Trouble Maker #3

1.5K 226 46
                                    

Sehun tiba-tiba membuka jaket kulitnya dan mendekap Rosé. "Masih wangikan? Aku pakai kok, soalnya aku pengen sekolah lebih lama disini. Jadi gak mau buat masalah dihari pertama."

"Keㅡkenapa harus peluk aku gini?" tanya Rosé.

"Biar kamu bisa cium wangi parfum kamu di seragamku, aku suka wangi ini. Apalagi sama perempuan yang ngasih ini ke aku," jawab Sehun.

"SeㅡSehun ...."

"Hmm, pipimu merona lagi. Kenapa sering kali merona seperti itu? Menggemaskan jadinya," kata Sehun seraya mundur dan tersenyum.

"Ehem, kamu senang sekali rupanya menggodaku." Rosé memalingkan pandangannya karena malu.

"Jadi bagaimana? Mau pulang bareng aku?" tanya Sehun.

"Kamu kan naik motor, aku pakai rok, gak nyaㅡ"

"Ini pakai jaketku buat menutupi pahamu," potong Sehun seraya membuka jaketnya dan memberikannya pada Rosé.

"Eh? Ya, sudah. Aku pulang bareng kamu, deh."

"Gitu dong! Yuk!" Sehun langsung mengenggam tangan Rosé dan berjalan menuju motornya.

***

Esok harinya, pelajaran dikelas berjalan dengan lancar. Sehun bahkan memperhatikan guru yang tengah mengajar. Rosé tak menyangka pria pembuat onar di beberapa sekolah sebelumnya bisa bersikap sebagai murid yang baik juga.

Sesekali Rosé bahkan memperhatikan pria tersebut, pria itu benar-benar tampan. Entah kenapa Rosé malah dibuat terlena dengan wajah Sehun, dia ingin terus memandanginya.

"Roseanne, apa papan tulis sudah pindah ke wajah teman sebangkumu?" tanya SeungriㅡGuru Fisika.

"Ah, tidak Ssaem, mianhaeyo."

"Hmm, musim cinta telah datang sepertinya. Araseo, kali ini aku maafkan. Sekarang pergilah ke kamar mandi untuk membasuh wajahmu!"

"Baㅡbaik, Ssaem." Rosé segera berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dengan pipi yang merah merona menahan malu.

Saat Rosé berada didalam kamar mandi, tiba-tiba alarm kebakaran di sekolah berbunyi. Seketika Rosé langsung panik dan langsung keluar dari dalam kamar mandi wanita.

Begitu keluar, dia langsung menabrak seseorang. "Aduh, maㅡmaaf!"

"Gwenchana, kamu sudah membasuh muka?"

Rosé pun mendongak, pria itu cukup tinggi. "Eh? Sehun? Kenapa disini? Ayo, kita harus lari!" Rosé refleks memegang tangan Sehun dan menariknya untuk meninggalkan tempat tersebut.

"Kenapa harus lari?" tanya Sehun dengan tenangnya.

"Loh? Kamu itu bagaimana, sih? Itu alarm kebakaran udah bunyi gitu dari tadi juga. Ayo, kita juga harus lari untuk menyelamatkan diri! Lihat, yang lain juga mulai lari ke arah gerbang sekolah." Rosé menunjuk ke arah para siswa siswi yang berlarian.

"Ha ha ha ... kamu ini, sudah tak perlu lari dan ayo ikut aku ke rooftop saja!"

"Hey, jangan bercanda! Bagaimana kalau kebakarannya semakin meluas dan nyawa kita akan menjadi taruhannya?" Rosé menatap serius Sehun.

"Maka dengan senang hati aku akan mati bersamamu, wanita yang aku suka," jawab Sehun seraya mengedipkan satu matanya.

Rosé melepaskan genggaman tangannya dari tangan Sehun dan langsung memukuli Sehun. "Sudah gila! Kamu ini pikirannya kenapa, sih? Ayo, kita lari juga!"

"Ck, tak ada kebakaran. Itu hanya bentuk salam perkenalan dari kedua temanku saja."

"Hah?" Rosé begitu terkejut.

Sehun tersenyum. "Hari ini adalah hari pertama mereka sekolah disini dan itulah cara mereka untuk memperkenalkan diri pada semua murid dan pengajar di sekolah ini."

"Ck, tak bisakah mereka memperkenalkan diri dengan cara yang normal saja? Semua orang jadi panik dan ketakutan sekarang. Kalian benar-benar pembuat onar rupanya."

Sehun menarik lengan Rosé hingga akhirnya Rosé kini berada dalam dekapan Sehun.
"Tapi ... aku rasa salah satu pembuat onar itu mampu menyita perhatian seorang siswi bernama Roseanne, bukan?" bisik Sehun di telinga Rosé.

Rosé mendorong tubuh Sehun. "Aㅡapa maksudmu?"

"Malam ini mau tidak pergi denganku? Aku punya tempat yang bagus untuk menjadi tempat jadian kita," tanya Sehun balik.

"Siㅡsiapa juga yang mau jadian dengan pria pembuat onar sepertimu, hm?" Rosé bertanya dengan pipinya yang sudah mulai memerah.

"Ah, jadi tak mau? Ya, sudah." Sehun pura-pura kecewa.

Rosé berbalik dan melangkah meninggalkan Sehun, tapi langkahnya terhenti ketika sampai dilangkah ke tujuh. Rosé menoleh pada Sehun. "Ayo kita pergi malam ini! Tapi tolong selesaikan keributan yang dibuat temanmu saat ini juga, kalau tidak aku tak akan mau pergi denganmu." Rosé tersenyum dan melambaikan tangannya setelah itu dia pun melanjutkan langkahnya.

Sehun tersenyum. "Sudah aku bilang, sepertinya aku bisa bertahan lama di sekolah ini. Baiklah, saatnya menemui Kai dan Chanyeol untuk menyudahi salam perkenalan mereka."

End

End

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A. Lay (Exo) - Rosé
B. Namjoon (Bts) - Rosé
C. Jackson (Got7) - Rosé
D. Ten (WayV) - Rosé

P.A.C.A.RWhere stories live. Discover now