Prolog- MSN

293 22 0
                                    

"Kinan, sorry, kita putus."

Bilang sorry setelah menyakiti hati? Kinan hanya bergeleng melihat manusia bodoh yang sudah menyia-nyiakan cewek se-cantik Kinan, se-pintar Kinan, se-baik Kinan, duh, kurang apalagi Kinan itu buat Anggara?. Kalau Kinan mau, Kinan bisa putusin Anggara dari dulu, tapi ... Kinan orangnya enggak tegaan, enggak mau nyakitin perasaan orang lain.

"Lo terlalu baik buat gue yang brengsek ini."

Sudah tahu brengsek, bukannya bersyukur dapat cewek seperti Kinan. Gimana Kinan enggak bilang cowok di depannya ini bego banget coba?. Apa Kinan harus jadi orang jahat supaya Anggara tetap mau bersama Kinan?. Kinan hanya bergeleng kepala saat pacarnya memutuskan hubungannya begitu saja.

"Lagian kita juga mau UN, kita harus fokus dengan ujian kita nanti, Kin."

Kinan mendesah lelah, lalu ia membasahi tenggorokannya yang sudah gatal ingin memaki dengan es teh manis. Berharap es teh ini bisa mendinginkan kepalanya juga. Untung saja kantin sekolahnya lagi ramai— kalau hanya ada Kinan dan Anggara, sudah pasti botol sambal di depan matanya melayang ke wajah Anggara. Kinan benar-benar emosi.

"Alasan terlalu baik, terus mau fokus ujian?" Kinan memutar bola matanya, "bikin alasan yang kreatif dikit, dong!" lalu Kinan membuka ponselnya, mencari menu galeri di dalam sana. "Bukan karena ini?"

Saat Kinan menunjukan sebuah foto pada Anggara, sontak saja membuat cowok itu membelakakkan matanya. Dari mana Kinan tahu? kalau Anggra pernah bermalam dengan Winna di rumahnya saat kedua orang tuanya pergi pelesiran ke luar negeri?.

Dan tak lama, tawa Anggara pecah.

"Haha! 'kan gue bilang ... kalau lo itu terlalu baik buat gue, Kinan. Bukan cuma alasan buat putusin lo doang!"

Kinan menghela napasnya. "gue hanya berharap, lo cepet tobat, deh ... dan setelah lulus nanti, gue enggak akan pernah ketemu lo lagi." Kinan beranjak dari kursinya, dan pergi begitu saja dari Anggara.

Kinan mendesah lelah, keputusan yang salah sudah menerima fakboi kampret macam Anggara. Ya, penyesalan selalu datang belakangan, cuma karena cinta mati dengan Anggara, Kinan mau saja disakiti berkali-kali. Padahal, Kinan tahu, kalau badboy tapi menggemaskan seperti Dilan dan Nathan hanya ada di novel fiksi. Nyatanya, yang bertaburan ya cowok-cowok macam Anggara— cowok badboy, bangsat, evil, jerk, enggak ada bagus-bagusnya sama sekali. Eiits, kalau wajah sih, ganteng, ah ... intinya, Kinan sungguh menyesal telah jatuh cinta sama makhluk nista seperti Anggara!

*****

4 tahun kemudian ....

Anggara Nathanael Diredjo

Ini adalah tahun keempatnya kuliah di Universitas Negeri di Kota Bandung. Waktu kecil, Anggara bercita-cita jadi astronot, sekarang cita-citanya cuma ingin wisuda tepat waktu. Anggara capek, harus bangun pagi dan kembali kuliah.

Seperti saat ini, Anggara masih menggerjapkan matanya saat alarm ponselnya menyala. Ia menoleh ke kanannya, dan kemudian ia melengkungkan bibirnya. "Good morning, Jean." Suaranya parau menyapa gadis one night stand-nya.

Gadis itu meliukkan tubuhnya di samping Angga, hingga kini mata keduanya saling bertemu. "Reysha, bukan Jean." Gadis itu kemudian bangkit dan langsung memakai bathrobe-nya.

Kedua alis Angga terangkat, dan kemudian ia terkekeh. "Sorry, sisa semalam ... masih kerasa."

Gadis itu membiarkan Angga yang masih di tempat tidur dengan bertelanjang dada. "Transfer aja bayaran gue, siang nanti gue pergi ke Singapore." Ia lalu berjalan menuju kamar mandi.

My Shit Neighbor!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon