damar

28 3 1
                                    


Aku tak percaya peramal. 

Secara, manusia tak punya kekuasaan untuk mengetahui masa depan.

"Damar! Heei!!" bunyinya satu lantai di atas kepala. "KAYU DAMAR!"

.

Sebuah bola sepak melayang, mendarat sukses di kepala orang. 

"Apa?" Damar menjawab dingin, tangannya menangkap bola sepak berdarah itu. 

"Kurang ajar, gimana kalau tulang hidungku patah!!?" anak cowok yang terlempar tadi berteriak keras. 

"Hidung ga ada tulang, bodoh." 

"TULANG NASAL!!" 

"Kalau bukan hal penting, aku pergi." 

"Ah, tunggu, tunggu!!" anak cowok itu merogoh HP di saku bajunya. "Lihat!" 

Damar mendongak. "Apanya?" 

"Tebak aku mau ketemu siapa?" wajahnya nyengir. Menampakkan layar HP miliknya.

"Tuhan." Damar menjawab datar. 

"SEMBARANGAN!" 

"Aku gak bisa lihat, silau." 

" D !!" 

Damar berhenti, 

"Katanya, dia datang!"

" ....." Damar masih terdiam. "Tahu darimana, Kevin?" 

Kevin senyum, "Peramal !!"

Damar bengong. 

"Mau ketemu peramal, nggak??" 


Koko.Where stories live. Discover now