18 | Rencana berhasil

117 10 0
                                    

Seperti daun yang gugur akan tumbuh kembali seiring berjalannya waktu. Begitulah rasa. Seiring dengan berjalannya waktu, pasti akan tumbuh.

–Crazy Girl–

Stevani bingung. Apa salahnya sampai sahabatnya melakukan ini? "Jes, lo kenapa sih?!" tanya Stevani menyentak Jessie.

"Lo tanya gue kenapa?" Jessie memandang remeh Stevani. "Lo, itu selalu nyuruh kita ini itu. Lo itu selalu ngebos. Sadar nggak lo?!"

Air mata Stevani turun. Dia tidak merasa melakukannya. "Jes, ini gue. Sahabat lo."

Jessie melengos. Memutar ujung rambutnya dengan jari telunjuk. "Ya, ya, ya. Seru kali ya kalo gue dorong lo dari sini?"

Dari pintu rooftop, muncul seseorang. Arga. Dia datang sendiri. Raut datar mengiasi wajahnya. Apa Arga juga akan melakukan hal yang sama?

Arga berjalan mendekat. Dia berhenti tepat di depan Stevani dan Jessie. Jessie menunjuk Stevani dengan dagu. Seperti memberi suatu arahan kepada Arga. Dia mencengkram pergelangan tangan Stevani kuat. Mungkin kalau dilihat membekas warna merah.

"Ga, lo kenapa?" tanya Stevani parau karena tangisannya tidak bisa di bendung lagi. "Gue salah apa?"

"Diem!" bentak Arga kasar. Stevani terkejut. Dia langsung mengatupkan bibirnya.

"Biar gue yang dorong," ujar Arga pada Jessie, mengambil alih Stevani.

Dalam hitungan msnit mungkin Stevani akan jatuh. Sedikit lagi. Dia menutup matanya. Mempersiapkan diri untuk terakhir kalinya.

"Kata kata terakhir yang mau lo ucapin. 1 menit." Arga memberikan sedikit waktu untuk Stevani menyampaikan isi hatinya.

"Awalnya, gue emang cuma pengen buat lo suka sama gue. Tanpa sebaliknya. Dan ternyata salah. Gue udah terperangkap sama lo lebih dulu, sebelum lo suka sama gue. Lo seperti pusat gue," ujarnya menatap manik mata Arga. Suaranya tersenggal.

"Tiga." Arga menghitung mundur.

"Dan untuk Jessie, Aldy, Reynal kalian sahabat terbaik gue." Stevani menatap ketiga sahabatnya yang menatapnya remeh.

"Dua."

"Sampein pesan gue ke Mami Papi ya. Maaf, gue banyak ngerepotin."

"Satu."

Stevani sudah pasrah akan apa yang terjadi. Tubuhnya seperti didorong begitu kencang.

Dan ditarik lagi, masuk ke dalam dekapan seseorang.

Dorr. Dorr. Dorr.

"SURPRISE!!!" teriak semuanya bersama sama.

Stevani membuka matanya. Melihat tulisan 'Happy Birthday Bitch' begitu besar dan buket bermacam bunga yang besar.

Dia tidak sadar jika ada hiasan seperti itu. Karena dia terlalu fokus dengan perubahan sikap sahabat sahabatnya.

Aldy datang dengan membawa kue besar.

Jessie, Aldy, dan Reyanal membahas surprise yang akan diberikan kepada Stevani. Kata Jessie, sekali kali anak itu harus dikasih yang menantang. Jangan barang brand melulu.

Tercetuslah ide jahat dari Reynal. Dia yang merancang semua ini. "Gimana kalo kita buat dia marah aja? Kan dia gampang banget emosi tuh. Kalo bisa sampe nangis lah. Belom pernah gue liat dia nangis." Reynal memberi saran. Dia menatap sekeliling gedung. "Nah! Gimana kalo kita prank dia, jorokin dari ni atap gedung mantep. Tapi yang suruh jorokin jangan kita. Orang lain gitu." Jessie menyetujui begitupun Aldy.

Crazy Girl [LENGKAP]Onde histórias criam vida. Descubra agora