Railway #2

1.6K 209 58
                                    

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

.
.
.
.
.

" Good Morning prince." Ucap pria kecil di belakang Hyunjin yang tersenyum menampilkan gigi dengan kawatnya. 

" Don't yelling at me, you know that i am resign being her son. " Jawab Hyunjin dengan tawa lebar,  menganggap itu candaan yang benar benar lucu. Padahal semua staff memandang boss mereka horor.  Tertawanya Hyunjin itu berat,  setiap lantunan tawa dan kata yang terucap semu bisa merasakan sirat amarah kesal penuh dendam. 

Hyunjin sosok yang kuat, penuh intrik,  dan tak terkejar.  Sosoknya tak bisa dikendalikan oleh apapun. Dia terlahir terlalu kokoh.  Hingga ibu kandungnya sendiri membuang nya karena takut tahta nya terambil. 

Ya, Hyunjin adalah anak Ratu.  Tapi tentu saja Hyunjin bukan putra mahkota. Hyunjin hanya anak dari simpanan sang Ratu.  Tapi Hyunjin pernah mengambil atensi sang Ratu melebihi anak tunggal dari suami sah nya. 

Itu semua tak berjalan mulus ketika dengan gamblang Hyunjin meminta separuh keserikatan kerajaan menjadi bagian dari pimpinannya.  Kembali lagi karena dirinya terlalu kuat,  dan  sang Ratu tahu itu.  Ia mengambil keputusan untuk mengusir Hyunjin dan mencabut gelar bangsawannya dari kerajaan.  Dengan alasan bahwa agama Hindu yang di anut keluarganya terlalu egois dan tak selaras dengan keluarga kerajaan yang bernotaben kristiani. 

Tentu saja itu hanya karangan belaka,  Hyunjin sosok yang bertoleransi penuh,  meski benar dirinya egoisme,  tapi jika itu menyangkut urusan antara manusia dengan tuhanya Hyunjin akan lepas tangan. Tak berani ikut campur. 

Kembali ke percakapan Hyunjin dengan staff staff nya di kantor.  Hyunjin sibuk berjalan dan membawa segala berkas keruanganya,  saat ia melewati meja sekertaris nya,  namanya dipanggil. 

Hyunjin membalikan tubuhnya dan mendekat.  " What happen sweet ?,  do you miss me. ?" Ya seperti itu Hyunjin,  candaanya terlampu merenggut hati.  Tapi untuk orang orang yang sudah bekerja lama dengan Hyunjin,  candaan Hyunjin itu hanya seperti buah apel yang lama diluar,  kering. 

Sang sekertaris mengerling malas,  ia mencebik pada Hyunjin,  lalu menyodorkan berkas yang masih panas,  baru keluar dari printer. 

"Tanda tangani berkas ini.  London tidak percaya jika kita adalah perusahaan korea.  Mereka mulai mengendus jejak orang dalam kerajaan berada di sini.  Apakah kau memperkerjakan seseorang tanpa sepengetahuanku.  Sudah ku bilang jangan ambil staff dari London.  Isi semua dengan Korea.  Atau balas dendam gagal."  Pria bersuari pink peach itu melotot horor pada Hyunjin yang hanya bersiul sambil membaca kertas yang diberikan sekertaris kepadanya.

"Calm down sweet,  it's just Eric,  my old friend.  You can trust him 100%. Just believe me or i will kiss your neck quickly."

" Just wait a second until Jeno cut your head down Hwang." Jaemin menatap Hyunjin dengan remeh. 

 Classic || HyunLix Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin