjaga jarak dengan mobil Yoongi-hyung yang ada di depan. Kupikir dia bakal berselingkuh di mall atau restoran, tapi ternyata tebakanku salah.

Mobilnya mengarah ke bandara. Aku juga ikut masuk ke sana, sengaja memperlambat laju mobilku dan parkir agak jauh dengannya. Aku mengikutinya lagi ketika dia masuk ke area kedatangan dan duduk di salah satu kursi stainless yang ada di sana.

Pasti menunggu seseorang? Aku penasaran dengan selingkuhannya.

Lalu aku mencari tempat persembunyian. Ada tempat duduk lain yang posisinya agak jauh, tapi aku masih bisa melihat Yoongi-hyung dari sana.

Karena itu aku duduk di sana. Sampai agak lama dan aku mulai bosan.

Tapi saat itu aku melihat Yoongi-hyung berdiri, dia lalu berjalan cepat.

Disana ada laki-laki lain yang menyeret koper besar. Lebih tinggi dari Yoongi-hyung, memakai mantel. Wajahnya tertutup masker.

Mereka berpelukan, dan aku disini sendirian jadi mulai emosi. Kurang ajar, berani-beraninya dia merebut Yoongi-hyung dariku.

Tapi tunggu dulu, dari rambutnya sepertinya aku kenal. Kenapa mirip dengan warna milik anaknya Jungkook?

Aku memperhatikan lamat-lamat ketika laki-laki yang tadi di peluk Yoongi-hyung mulai membuka maskernya.

Dari kejauhan aku bisa melihatnya. Meskipun hanya bertemu beberapa kali, samar-samar aku ingat.

Dia memang cantik sih, tapi di mataku Yoongi-hyung tetap yang paling cantik.

Itu pasti ibunya Taetae, cara tersenyumnya bahkan sangat mirip dengan anaknya.

Dan sekarang aku harus memberi tahu si bodoh Jungkook.

























done


Aku kalo nulis bagiannya Jimin sama Yoongi bawaannya pengen ketawa mulu. Pengen nanti dibikin spin off cerita mereka kalo ini selesai.

Efek, munculnya Taehyung emang luar biasa banget.

Tapi aku nggak bakal semudah itu, bikin kooktae bersatu sama anaknya 😊




Tapi aku nggak bakal semudah itu, bikin kooktae bersatu sama anaknya 😊

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Yank, gak kasihan sama perkututku?"

"Gak!"

"☹️"

SPARKLE [end]Onde histórias criam vida. Descubra agora