|sepuluh|

87 15 6
                                    

Annyeong Yeorobun

Happy Reading Yaw!! 💜

###

Mungkin aku hanya di takdirkan untuk melihat mu lewat gawai, bukan lewat stadion atau venue

Zanna, telah sampai di kampus nya. Dia kesini untuk mencari buku bahan materi makalah yang sepertinya tertinggal di kelas. Semoga saja tidak hilang atau tidak ada orang iseng yang mengambil

Untung saja para dosen dan mahasiswa lain masih berkeliaran disini. Jadi, suasana kampus menjadi tidak terlalu sepi atau tidak terlalu seram jika seram Zanna pasti tidak akan mau kemari

Zanna menyusuri lorong fakultas ekonomi yang tembus ke fakultas Sastra. Itu adalah jalan tercepat menuju ke fakultas nya. Kaki nya tiba-tiba terasa pegal

Setelah sampai di ruangan yang tadi dia pakai untuk mata kuliah, ternyata ruangan itu di tutup. Entah di kunci atau tidak

Zanna mencoba membuka nya, dan untung saja tidak terkunci

"Hei, ngapain??"

Waktu terasa berhenti detik itu juga, Zanna meneguk ludah nya dengan susah payah saat matanya bertemu tatap dengan mata seseorang yang berada di dalam kelasnya

"S-saya m-mau anu.. hmm, itu K-ka a-anu"

Lelaki dihadapannya itu menaikan sebelah alisnya. Apa wajah gue semengerikan itu??? Pikir nya

"Nama gue bukan anu tapi Adnan" Balasnya dengan nada yang terlampau santai

"IYA AKU UDAH TAU!! eh" Zanna merutuki mulutnya yang berkerja di luar kendali otaknya itu

Adnan melihat Zanna dengan tatapan bertanya-tanya bagaimana dia bisa tau namanya?? Seperti itu lah isi kepalanya

"Lo kenal gue???"

Sekarang giliran Zanna yang melihat Adnan dengan tatapan bertanya-tanya ini orang lupa jabatan atau gimana sih??

"Kenal lah, kak Adnan kan pembantunya Pak Andi" jawab Zanna dengan polosnya

Adnan menganga di tempat, dia merasa pendengaran nya terganggu. Apakah barusan gadis itu mencela pekerjaan nya??
"A-apa?? Sekali lagi coba di ulang kata-kata Lo"

Zanna memasang wajah bingungnya, kenapa kakak seniornya ini menyuruhnya mengulang perkataannya?? Apakah dia tuli??

"Kakak pembantu Pa Andi" Zanna mengulanginya tanpa menyadari raut wajah Adnan

Adnan meringis sembari menahan keinginan untuk melempar kursi dosen kearah wajah gadis di hadapannya ini

"Nama"

Zanna bingung, nama?? Nama apa?? Nama hewan?? Nama tumbuhan?? Jika dia menyebutkan namanya takut disangka geer

"Nama apa??" Tanya Zanna polos, lagi-lagi hal itu membuat Adnan meringis kesal

"Nama tukang ojek tadi pagi" ketus Adnan

Zanna mengerutkan keningnya, setahunya tadi pagi saat dia ke kantor dia tidak naik ojek
"Saya gak naik ojek ka, saya naik B-"

"NAMA LO" Sembur Adnan tepat di depan wajah Zanna. Zanna memejamkan matanya karena terkejut dengan semburan lahar dingin yang di keluarkan oleh Adnan

"Nama saya Zanna, nama pan-"

"Gue cuma butuh nama panggilan. Gak butuh nama panjang, emang kita mau ijab qobul"

Aku berharap nya sih gitu ka jawab Zanna dalam hati sambil memasang ekspresi geli

Trip Fangirl (E N D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang