20 🍄 Dia 💦

4.7K 148 2
                                    

"Kamu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tetapi kamu memegang hatiku untuk selamanya."

🍓🍓🍓🍓🍓

*****

Yang menjadikan hubungan romantis bukan perlakuan manis yang kita terima, namun dengan siapa kita menjalaninya.

"Nyenyak tidurnya?" ucap Ivan dengan mengecup kening istrinya yang masih tertidur pulas.

Ivan membuatkan segelas susu hangat lalu membawakan ke kamar, mencium istrinya dan membangunkannya.

Misha tidur terlelap dengan tubuh polosnya yang tertutup selimut. Wanita itu mungkin masih lelah dengan malam pertama mereka yang ternyata Ivan memintanya sebanyak dua ronde.

Sebenarnya Ivan masih tidak tega membangunkan istrinya. Namun memang mereka harus segera menunaikan ibadah shalat shubuh.

"Mas," ucap Misha dengan suara serak khas bangun tidur.

Ivan tersenyum melihat wajah cantik istrinya yang baru bangun tidur.

"Masih sakit?" tanya Ivan dengan sayang serta tangannya mengusap lembut puncak kepala istrinya. Dia duduk di sebelah Misha yang masih dalam posisi tidur.

"Lumayan," jawab Misha lalu merubah posisi menjadi duduk.

"Minum dulu susunya!" ucap Ivan dengan memberikan segelas susu yang dia ambil dari atas nakas.

Tanpa banyak protes, Misha langsung meminum susu tersebut hingga habis. Sepertinya energinya benar-benar terkuras habis semalam, jadi dengan segelas susu cukup untuk menambah energinya sampai jam makan pagi.

"Ayo cepat mandi dan bersuci! Sebentar lagi shubuh. Ayah Bunda dan yang lain pasti menunggu kita untuk shalat berjamaah." Ucap Ivan.

Misha mengangguk. Lalu berdiri dengan selimut yang masih setia menutupi tubuhnya.

"Sudah dilepas aja selimutnya! Mau ke kamar mandi pakai selimut? Lagian saya sudah tahu semua kok." Ivan menggoda istrinya.

"Apaan sih, Mas... Aaww..." Misha merasakan sakit untuk berjalan.

Dan dengan sigapnya Ivan menggendong istrinya untuk ke kamar mandi. Misha pun mengalungkan tangannya di leher Ivan.

"Mandi sendiri ya! Mas sudah mandi, jika kita mandi berdua saya tidak akan menjamin kalau kita benar-benar mandi." Ucap Ivan lalu terkekeh.

"Dasar mesum!" kata Misha lalu menutup pintu kamar mandi setelah sedikit mendorong suaminya untuk keluar dari kamar mandi.

Ivan tidak berhenti tersenyum, dia sangat beruntung telah memiliki Misha.

"Jalannya gitu amat, Dek." Celetuk mas Aditya ketika semua telah berkumpul di ruang tamu untuk pergi ke Masjid dekat rumah.

Misha berjalan dengan Ivan di sampingnya. Mereka semua telah siap dengan perlengkapan shalat masing-masing.

"Sepertinya captain semalam tidak membiarkan adik kita tidur nyenyak, Mas." Ucap Maya kepada Aditya, suaminya.

"Kami kan juga ingin segera memberi hadiah cucu yang lucu untuk Ayah dan Bunda." Kata Ivan dengan melirik Misha.

Wajah Misha pun langsung merah merona.

"Bukannya kak Maya juga mau ngasih adik buat Cleo?" tanya Misha.

"Sudah... Sudah... Ini mau ke Masjid mengapa jadi membahas cucu untuk Ayah. Ayo berangkat!" kata ayah Akbar.

"Ayah sensi banget. Tidak dapat jatah ya dari Bunda?" goda si sulung.

Romantisme Cinta (Pilot & Pramugari) ✅ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang