Part 25

3.9K 180 0
                                    

Kamu cantik; bahkan terlalu cantik sampai membuatku nyaris tak berkedip.

•••

Tepat pukul tujuh malam, Kevin menjemput Ether untuk makan malam. Sebelumnya ini tidak direncanakan sama sekali. Makan malam ini adalah bentuk negoisasi keduanya, atau lebih tepatnya Ether lah yang meminta. Ia berkata pada Kevin lebih baik bertemu di malam hari seraya makan malam. Kevin sempat bingung karena ia belum menyiapkan apapun. Bukan masalah sih, biar romantis gitu.

"Cie, cantik banget lo. Mau ke mana?" tanya Verza kepada Ether yang sedang bercermin.

"Eh, udah bagus nggak?" Ether menoleh menatap Verza, meminta penilaian.

Verza mengangguk, lalu mengangkat jempolnya. "Udah. Sip lah pokoknya. Cantik banget!"

Mendengar itu, Ether tersenyum. "Makasih."

"Yoi."

"VERZA BILANGIN SAMA ETHER SURUH CEPETAN! INI ADA YANG NUNGGUIN!" teriak Bu Ipah, ibu Verza dari luar.

"Eh, buruan. Kasian tuh pacar nungguin," ujar Verza yang langsung mendapat timpukan sadis dari Ether. "Aduh! Gila ya, masih sempat aja nimpuk gue," keluh Verza seraya mengusap lengannya dramatis.

"Salah siapa gangguin," ejek Ether.

"Sekarang emang belum pacar, tapi nanti lihat aja. Gue harus dapat peje pertama loh ya. First!!"

"Apaan sih! Dah, minggir lo." Ether langsung menubruk bahu Verza.

"POKOKNYA GUE FIRST! PEJENYA FIRST!!!!" teriak Verza dari belakang.

Ether menutup kedua telinganya sambil berteriak tak kalah lantang. "BODO!!!"

•••

Kevin nyaris tak berkedip saat melihat Ether yang kini menghampirinya. Cewek itu terlihat begitu anggun, dan juga...cantik. Ether tersenyum simpul kepada Kevin.

"Kok lihatinnya gitu banget sih? Jelek ya?" tanya Ether merasa risih saat Kevin memandanginya. Ia pun memegang pipinya. "Jangan-jangan menor," katanya panik.

"Ssstt....jangan ganggu, Ther," Ether menghentikan aktivitasnya saat Kevin berbisik pelan.

"Turunin tangannya, gue lagi fokus," lanjut cowok itu. Ether menurut, lalu kedua tangannya ia turunkan.

Ether dapat melihat jelas kalau saat ini Kevin tengah menatapnya sambil mengulum senyum. Senyum yang berbeda, sangat tulus. Bahkan menampilkan lesung pipitnya. Entahlah, sejak kapan Kevin memiliki lesung pipit? Ether tidak pernah melihatnya sebelumnya.

Tak terasa, Kevin sudah berada dalam jarak sejengkal di depan Ether. Ether dapat merasakan deru napas Kevin saat ini. Kevin lebih tinggi beberapa senti dari nya. Cowok itu semakin mendekat, kedua lengannya melingkar di pinggang Ether. Hidung Kevin menempel di hidung Ether membuat Ether memejamkan kedua matanya, jujur posisinya saat ini sangatlah nyaman. Jantungnya bergemuruh hebat, dan baru kali ini seorang manusia es batu seperti Ether mengalaminya.

"Jangan bergerak. Jantung gue deg-deg an, Ther. Lo gimana?" tanya Kevin kini membelai lembut rambut Ether yang terurai.

"Jangan tanya. Gue rasa lo udah tau jawabannya," balas Ether. Kevin tersenyum lalu melepas pelukannya.

My Cool Girl (END)Where stories live. Discover now