8. Ketahuan

7.9K 572 29
                                    

"Huh, kalau saja tidak ada misi lain selama perjalanan ini, pasti kita akan sampai lebih cepat ke Otogakure," gerutu Sakura, merebahkan diri di kamar sebuah penginapan desa Otogakure. Selama hampir tiga bulan kelompok Kakashi melakukan perjalanan mencari Sasuke, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan akhir sebagai titik temu dengan tim yang dipimpin oleh Anko.

Otogakure, sebuah negeri yang berbatasan langsung dengan Konoha, sering disebut sebagai negeri suara. Hal yang spesial antara kedua negeri ini adalah terpisah dengan air terjun, ditandai dua patung tokoh legenda--pendiri Konoha--yang saling berhadapan.

Patung Madara menghadap ke negeri api--Konoha--sementara Otogakure atau negeri bunyi sepemandangan Hashirama. Air terjun terletak di kedua patung tersebut dan tempat itu dinamakan Lembah Kematian atau Lembah Akhir.

"Kita dimintai tolong oleh Kazekage dan Tsuchikage. Kita tidak boleh menolak karena mereka adalah negeri aliansi sahabat," jawab Ino ikutan merebahkan tubuhnya yang tampak lelah, di sisi Sakura. Mereka berdua menempati satu kamar dan baru saja tiba dari perjalanan yang sangat jauh. "Apakah kira-kira Sasuke ada di negeri ini? Hei, Jidat! Apakah hatimu tak merasakan tanda-tanda Sasuke ada di desa ini? Orang yang jatuh hati, pasti akan terhubung."

"Aku ... aku ... entahlah, Pig. Yang jelas hatiku berdebar-debar." Sakura menatap kosong pada langit-langit kamar. Pikirannya menerawang membayangkan seseorang yang telah mencuri hatinya sejak dari kecil. Sasuke, sebenarnya kau ada di mana, sih? Kenapa yang kaubawa Hinata, kenapa bukan aku?

Sementara di kamar sebelah, Naruto, Sai, dan Kakashi juga sedang membicarakan tokoh yang suka membuat kehebohan tersebut.

"Iish, dari semula aku yakin, Sasuke ada di sini. Bahkan sekarang pun aku merasakannya," ucap Naruto dengan cemberut. Ia bersandar pada pintu, menatap sebal pada gurunya yang sedang duduk di pembaringan bersama Sai. "Guru, aku mau keluar untuk mencarinya."

"Tunggu, Naruto! Apakah kau benar-benar yakin Sasuke ada di Otogakure?" tanya Kakashi untuk menegaskan saja. Di dalam hati, ia pun merasa Sasuke ada di sekitar Otogakure.

"Sangat yakin! Sudah kukatakan dari awal, sebaiknya kita langsung saja kemari, huh," keluh Naruto, wajahnya melengos ke samping.

"Kita tak boleh menyalahi aturan, Bodoh! Lagian, Kazekage meminta bantuan dan secara kebetulan juga kakek Õniki meminta bantuan pula. Kita harus membawa nama baik Konoha juga hubungan baik dengan mereka. Hei, bukankah kau ingin menjadi Hokage? Anggaplah ini sebagai mata pelajaran, mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi." Kakashi berbicara panjang lebar yang justru terdengar seperti wejangan bagi Naruto. Sementara Sai tampak berpikir keras.

"Kalau Naruto yakin Sasuke ada di Otogakure, itu justru mempermudah pencarian kita," ucap Sai menghentikan perdebatan antara guru dan murid tersebut. Kakashi dan Naruto menatap Sai dengan serius.

"Mudah bagaimana menurutmu?" Kakashi berdiri kemudian mengambil kursi yang ada di kamar tersebut, menyeretnya lalu duduk di depan Sai.

"Guru, aku akan mengitari wilayah ini memakai burung kertas. Mmm ... tentu saja besok pagi saat mulai terang karena hari ini kan sudah malam, aku tak mungkin bisa melihat dalam gelap," jelas Sai memberi semangat baru kepada dua pria yang kini mulai tersenyum.

"Aku ikut!" seru Naruto dengan mata berbinar. "Bukankah aku bisa merasakan cakra Sasuke, tentu saja akan lebih mempermudah pencarian, bukan?"

"Setelah kalian nanti mengetahui persembunyiannya, jangan langsung menemuinya. Kalian harus melaporkan dulu kepadaku. Kita harus menggunakan taktik. Akan sangat berbahaya jika kalian menghadapi Sasuke walaupun kau bisa mengalahkannya, Naruto," ucap Kakashi yang segera melirik ke Naruto sebelum muridnya itu protes dengan mengatakan sanggup mematahkan lehernya sekalipun.

Genjutsu✔Where stories live. Discover now