75. jangan pergi lagi

4.9K 433 24
                                    

Ten sungguh lelah, ia pulang kembali ke rumah membawa David dengan buru buru. Sampai rumah ia harus segera ke rumah sakit menghampiri Mark dan terpaksa menitipkan anaknya pada Yuta.

"Goblok! Brengsek! Tolol! Hikss.. kenapa kamu bolehin Mark naik motor hikss.." Ten memukul dada Taeyong dengan kesal.

Beruntung di ruangan Mark tidak ada orang selain Mark. Haechan dan Jisung sedang di bawa oleh Jungwoo sarapan.

"Kamu udah pisahin aku dari anak anak tapi bukannya dijaga malah gini, kamu gak pernah pikir panjang kalo kasih apa apa ke anak,"

"Mikir panjang apa? Kita juga kan udah sepakat untuk pisah, apa kamu nggak rela? Trus kamu nyalahin semua yang udah udah karena aku?" Taeyong emosi di depan Ten. Sedangkan Ten sendiri sudah berusaha menahan tangisnya dan memasang wajah sok tegar.

"Ga rela? Buat apa? Jujur aku masih sayang masih cinta sama kamu, rela ngalah demi rasa JENUH mu itu, tapi apa kamu mikir anak anak? Jadi ilang rasa sakit hatinya tau kamu biarin anak anak gini, kalo udah nggak sanggup ngurus mereka oper aja semuanya ke aku, gamau deh mereka dapet didikan kamu, gak bagus," Ucap Ten ketus membuat Taeyong semakin emosi.

"Keterlaluan mulut kamu,"

"Aku nggak mau punya anak yang nanti bakal nerusin jejak kamu gini,"

"Ten!!"
"Orang tua bajingan,"

"Cih nggak ngaca!"
"Kamu bener bener ayah paling buruk! Pergi dari sini! dont touch my son!"

Jungwoo bersama Haechan dan Jisung sebenarnya sudah di pintu ruangan. Namun melihat Taeyong dan Ten yang bertengkar hebat membuatnya mengurungkan niat untuk masuk dan masih berada di pintu memeluk Jisung dan Haechan. Haechan mungkin mengerti situasi saat ini tetapi Jisung tidak tahu apa apa. Jungwoo terus memeluk keduanya dan menutup telinga Jisung.

/

Yuta pusing, bukan penyakit. Melainkan karena David terus merengek padanya dan memanggil manggil Ten. Sebenarnya dari tadi David menolak untuk bersama Yuta karena ia ingin bersama Ten menjenguk Mark. Namun karena rumah sakit tidak baik untuk anak kecil jadi Ten titipkan pada Yuta.

"Bunda~~" kini Yuta yang menarik lengan Winwin yang sibuk mencuci piring.

"Udah sana kemana kek, ajak Injun sekalian sana,"

"Ini loh Davidnya berontak terus, gamau di gendong ayah," ucap Yuta sambil menahan sakit karena David terus memukulnya dengan tangannya yang kecil.

"Yaudah takdir,"

Yuta menghela napas, ia dengan berat hati menuju kamar Renjun dan mengajak Renjun untuk bermain bersama David.

"Injun hyung~ cup cup..." Yuta menenangkan David yang terus menangis lalu meletakkan David di samping Renjun yang sibuk dengan ipadnya di kasur.

"Ahh!! Ayah ngapain si kesini ihh nanti David rusuh lagi ahh!!" Renjun duduk menjauh sambil memeluk ipadnya. Memang benar karena tadi David terus mengacaukan Renjun yang sedang bermain.

"Gapapa lah, wong David lagi rewel, maunya main sama kamu," Yuta memperhatikan David yang terus merangkak dan berdiri menghampiri Renjun lalu menatap Renjun polos dengan wajahnya yang berkaca kaca.

"Iih ayahhh~" kini Renjun yang merengek pada Yuta karena David malah naik ke pangkuannya.

"Udah gapapa tuh anteng David jadinya, kamu dulu juga gitu pas kecil suka nempel nempel ke Yangyang,"

"Amoso,"

/

Chenle sungguh jenuh. Ditinggal Jaehyun ke Jepang membuatnya tidak bisa merengek minta ini itu. Ia tidak mungkin meminta pada Doyoung, sumber uangnya kan Jaehyun dan apapun yang ia mau pasti Jaehyun turuti.

"Mamihh!! Sempak tinkerbell Nana kemana??" Jaemin berteriak dari kamarnya. Membuat Doyoung yang berada di kamarnya sendiri memekik.

"Itu di lemari!" Doyoung pun juga menyahut dengan berteriak.

"Mana nggak ada?!!"

"Ck, Noo!! Jeno bantuin adeknya nyari sempak!!"

Jeno lagi, Jeno berdecak sebal ketika lagi lagi ia dibawa bawa ketika Jaemin menginginkan sesuatu. Mentang mentang ia sudah sembuh, dimanjanya hanya saat sakit:(

"Gamau ah mom, malu!"

"Jeno..."

"Iya iyaa"

Jeno berjalan mendekati kamar Jaemin. Ia membuka pintu kamar Jaemin yang kebetulan tidak dikunci.

"Jijik anjing gapake sempak," Jeno memejamkan matanya sekejap lalu menatap Jaemin yang hanya memakai sweater namun tidak memakai bawahan apapun, handuk saja berada di kasur.

"Cariin,"

"Sempaklu banyak bego, ngapain cari sempak cewe sih?" Jeno memicingkan matanya lalu mengobrak abrik isi lemari untuk mencari yang Jaemin inginkan.
"Udahlah pake apa yang ada, pake punya gua mau?"

"Gak ah, punyalu gede, kan lu itu... gendud,"

/

Johnny dan Hansol berada di rumah Taeil. Tidak ada rencana apapun tetapi ia hanya ingin bermain saja.

"Si Taeyong sama Ten beneran mau cerai?" Tanya Johnny menatap Taeil di depannya.

"Gatau, tapi mereka kayanya udah parah banget, tadi aja si Lucas ngabarin gue kalo mereka berantem di RS," jawab Taeil serius, ia sebenarnya tidak tahu masalah penyebab mereka akan bercerai seperti ini tetapi ia cukup merasa kesal karena Ten dan Taeyong seperti mementingkan diri masing masing sampai melalaikan anak anaknya seperti itu.

"Ga kebayang gue kalo mereka cerai si Jisung tau, dia kan manjanya ke Ten sama Taeyong,"

"Tapi semoga aja si jangan cerai, kasian soalnya David masih kecil,"

Yangyang hanya memperhatikan Dua bapak itu yang sedang mengobrol. Sedangkan di sudut lainnya Kun dan Hansol sedang mengobrol tentang masakan.

"Mama~~" Yangyang memeluk leher Kun dari belakang.

Kun yang tadinya duduk tenang pun terusik dengan kehadiran Yangyang.

"Yangyang ah sakit leher mama,"

Hansol mengelus rambut Yangyang dengan tersenyum. "Yangyang SMA ya?"

"Iya tante,"
"Oiya Tan, kok Tante Hansol mau sih sama om Johnny?"

"Loh emang kenapa?"

"Gitu, badan aja gede, suara ngebass, tapi hobi gosip,"

/

Jungwoo masih setia mengelus rambut Haechan yang memeluknya. Sedangkan Jisung berdiri di antara Taeyong dan Ten yang duduk menatap Mark yang tidur.

"Mamah kok perginya lama banget? Kok cuma ngajak David? Kok Jisung nggak di ajak?" Tanya Jisung berturut turut. Sedangkan Ten hanya bingung menjawab apa.

"Umm, Jisung udah makan?" Ten mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Udah tadi sama teh Uwu,"
"Mamah jangan pergi kemana mana lagi hikss.."

Tbc:)

FAMILY - NCT [✔]Where stories live. Discover now