Blood and Rain » Kim Jungwoo

39🍃 이상한 ( Weird )

🍁🍁🍁

"Hyunjin? hey, bangun! "

" Kak Taeyong?! "

" Hey, sadar Hyunjin. Ini aku, Mark lee "

Aku mengerjapkan mata. Benar, ternyata orang yang ada di sebelahku itu bukan kak Taeyong, tapi Mark.

Dia menatapku khawatir, " Kamu nggak apa - apa? "

" Mark, aku tadi liat kak Taeyong "

" Hah? Dimana? "

" Di dapur, tadi aku nggak sengaja nyenggol gelas trus pecah dan serpihannya kena kaki aku. Aku juga ngeliat kak Taeyong nyamperin aku "

" Kamu ngigo ya? kaki kamu nggak luka kok "

Reflek aku melihat kakiku, dan benar bekas lukanya tidak ada. Padahal aku benar - benar melihat kakiku tergores. Tapi kenapa tiba - tiba hilang?

" Tapi bener Mark, aku tadi liat kak Taeyong. "

" Hyunjin, aku tau kamu pasti kangen banget sama kakakkmu. Mungkin tadi kamu kecapean aja kali, trus salah liat. Jangan pingsan kayak tadi ya, aku khawatir."

Aku menatap Mark lekat, " Mark, kamu nggak percaya sama aku? "

Mark hanya senyum, " Aku pulang dulu ya, udah malem juga nggak enak kalo diliat tetanggamu. Istirahat yaa. Bye "

Aneh, tidak biasanya Mark mengalihkan pembicaraan. Mana mungkin aku salah liat, padahal aku sangat jelas melihat kak Taeyong.

—

" Jungwoo? "

Aku cukup terkejut melihat Jungwoo di depan rumahku. Dengan gayanya yang khas, ia bersandar pada motor kesayangannya.

" Ayo naik "

" Nggak usah, aku bisa naik bus "

" Cepet naik! nggak terima penolakan "

" Nggak ma—"

" Cepet Hyunjin! nanti bisa telat "

Apa - apaan ini? biasanya dia bersikap acuh padaku. Tapi pagi ini dia menjemputku. Pake acara maksa lagi. Huh dasar Jungwoo.

Mau tidak mau aku naik ke motornya. Sepanjang perjalanan ke sekolah dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Aku juga tidak cukup berani untuk memulai percakapan.

Beberapa menit kemudian kami sampai di sekolah. Banyak pasang mata melihat kami. Dan aku yakin, habis ini aku akan diserang fansnya Jungwoo.

" Tunggu sebentar "

Jungwoo menahan tanganku, padahal aku ingin cepat - cepat pergi ke kelas. Aku tidak tahan menjadi sorotan fansnya.

" Apa lagi? " tanyaku.

Dia membungkuk, mensejajarkan wajahnya denganku. Sial, pasti wajahku merah sekali. Apa dia sengaja ingin membuatku malu?