• Kekasih?

963 88 28
                                    

Cahay matahari memaksa untuk menerobos lewat jendela kamar, membuat Umji sedikit terusik dari tidurnya.

"hmm? siapa yang memindahkanku ke kamar? bukankah tadi aku ada di mobil papa ya ...." Umji berpikir sebentar, ia menduga bahwa Suga lah yang membawanya ke kamar.

Gadis itu bangun sangat pagi, jam masih menunjukkan pukul 05.20 KST.

"Hmm ... hari ini hari libur, aku sangat bersyukur. Tapi, kenapa aku harus bangun pagi sih?"  Umji menyalakan kembali lampu kamarnya lalu pergi mandi.

Setelah selesa. Umji beranjak ke bawah dan matanya menangkap sosok Suga, yang sedang berkutik didapur.

Mengingat kejadian kemarin.. Aku jadi malu kepada papa ..., batin Umji.

Umji malu, bahkan begitu malu ... Ia berjalan dengan perlahan, agar langkahnya tidak terdengar oleh Suga.

Namun, Suga memiliki mata yang setajam elang, dan juga pendengaran yang sangat bagus.

"Mau kemana pagi pagi, chagi?"

Deg.

Ch ... Cha ... Chagi?!, pekiknya di dalam hati.

Gadis itu menoleh kebelakang, di tatapnya Suga yang kini tengah memandanginya.

Umji memasang wajah tidak peduli. Lalu ia melangkahkan kaki ke arah pintu.

Terlihat Suga menyeringai.
"Jika sudah menyatakan perasaan lalu, malu ... itu yang akan kau lakukan Ji? Pergi dan pura-pura tidak tahu ... ck! dasar anak remaja jaman sekarang, begitu labil." Suga berbicara dengan diselingi tawanya.

Umji menatap Suga sedikit kesal. Toh, kemarin pun Suga yang menyatakannya, kan? Umji tidak.

"Kok, papa bicara seperti itu kepada Umji? Umji kan tidak menyatakan perasaan kepada papa ... lagipula, Umji hanya mencintai papa sebagai Papa Umji saja ... tidak lebih, Papa yang menyatakan duluan bukan?" Umji menatap Suga dengan wajah malas.

"Papa kan sudah bilang padamu, papa tidak menganggapmu sebagai putri papa lagi ...," Jawab Suga santai.

Umji membulatkan matanya.

"Jadi ... Papa ... sudah tidak anggap Umji lagi, huh?" Umji menatap kesal kearah Suga, yang kini tengah menahan tawa.

Jujur saja ... Umji tak tahan melihat Suga yang menahan tawa seperti itu. "Manis ...," monolog Umji dengan senyum kecil.

"Hah? Apa katamu ji?" dengan cepat, Umjimenggelengkan kepalanya.

"Oh ... Yasudah, hari ini kau libur ji?" Umji mengangguk.

"Cepatlah berganti pakaian, kita habiskan hari ini untuk kencan!" Umji menatap Suga dengan sedikit terkejut.

"M-maksud papa?!" Suga kembali tersenyum.

"Berapa kali papa bilang padamu? Papa sudah tidak anggap kamu putri papa lagi ... tetapi, kekasih papa!"

Umji menatap Suga aneh.

Apakah Suga sudah hilang akal? bisa jadi ... Mungkin saja gara gara diputusi oleh Kei Ssaem ... Akan kuberi pelajaran kepada Kei Ssaem!, Umji merutuki Kei di dalam hatinya.

"Aku serius ji ... jangan bilang aku hilang akal!" Seakan tau apa yang ada di hati Umji, Suga menjawab sehinggan sukse membuat Umji menaikkan sebelah alisnya.

"Tapi ... bagaimana mungkin ... kita menjadi sepasang kekasih? kita itu seorang anak dan papa!" Umji melipat kedua tangannya.

"Tentu saja, itu memungkinkan ... apalagi ditambah kenyataan kita hanya berbeda tiga tahun, dan ... kau ... bukan--"

"Lalu, kenapa Papa bilang kepada Jungkook ahjussi, bahwa aku adalah anak papa dari mendiang mama jennie huh? ngomong ngomong ... siapa Jennie?"

"Itu ... hanya akal-akalanku saja, entahlah siapa itu Jennie ... tapi, aku hanya mengingat saja nama itu ... Seperti terlintas dan sebelumnya aku pernah mendengar nama itu ...." Umji dibuat terdiam oleh Suga.

"Begitu juga denganku, kan?"

Suga menatap Umji, dengan raut wajah aneh.

"Hm, apa?"

"Ya ... Papa juga bingung, entah kenapa aku ada dikehidupan papa dan menjadi anak papa, sama ... aku juga begitu ... dengan hubungan kita yang aneh, dan tidak bisa dijelaskan." Umji mematap manik mata Suga dengan lekat.

"Tapi ... entah kenapa, saat papa ada di rumah sakit dan dinyatakan papa hilang ingatan ... Papa merasa biasa saja, bahkan ... saat papa tidak mengenalimu, hati papa merasa menerima dirimu." Umji menggelengkan kepalanya, seakan tidak percaya dengan itu semua. Hidup sedang mempermainkan dirinya.

"Entahlah, aku juga tiba-tiba sudah berada di dekat papa, aku juga tidak mengenali siapa ... keluargaku." Umji menunduk sedih. Dengan cepat, Suga memeluk tubuh mungilnya itu.

"Dengar, ya princess ... sekarang, bagaimanapun keadaannya ... kau tetaplah anakku, dan juga kekasihku!" Umji melepaskan pelukan itu.

"Sungguh tidak jelas!" tukasnya.

Suga tersentum simpul. "Kamu bisa anggap aku papa mu, dan juga kekasihmu. Bagaimana? aku juga bisa menganggapmu sebagai putriku dan juga ... istriku!" Umji kembali membulatkan matanya.

"Anak? Kekasih? Istri? sungguh ... Papa sedang mengigau, aku tidak mengerti ucapan papa!" Umji memutar bola matanya.

"baiklah ... kita jalani satu satu saja ji ... hari ini, kamu menjadi kekasih papa begitu juga denganmu! baiklah, lupakan yang tadi ... mau kencan kemana, hari ini?"

Umji hanya mengangguk untuk menanggapi Suga.

"Aku ... mau membeli eskrim di kafe milik Eunha eonnie, dan aku juga mau papa menemaniku membeli tas, pakaian, dan sepatu baru bagaimana?" Suga mengangguk.

Suga mendekat kearah Umji lalu, Mencium bibir milik umji.

Umji membulatkan matanya, dengan cepat gadis itu mendorong bidang dada Suga.

"Ish! Papa! mungkin, papa hari ini menganggapku sebagai kekasihmu. Namun ... aku menganggapmu sebagai papaku!" Suga hanya menatap bibir milik Umji.

"Hanya sebentar, Ji ...."

Umji menatap Suga kesal.

"Ish! Sudahlah, aku mau ganti baju! Sebaiknya papa juga ... berhenti melihat bibirku begitu!" Umji segera menaiki anak tangga lalu memasuki kamarnya.

Suga menatap pintu kamar Umji.

Padahal aku masih ingin menikmati bibir milik Umji, begitu manis ...,  batin Suga seraya menjilat bibirnya.

...

Tbc..
Entahlah ... aku berniat publish part ini besok, tapi tanganku udah gatel pengen publish hiks ...

Jangan lupa vote dan komen ya chingu ><

Makasih udah membacaa 🌹

Papa Mine! [UMGA/SUMJI]✔️Where stories live. Discover now