M

307 42 5
                                    

"Hey, Seokjin?"

Seokjin memalingkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya, ternyata Bangchan mantan penggemarnya itu, sekarang ia sudah berani menyatakan cintanya kepada Seungmin salah satu teman asramanya.

"Oh hey Chan, ada apa memanggilku?" tanya Seokjin

"Ahh tidak ada.. Hanya sajaa.." ucapnya sambil menggaruk-garuk sedikit kepalanya yang tidak gatal.

"Apa?" Seokjin dengan ekspresi bingungnya "Mau menanyakan tentang Seungmin? Kalau iya, jangan tanyakan kepadaku."

"B-bukan tentang Seungmin kok, ini tentangg.." Bangchan melirik Seokjin sebentar dan kemudian berbisik sangat pelan "Namjoon."

Seokjin dengan mata membelalak dan mulut terbuka lebar. "KAU MENGINGATNYA?!!" Teriak Seokjin yang lumayan kencang, Bangchan meringis berdoa agar gendang telinganya masih bisa berfungsi dengan normal.

"Tenang dulu, oke? Jadi aku sebagai mantan rivalnya, aku tentu ingat. Tapi jika kau ingin menanyakan kenapa hanya kau dan aku atau mungkin ada beberapa orang lagi yang ingat Namjoon tetapi yang lainnya tidak. Aku juga tidak tau itu." Seokjin kembali murung, ternyata hanya baru dia dan Bangchan yang mengingatnya

"Jadi begini kronologinya. Beberapa kali dalam setahun aku bermimpi tentang Namjoon. Ia berpesan padaku untuk meyakinkan kau bahwa... Kau akan bersedia menunggunya sampai ia menemui mu" dengan nada yang tenang

"Kau bermimpi tentang Namjoon? Dia bilang kepadamu untuk aku menunggunya? Berarti ia benarkan? Ia nyata kan? Bukan hanya imajinasiku saja?" tanya Seokjin bertubi-tubi

Bangchan pun mulai panik dan bingung, mencoba untuk menenang kan Seokjin lagi "Ya kau benar. Intinya jangan berbuat nekat dan jangan terus-terusan murung seperti itu, semua temanmu sangat khawatir padamu."

Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka lewati—setelah insiden itu tentu saja. Seokjin tersenyum, dengan sangat manis dan lebarnya.

Mengangguk dengan kencang dan menggenggam kedua tangan Bangchan "Terimakasih chan!"

Bangchan pun tersenyum tangannya dijulurkan mengusap pelan kepala Seokjin "Sama-sama. Janji untuk tidak sedih lagi ya, hyung?" dibalas dengan anggukan dari Seokjin.

"Ya, aku janji."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

2 bulan sudah terlewat kejadian ketika Bangchan mengatakan bahwa ia tau tentang Namjoon selain dirinya. Dan ternyata ada 5 orang lagi yang mengingat pria jangkung itu, tak lain adalah Taehyung dari asrama Slytherin, Hyunwoo dari asrama Gryffindor, Seonghwa dari asrama Ravenclaw, Jihyo dari asrama Hufflepuff, dan Eunwoo dari asrama Ravenclaw.

Mereka setuju untuk mencari bersama-sama dimana keberadaan Namjoon.

Bersamaan dengan hilangnya Namjoon, Profesor Yoo pun turut menghilang entah kemana. Seokjin yakin jika semua ini pasti berhubungan dengan percakapan Janghoon dengan Namjoon waktu itu.

Seokjin menjalani hari-harinya seperti biasa, yang tidak biasa adalah si ular licin bernama Joy itu akhir-akhir ini mejauhinya. Bahkan ia berlari terbirit-birit setiap kali mereka berpas-pasan dimana pun itu. Apakah Seokjin se-menakutkan itu?

Entahlah, peduli setan dengan ular satu itu.

Malam ini ia akan berbicara serius dengan Janghoon. Ia sangat muak dengan tingkah si Makhluk Besar itu yang sama saja dengan si Joy, setiap kali bertemu dengannya selalu menghindar. Memangnya Seokjin se seram hantu Sir Nicholas apa?!

Amortentia : Love PotionWo Geschichten leben. Entdecke jetzt