Tiga

18.7K 2.1K 435
                                    

Taeyong mendorong dada Jaehyun dengan jari telunjuknya. Berjalan kesal menghampiri Ten.

"Tuan, sudah malam, aku pulang ya. Besok aku kembali lagi." Ucap Taeyong dan berlalu keluar dari ruangan.

Ten hanya mengangguk pelan dan berjalan menghampiri Jaehyun yang duduk di pinggiran meja kerjanya.

"Jae, kau baik-baik saja?" Tanya Ten mengelus pelam pipi Jaehyun.

Jaehyun menatap Ten dengan kerutan di keningnya.

Chup

Jaehyun menghela nafas saat Ten mencium keningnya.

"Kau tau tidak? Sering kesal dapat membuat kerutan wajahmu semakin bertambah." Ucap Ten dan Jaehyun memeluk pinggang Ten.

"Aku kesal sekali Ten." Adu Jaehyun dengan nada manjanya.

"Aku tau, aku minta maaf atas nama Taeyong ya." Ucap Ten memeluk pundak Jaehyun.

"Biarkan besok aku bicara padanya ya." Ucap Jaehyun.

"Tidak boleh, cukup sampai hari ini saja." Ucap Ten dan Jaehyun menghela nafas pelan.

"Aku sangat merindukanmu." Bisik Jaehyun perlahan mencium bibir Ten.

Taeyong terpaku dan kembali menutup pintu ruangan Ten. Maksudnya dia tadi ingin menyampaikan jika besok ia akan datang sore karena ada urusan kuliah.

"Ah, kenapa dadaku sakit?" Gumam Taeyong.

---

Taeyong kembali datang bekerja. Suasana Restoran tak terlalu ramai, mungkin karena kejadian kemarin.

"Maaf ya, semua karena ulahku." Ucap Winwin pada Ten yang duduk di kursi kasir.

"Bicara apa kau? Ini bukan salahmu, memang karena hari liburan telah berakhir." Ucap Ten menepuk pelan pundak Winwin.

"Tapi aku merasa bersalah." Ucap Winwin sendu.

"Jangan membuatku kesal Winwin. Hah, lebih baik pergi suruh Yuta untuk buatkan makan siang untukku." Ucap Ten dan Winwin mengangguk.

"Tuan."

Ten menoleh pada Taeyong dan tersenyum.

"Hyung." Ucap Ten dan Taeyong mengangguk pelan.

"Hyung, tolong sampaikan maafku untuk temanmu yang semalam." Ucap Taeyong malu-malu.

"Ah, soal itu, sebentar lagi dia sampai, kau bisa minta maaf langsung." Ucap Ten menepuk pelan pundak Taeyong dan berlalu pergi ke dapur.

---

Taeyong duduk dengan canggung di depan Jaehyun.

"Mau minta maaf?" Tanya Jaehyun sengit.

"Eumm..." Angguk Taeyong sambil menunduk.

"Tatap aku kalau mau minta maaf." Ucap Jaehyun tegas.

Taeyong perlahan mendongak dan menatap Jaehyun.

"Maaf."

"Aku tidak dengar." Jawab Jaehyun pura-pura tak dengar.

Dengan kesal Taeyong berdiri dan mendekat pada Jaehyun. Berbisik di telinga Jaehyun.

"Aku. Minta. Maaf." Setelah itu Taeyong kembali menjauh dan menatap Jaehyun yang terdiam.

"Pesan."

"Ah ya, sebentar Tuan."

Taeyong berlalu meninggalkan Jaehyun untuk mendatangi pelanggan yang memanggilnya.

Sedangkan Jaehyun? Nafasnya tercekat saat tadi Taeyong berbisik di telinganya.

"Hahhh,,, apa-apaan bocah itu."

Dengan kesal Jaehyun menghampiri Taeyonh yang berdiri di dekat kasir. Menarik tangannya dan mengurung Taeyong diantara dirinya dan dinding.

Ten yang melihat itu hanya diam memperhatikan mereka.

"Hey, kau pikir bisa mempermainkanku hah?" Bisik Jaehyun tepat di depan wajah Taeyong.

"Dengar." Jaehyun semakin mendekatkan dirinya pada Taeyong. "Karena sudah berani menggodaku. Aku. Tak akan melepaskanmu." Bisik Jaehyun di telinga Taeyong dan meniup pelan perpotongan leher Taeyong.

Taeyong terperanjat kaget, namun Jaehyun tak perduli. Lelaki tampan itu berjalan menghampiri Ten dan mengacak pelan rambut Ten.

"Jangan senyum-senyum seperti itu, kau membuatku gemas." Ucap Jaehyun dan Ten hanya berusaha menahan tawanya melihat wajah merona Taeyong.

"Kau nakal sekali." Ucap Ten sambil mencubit pelan pinggang Jaehyun.

"Hehe. Aku ada urusan kantor lagi, sampai ketemu nanti." Ucap Jaehyun dan berlalu pergi tanpa menoleh pada Taeyong lagi.

Ten berjalan menghampiri Taeyong dan menyentuh pundak si lelaki cantik, membuat Taeyong tersadar dari keterpakuannya dan tak menemumkan Jaehyun dimanapun.

"Hehe, sepertinya Jaehyun suka padamu." Ucap Ten mengelus tangan Taeyong dengan perasaan harunya.

Taeyonh yang mendengar ucapa Ten merasa tak terima dan menarik kasar tangannya.

"Hyung, tolong katakan pada temanmu itu bahwa aku sangat membencinya."

Ucap Taeyong dan berlalu meninggalkan Ten yang menggeleng pelan dengan senyuman maklumnya.

"Hhh... Aku rasa Restoran ini lebih cocok jadi tempat pembuatan drama saja." Ucap Yuta yang berdiri di samping Ten.

"Ei? Kenapa kau keluar dari dapur? Sana kembali, tak enak di lihat pelanggan." Usir Ten.

Yuta menggeleng pelan dan bersandar di meja kasir.

"Aku mengawasi kekasihku, aku takut dia di ganggu pria brengsek lagi." Ucap Yuta sembari memperhatikan Winwin yang sedang sibuk.

"Hey, kau meragukanku? Biar aku yang menjaga Winwin. Sana pergi."

TBC

Mr. Arrogant! [END]Where stories live. Discover now