01. Her

488 59 40
                                    

HER

HER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

McM

.

HAPPY READING

.

RYUJIN'S POV

.

.

"Ayah, Ryu sudah di hotelnya. Ayah di mana?"

Aku dengan bangga akan menobatkan diriku sendiri seperti anak hilang. Berada di lobby hotel bintang lima, dengan banyak orang asing hilir mudik. Aku menyesal tak mengikuti perintah ayah untuk pergi bersama.

"Ayah masih di jalan. Tunggu di sana. Sebentar lagi tiba. Ayah menyetir."

"Oh, baik. Sampai bertemu nanti, Yah!"

"Hm. Hati-hati."

Mereka semua percaya diri dengan pakaiannya. Bahkan remaja yang berkerumunan di hadapanku terlihat menarik dengan pakaiannya. Aku menilai diri sendiri. Jeans, blouse, ransel dengan warna polkadot. Haruskah aku malu? Sungguh aku belum peduli dengan kata malu saat ini.

"Sebaiknya aku menelpon Ibu."

"Ayah dan Ibu ingin langsung ke kamar? Jaemin akan mengurus di sini bersama Ayahnya. Kunci kamar Ayah, Ibu, dan Bibi sudah selesai Jaemin urus."

Aku mengerjap menatap perempua cantik yang menyebut nama 'Jaemin'. Jaemin yang dia maksud adalah saudara sepupuku?

Aku mengedar pandang, menarik senyum tipis melihat Na Jaemin yang berada di bagian front desk. Sebaiknya aku menyapa, dia juga bersama paman Yuta. Mantan suami bibi Luna, ibunya Kak Jaemin. Keluarga mereka rumit.

"Kak Jaemin!" seruku menghampiri.

"Ryu? Ryujin!" dia menepuk pundakku, senyum manis khas Na Jaemin terpatri di sana. Senyum yang dapat menjebak semua wanita pada pesonanya, tak tekecuali aku. Aku juga masih wanita walaupun sepupunya.

"Ryujin?" Aku ragu melihat paman Yuta. Sungguh, ini pertama kali aku melihat paman Yuta. Orang Jepang memang berbeda. Dia dingin dan hangat saat bersamaan. Bentuk wajahnya begitu asing untuk masuk dalam keluarga kami.

"Anak Paman JB. Paman Jaebum." Nama Ayah yang Kak Jaemin sebut membuat penilaianku terhadap Paman Yuta berhenti.

Aku memberi hormat pada Paman Yuta. "Halo paman."

"Halo. Semoga kau menikmati acaranya." Pria dewasa itu tersenyum. Mereka mirip, Kak Jaemin dan Paman Yuta.

Aku menganggukan kepala.

Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang