Prolog

3.6K 272 67
                                    

Raden memelankan laju motor saat sudah sampai di lokasi. Bersamaan dengan anggota Gang Quer, semuanya menuju ke arena balapan liar yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Nando melihat Raden dkk yang baru datang dengan kesel, "Kalian mau balapan apa mau kondangan? Lama amat, harus pakai Skincare dulu?!"

"Siapa suruh lo nunggu?" Kata Bima yang membuat Nando semakin kesel.

"Anjrit!"

"Sorry sorry bro, kita telat." Kata Ersa meminta maaf ke Nando yang emosinya sudah diubun ubun.

"Hm." Jawab singkat Nando menganggukkan kepala.

"Persis." Kata Guntur melihat cowok blasteran Indonesia-Korea begitu mirip dengan kelinci.

"Jangan bilang kelinci." Tebak Nando yang sudah biasa disamakan dengan hewan yang bernama kelinci.

Guntur menahan tawa, "Emang kelinci."

"Paling jelas, gue itu manusia." Mencoba sabar akan pembullyan ini.

Ipul mendekat, "Sebelas duabelas."

"Sudah! Kaya anak kecil kalian." Adam melerai.

"Si kambing tu yang mulai." Nando menunjuk Guntur.

"Kok gue? Males banget. Mending goda cewek dan akhirnya mau di ajak wik wik, lebih berfaedah." Kata Guntur sebelum meninggalkan kumpulannya untuk mencari mangsa.

Balapan sudah dimulai sejak tadi, 2 anggota Gang Quer sudah mulai bertanding dan dapat mengalahkan beberapa pembalap.

Mereka yang kalah memberikan uang kepada pemenangan sebagai Taruhan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Bagi mereka mengalahkan pembalap lain sangatlah mudah kecuali pembalap dari Gang Zeon yang diketuai oleh Aldi.

Mereka adalah rival yang selalu mengalahkan satu sama lain, sangat sulit untuk mengalahkannya.

Kedua gang tersebut sama rata, dalam artian kedua gang itu sama kuat, sama keren, sama kejam dan Badboy.

Walaupun sama seperti itu Raden terus membimbing bawahannya untuk mencari kelemahan dari Gang Zeon agar bisa mengalahkan dan bisa untuk menghancurkan kejahatan.

Untuk Raden, malam ini dia tidak mengikuti balapan. Perasaan aneh terus dia rasa, perasaan sama seperti tadi dan ditempat ini lebih kuat.

Ada sesuatu yang akan terjadi ditempat ini.

Dia hanya menonton atau sekedar keluar mencari angin untuk tidak terus memikirkan perasaan aneh ini dengan sebatang rokok ditangan, berharap perasaan itu bisa hilang seperti asap rokok yang dihembuskan ke udara akan hilang secara perlahan terbawa oleh angin malam.

Di akhir acara, satu dari dua orang dari Gang Quer dapat bertanding dengan pembalap dari Gang Fhere, Raja jalanan yang sesungguhnya.

Sekarang Yogie, salah satu anggota Gang Quer yang melawan Gang Fhere mulai mempersiapkan motor diarea Start. Beberapa detik kemudian, sebuah motor Sport hitam berhenti tepat disamping motor Yogie, lawannya malam ini dari Gang Fhere.

Taruhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang