Quatre : Est-ce Réel?

203 38 17
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, harap kebijaksanaan pembaca dalam memahami isi cerita.

| Fantasy/ Mythology |

| Red Velvet | TVXQ | Jessica and Krystal Jung | BTS |

and another idol,

Enjoy!

*****

Joohyun membuka matanya dengan segera, ia mengerjap beberapa kali sebelum benar-benar sadar. Kedua iris gelapnya menatap pemandangan di depan matanya, wajah khawatir Soojung terpampang nyata di depannya.

"Joohyun-ssi, kau baik-baik saja?"

Joohyun menggeleng, wanita itu berusaha duduk dengan benar. Menegakkan punggungnya dan menatap ke sekeliling, Joohyun menyadari dia yang terakhir bangun di antara mereka berlima.

Ralat, berenam.

Joohyun menoleh ke arah ranjang Sooyeon dan bernapas lega begitu menemukan wanita itu sedang diperiksa seorang pria berpakaian dokter dan beberapa perawat. Keluarga Jung pasti sudah memanggil dokter pribadi mereka untuk berjaga-jaga.

"Eonni?"

"Aku tidak baik-baik saja, tapi kau bisa meninggalkanku dan mengurus kakakmu." Joohyun menoleh pada Soojung, wanita berambut coklat itu tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit syok."

"Aku juga." Kang Seulgi menyela, wanita yang duduk di samping Joohyun itu menampilkan wajah datarnya. "Kami berdua nyaris mati terinjak-injak para tamu undangan yang menari dengan begitu agresif."

Joohyun merinding begitu diingatkan kejadian yang menimpa keduanya sebelum mereka terjaga. "Suara biola itu masih mengalun di telingaku," keluh Joohyun.

Soojung menegakkan tubuh, paham kekhawatiran dua wanita di depannya. "Aku akan memeriksa Sooyeon Eonni dan meminta perawat memberikan kalian pil penenang." Wanita cantik itu berjalan menuju ranjang Sooyeon, meninggalkan Seulgi dan Joohyun yang saling berpandangan.

"Tidakkah kau merasa mimpi barusan terlalu nyata?" Seulgi lebih dahulu buka suara, wanita itu menatap Joohyun dengan pandangan semangat. Joohyun bahkan berpikir kalau kedua mata Seulgi terlihat lebih besar ketimbang sebelumnya. Well, sedikit aneh karena mata sipit Seulgi yang cantik adalah apa yang paling menarik perhatian.

"Tidak bisa lebih nyata lagi," jawab Joohyun pelan. Ia mengalihkan pandang dari Seulgi, merasa risih karena teman barunya itu justru merasa tertantang dengan kejadian mengerikan yang baru saja mereka alami. Joohyun menatap Sooyoung dan Yerim yang sibuk mengobati beberapa luka di tubuh mereka. "Jangan bilang kalau kalian bertarung dan lukanya benar-benar ada di dunia nyata."

Yerim, yang bibirnya baru selesai diolesi obat, meringis ke arah Joohyun. "Apa sangat memalukan jika aku mengatakan bahwa itu benar?" tanyanya pelan.

Kedua mata Joohyun membola, ia menoleh pada Seulgi yang mengernyit heran. "Tidakkah kau menyadarinya, mimpi ini benar-benar nyata?"

"Apa maksudmu dengan nyata? Kau mau bilang kita benar-benar mengalami apa yang terjadi di alam mimpi?" Seulgi terdiam setelah mengucapkan kalimat barusan, dia kelihatan tengah berpikir keras.

"Itu nyata," sela Sooyoung. Perkataan wanita berambut panjang itu membuat ketiga wanita lainnya memusatkan perhatian padanya. Seorang perawat menutupi luka Sooyoung dengan plester, gadis tinggi itu hanya diam menerimanya. "Aku paham betul rasanya terluka dan berdarah, tidak ada mimpi yang senyata itu."

{✓} RÊVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang