Part 12

73 5 1
                                    

'im not sure if i can get close to you'

----

"Eo-eomma!" Taehyung tergagap, menatap ibunya yang terdiam. Wanita itu mendekati putranya dengan pelan. Mata kelabunya memancarkan aura yang tak terdefinisikan.

"Ada apa ini?" Ibu Kim bersaudara bertanya, membuat Jungkook mengangkat tangannya agar diperhatikan.

"Eomonim, Taehyung-ssi berbohong padamu! Dia punya kemampuan seperti anda namun ia malah menyalahgunakannya dan menyembunyikan nya selama ini."

"Mungkin anda tak akan menyalahkan Taehyung karena yang dilakukannya hanyalah untuk melindungi Yewon, saudaranya. Namun apakah tidak keterlaluan bila ia malah mengorbankan orang lain untuk menyelamatkannya? Bukankah anda berpegang teguh pada keyakinan yang terbaik tanpa melibatkan satu pun orang atau korban yang bisa saja terjadi? Yuna, sahabat putri anda sendiri sekarang entah berada dimana. Bukankah putri anda sendiri begitu menyayangi mereka? Karena putra anda, ia mengorbankan salah satu kebahagiaan putri anda! Ia bahkan tak hanya memengaruhi, banyak hal yang ia lakukan untuk mengakhiri hal diluar kemampuannya."

"Ia mencoba menutup dimensi itu dengan mengorbankan semua teman putri anda. Tapi kami berusaha menahannya secara sembunyi-sembunyi." Jungkook menatap Jimin, membuat lelaki itu menyadari tugasnya kini.

"Mungkin ini terlihat sebagai aduan kepada Anda, ah-maaf atas kelancangan saya yang ikut campur dalam urusan ini. Namun anda tahu sendiri bukan ada yang aneh dari tempat ini?"

"Anda tahu sejak awal, namun kenapa anda tak bertindak itu karena Taehyung-ssi mengetahui lebih awal dari anda sehingga ia berusaha menyelesaikan tanpa campur tangan anda."

"Saya bersekolah di tempat yang sama dengan Taehyung-ssi bila anda mengingatnya. Saya teman sebangkunya kala itu." Tambah Jimin begitu mendapati raut kebingungan dari wanita paruh baya itu.

"Aku ingat itu, Jimin-ssi. Tapi apa yang kalian katakan itu? Kemampuanku menurun pada anakku? Bukankah itu hal yang mustahil?" Jungkook dan Jimin terdiam. Ada benarnya ucapan itu, namun bukankah tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini?

"Aku kemari karena kalian mengatakan ada hal serius yang harus dirundingkan mengingat ini bukan masalah sepele. Namun apa yang kalian coba laporkan itu, sebenarnya aku telah mengetahuinya sebelumnya." Wanita paruh baya itu memeluk Taehyung yang masih membeku. Ia menepuk-nepuk punggung putranya, menenangkan.

"Ibu tau hal itu pasti sulit bagimu." Wanita itu tersenyum, pembawaannya yang selalu tenang itu membuat seisi rumah menetralkan emosinya. Sepertinya dampak perubahan emosi yang tak terkendali dari rumah itu tak mempan pada wanita itu. Ia menatap Jungkook dan Jimin.

"Tak ada pihak yang disalahkan. Semua sudah terjadi, tak ada pilihan lain selain menunggu mereka kembali entah bagaimana caranya. Atau kita bisa membantunya sedikit." Secercah harapan muncul di benak Jungkook. Ia menatap Taehyung yang masih terdiam di tempatnya.

"Kenapa anda mengatakannya seolah-olah hal itu akan mudah dilakukan?" Jimin dengan wajah curiganya berusaha membaca ibu dari Kim bersaudara itu. Jimin merupakan salah satu dari cenayang muda yang berbakat namun ia menyembunyikannya hingga ia bertemu Taehyung. Lelaki yang begitu banyak menyimpan kemisteriusan dibalik sifat 4D nya itu.

"Aku lebih berpengalaman dibanding dirimu, anak muda. Percayalah pada kekuatan Tuhan, karena yang nyata tetaplah akan menjadi nyata begitu juga dengan fana."

Time For The Moon Night: Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang