Prolog

95 10 0
                                    

"Terus aja lo ngatain gue duo ager-ager bareng si mulut comel itu."

Erina mengomel cepat kayak lagi ngerapp lagu daechwitta-nya suga bts. Cewek cantik berambut panjang dengan wajah blasteran jepang ini kalau ngomong emang nggak ngerem, sekalinya ngomong pedes pula.

Asya menarik nafas sangat dalam sampai hampir bengek. Baru saja ingin membuka mulut, Eri sudah mulai menyerocos random lagi.

"Lo juga sih, Sya. Ngapain pake pindah jurusan segala. Gue yang ribet kan ngurusnya. Kenapa sih sekretaris yang mesti ngurusin lo, punya ketua kelas gak guna banget."

"Gue tuh ya amshmmphmmhphhh-----."

Belum sempat Eri melanjutkan omelannya, Asya segera membekap mulut sahabat gilanya itu hingga bicaranya makin rancu tak karuan.

Jujur, sampai sekarang Asya masih heran kenapa cewek sepinter Eri bisa seberisik ini. Di depan kelas orang lagi.

"Er, bisa diem gak?." Akhirnya Asya berkesempatan untuk bicara.

"Guewhhh uwdahh diewmmm yawhhh." Teriak Eri, namun tak jelas karena mulutnya masih dibekap oleh Asya.

"Astaga, Er. Lo udah dibekap gini congor lo masih berfungsi ya." Ujar Asya dengan nada sarkas dibuat-buat.

"Diem dulu ya Eri cantik."

"Hooh." , sahut Eri frustasi karena mulai kehabisan oksigen

Asya melepaskan bekapannya pada mulut Erina dan mulai berceramah panjang lebar.

"Oke, Er. Pertama gini ya. Gue pindah jurusan bukan karena apa-apa. Ini bukan bidang gue, Er. Gue gak sepinter elo dijurusan ini dan gue gak mau ngorbanin masa depan gue dengan bersaing sama sahabat gue sendiri. Gue pindah ke IPS karena passion gue disana dan gue pengen fokus sama cita-cita gue."

Erina mendengarkan Asya dengan setengah hati sambil memutar-mutarkan bola matanya malas.

Asya yang menyadari itu hanya berdecak seraya melanjutkan omongannya.

"Kedua. Er, ager-ager sama nata de coco itu beda ya. Lo sama Aji tuh bukan duo ager-ager tapi..",

"DUO NATA DE COCO ERI NATA HANGGINI" Teriak Asya di kuping Eri yang belum juga menyadarkan kegilaanya.

Suasana seketika hening. Asya benar-benar malu, karena sedari tadi hampir sepanjang kelas barunya -IPS- memandangi ia dan Erina dengan tawa tertahan.

Begitulah Asya mengakiri khotbahnya dengan kekesalan memuncak karena yang diajak bicara malah celingak-celinguk gaje sambil melotot pada seseorang di seberang kelas.

"Udah ceramahnya?." Eri on kembali

"UDAH ER UDAHHHHH!!." Asya masih ngegas

"Ok." Sahut Erina singkat sambil berlari kencang menuju ke koridor IPA di seberang kelas Asya.

Asya yang ditinggal begitu saja makin dibuat malu oleh Eri yang sudah ngacir tak bertanggung jawab setelah membuatnya berteriak gila dan jadi tontonan anak-anak IPS -teman barunya-

"Baru pindah jurusan, dah kacau aje image gue di IPS." Batin Asya masih kesal.

**

Erina berlaring kencang kelimpungan mengejar sosok lelaki jangkung yang memiliki tahi lalat di dekat ujung mata sebelah kanannya itu.

Yang dikejar, Aji Pratama. Si ketua kelas 11 MIPA 2 itu malah sibuk tepe-tepe sama adik kelas di koridor yang lagi asik ngerumpi sambil nyemilin pentol abang jago.

Sebenarnya Aji gak tebar pesona, adik kelasnya aja kegeeran. Cih.

Pernah tuh dulu ada adik kelas dari ipa juga confess ke Aji, bilang gini " Kak Ji, aku sebenernya suka sama kakak. Aku sayang sama Kak Ji."

Tau gak Aji jawab apa?

"Thanks ya udah berani speak up."

Elahhh dia kira tu adkel lagi ngangkat isu sosial kali ya segala speak up speak up bahasanye

"AJI PRATAMA SEBELAS MIPA DUAAAAA!!!! JANGAN KABUR LOOOO ANJIRRRRRR." Teriakan Eri bagai petir di siang bolong itu. Ngagetin.

Aji yang merasa jadi pusat perhatian karena Erina meneriakan namanya sangat kencang pun mau tak mau meladeni sekretaris kelasnya itu. Ia berbalik sesaat sebelum Erina yang sudah berada didekatnya itu mengerem mendadak dan menubruk dadanya, jatuh.

Erina jatuh terduduk di depan lantai kelas MIPA 1 dan Aji yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala sambil mengangkat bahu seolah tak tau apa-apa.

Gausah ngarep adegan ftv, duo ini kemusuhan dari kelas 10 wkwkwk. -authornim

Melihat Erina yang jatuh terduduk di depan kelasnya, Yoshi si anak olim matematika andalan MIPA 1 yang kebetulan baru ingin ke kelas sehabis balik dari perpustakaan itu segera mengulurkan tangan ingin membantu.

Erina menyambut uluran tangan Yoshi dan berdiri sambil membersihkan roknya.

Setelah membantu Eri, Yoshi segera beranjak masuk kelas tanpa memedulikan keributan yang terjadi.

"Nah kan jatoh. Lo sih ngejar gue gitu banget." Aji buka suara sesaat setelah Eri membenarkan posisinya yang menghadap Aji langsung.

"HEH. LO NGELEDEK GUE KAN PAS GUE NGANTER ASYA KE IPS TADI? BENER-BENER YA LO, BANTUIN KEK. KERJAAN LO NIH." Sahut Eri langsung ngegas sambil maju mengacak rambut Aji penuh kekesalan.

Aji yang diperlakukan begitu malah cengo. Wajahnya memerah panas. Apalagi setelah Devy semacam menaruh mantra saat lewat di belakangnya pas kerusuhan terjadi.

"Bagus, Er. Terusin aja. Ajinya gak papa digituin."

Erina yang juga samar-samar mendengar itu, tiba-tiba bergidik dan jantungnya berdebar sangat kencang. Ia pun lantas berhenti mengacak rambut Aji, lalu bergegas pergi ke kelas MIPA 2 -kelasnya dan Aji-.








Introduce you :

Park Jihoon TREASURE as Aji Miko Pratama

Park Jihoon TREASURE as Aji Miko Pratama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aeri Uchinaga a.k.a Giselle ÆSPA as Eri Nata Hanggini

a/n : kan kan udah kubilang ini draft mentah bangetttttttttt yaudah lah yaaaaa lanjoottt aja soalnya kan ini juga iseng karena gemes sama kak ji sama mbak jijel🏃‍♀️☺️🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


a/n : kan kan udah kubilang ini draft mentah bangetttttttttt yaudah lah yaaaaa lanjoottt aja soalnya kan ini juga iseng karena gemes sama kak ji sama mbak jijel🏃‍♀️☺️🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Nata de Coco [ON HOLD]Where stories live. Discover now