"Nak minhee keracunan. Tapi tenang saja, kami sudah memberi penawar racun ke tubuh pasien. Jadi jangan khawatir, mungkin paling cepat besok pasien akan bangun"
Perkataan dokter setelah meriksa minhee tadi cukup membuat teman-teman minhee kaget. Kenapa minhee bisa keracunan?
Apa minhee gak sengaja keracunan? Atau emang ada yang sengaja menaruh racun untuk minhee?
Entah apapun itu, yang pasti firasat mereka semakin kuat kalau ada yang gak beres diantara pertemanan mereka. Korbannya selalu diantara mereka. Terlalu aneh kalau cuma dibilang 'kebetulan'.
Emang sempat akur, tapi gak sepenuhnya akur. Kalian tau seperti, diluar terlihat akur tapi di hati mereka saling mencurigai satu sama lain.
Sekarang hari udah mulai gelap, mereka berenam pun berada dalam ruangan yang beda. Wonjin dan yohan ada di kamar rawat minkyu. Junho, eunsang, yunseong, donghyun ada di kamar rawat minhee. Sedangkan hangyul udah pulang duluan karena ada urusan.
Di kamar rawat minhee cukup hening sekarang. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri.
Donghyun sibuk sendiri sambil memainkan kukunya. Eunsang dan yunseong sama-sama ngelamun. Dan junho yang dari tadi gak bisa diem terus jalan-jalan gak jelas di ruangan ini.
Setelah lama bolak balik gak jelas, akhirnya junho diam dan menatap teman temannya yang ada.
"Gue mau ngomong"
"Itu ngomong" celetuk eunsang
Semua mata sudah menatap junho yang menghela nafasnya.
"Gue ngerasa kita dalam bahaya, dan gue bener bener ngerasa kalau pelakunya juga ada diantara kita"
Mereka terdiam, menyetujui perkataan junho dan menunggu junho melanjutkan kalimatnya.
"Gue mau pergi"
Ucapan junho membuat yang lain mengerutkan kening mereka.
"Jangan temuin gue"
Eunsang mengeraskan rahangnya, gak terima ucapan junho. Bukankah teman ada disaat suka dan duka? Melalui segalanya bersama sama apapun rintangannya.
"Apa sih, omongan lo kaya cewek aja" Ujar donghyun
"Punya malu?"
Semua menoleh ketika yunseong berucap dengan sangat dingin tanpa menatap mata junho.
"Ketika kita dalam masalah, dan lo malah pergi dengan seenaknya dengan keadaan kita yang masih dalam bahaya. Pelakunya belum diketahui, setidaknya bantu sebelum pergi karena lo juga bagian dari kita yang otomatis lo bisa jadi incerannya juga"
Bukan hanya junho yang menunduk, tapi eunsang dan donghyun juga menunduk membenarkan perkataan yunseong. Ditambah yunseong menyeramkan kalau marah.
"Lo begini justru bikin kita semakin curiga, junho"
"Gue pergi, permisi"
Junho segera beranjak pergi tanpa merespon omongan yunseong. Sebelum junho benar benar keluar, ia diam dulu di depan pintu sambil memegang erat knop pintu nya, lalu menghela nafas.
"Maaf.."
Detik selanjutnya junho sudah pergi dari ruangan minhee dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Di lain ruangan, minkyu sejak tadi sudah tertidur dan masih dijaga oleh wonjin dan yohan. Tapi ada hal yang aneh dari tidur minkyu kali ini.
Pelipisnya penuh dengan keringat, wajahnya pucat, bahkan alis nya berkerut padahal kondisi minkyu dalam keadaan tidur sekarang.
Wonjin yang menyadarinya mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Wonjin, lo udah sadar sesuatu?"
Wonjin menoleh pada yohan dengan bingung.
"Sadar apa?"
Tapi yohan malah diam, "bukan apa-apa"
Ditengah keheningan malam, mobil melaju sangat cepat. Padahal ini masih pukul setengah 9 malam, tapi daerah perjalanan menuju rumah yunseong begitu sepi.
Yunseong, dia mengendarai mobil dengan laju yang sangat cepat. Gak ada yang tau, yunseong bisa seperti ini ketika dia sedang emosi.
Yunseong bakal terus menaikkan kecepatan mobilnya sampai rasa kesalnya itu benar benar hilang. Kini yunseong menginjak pedal gas mobilnya dengan matanya yang mengkilat marah.
Ting Ting Ting!
Sial!
Penjual nasi goreng tiba tiba menyebrang jalan, membuat yunseong terkejut dan reflek membanting stir nya.
Si penjual nasi goreng pun sangat panik, bahkan ia membanting gerobaknya sampai terguling juga sayuran dan bahan makanan lainnya terlempar asal.
Detak jantung yunseong sangat cepat, ia kaget. Ia terus membanting stir, dan membelalakkan matanya kala di depannya adalah pohon besar.
BRAKKKK!!
"ASTAGA! YA AMPUN!"
Tak peduli dagangan, penjual nasi goreng itu langsung berlari menghampiri mobil yunseong yang bagian depannya sudah hancur parah.
"Ugh.."
Beruntung, yunseong masih sadarkan diri dan dia gak terluka parah.
Penjual nasi goreng itu langsung membantu yunseong keluar dari mobilnya dengan panik. Takut takut mobilnya meledak.
Yunseong menatap lelaki kecil dihadapannya dengan seksama. Kok bisa cowok badannya kecil begini dorong gerobak gede?
"Apa liat-liat?"
Yunseong menggeleng, bukannya nanyain keadaan malah ngegas.
"Luka gak?" Tanya abang penjual nasi goreng itu
"Udah gapapa. Saya permisi dulu"
"Udah ditolongin, bukannya makasih! Liat gerobak gue!"
Yunseong meringis melihat gerobak itu yang sudah rusak juga bawaannya yang berserakan diatas aspal.
"Ya terus?"
Penjual itu melotot sambil berkacak pinggang.
"Malah nanya. Ganti rugi lah bego!"
"Ck. Banyak omong"
Penjual itu semakin melotot saat yunseong memberinya tumpukan uang merah padanya.
"Kurang?"
Penjual itu berdecak, lalu mengulurkan tangannya dan segera menjabat tangan yunseong.
"Gue suka gaya lo"
Yunseong hanya meringis, tangannya sakit sebenarnya.
"Udah mas, gue permisi dulu"
"Mas mas, gue masih muda ya. Nama gue Kim wooseok"
"Gak nanya sih"
"Gue ngasih tau! Siapa tau lo mau order nasi goreng, nanti kontakin aja gue"
Yunseong terus terusan meringis, ini cowok badannya kecil tapi mulutnya gede kaya ibu-ibu tukang gosip.
"Daripada bacot, mending pesenin gue go-car bang, tolong"
Mau bilang, x1 & one it aku sayang kalian!
YOU ARE READING
01:50 | Produce X 101✓
FanfictionBerhati-hatilah saat tengah malam tiba. Karena ia terus mengawasimu sampai menjelang waktu subuh datang. Dan kamulah korban barunya. ❝just don't trust anybody❞