|dua puluh tiga|

60 14 9
                                    

Hari ini adalah hari Minggu, tiga hari setelah konferensi pers kemarin. Tidak, mereka tidak berkumpul mereka diam di rumah masing-masing

Mari kita lihat apa yang ketiga gadis itu lakukan hari ini, kita lihat dulu bagaimana aktivitas Kaila hari ini.

Namun, sepertinya kalian tahu apa yang Kaila sedang lakukan karena kalian tahu sendiri apa yang di lakukan Kaila jika libur. Tidur, ah ralat kencan dengan Calum Hood yang asli. Padahal Sandy sudah menunggu di depan rumahnya namun Kaila tidak kunjung membukakan pintu

"Sial banget gue punya cewek kaya gini" rutuk Sandy sambil menatap pagar besi rumah kekasih nya itu dengan nanar

Padahal kemarin dia sudah bilang pada Kaila kalau dia ingin pergi berdua entah kemana, itung-itung melepas lelah dan melepas rindu (?) Sandy sedikit geli mengatakan kalau dia rindu dengan Kaila, tapi mau bagaimana lagi??

"Pengen gue garot pagernya anjir" rutuknya lagi pada pagar besi itu

"Gue tau Lo gak salah, cuma Lo itu yang bikin usaha gue sia-sia" Sandy menunjuk pagar itu lagi

Jika saja pagar itu bisa berbicara, pasti Sandy akan di omelin habis-habisan karena telah menendang pagar tak bersalah itu

Merasa belum cukup puas untuk melampiaskan rasa kesalnya, dia kembali menendang pagar itu lagi hingga menimbulkan suara yang sangat menganggu siapapun itu

Termasuk Kaila yang sedang tertidur di ruang tamu. Kaila tahu kalau Sandy ada di luar, tapi dia lebih memilih untuk berkencan dengan calum asli daripada calum jadi-jadian seperti orang di luar sana

Kaila kira Sandy akan berhenti menendang pagar itu, ternyata tidak. Dia kesal, tentu saja. Untung saja orang tua nya sedang tidak ada di rumah, jika orang tuanya ada dirumah pasti dia telah di paksa untuk menemui Sandy yang telah menunggu lama itu. Dan dengan penuh pertimbangan, akhirnya dia pergi ke kamar mandi

Dan mari kita kembali melihat Sandy yang sedang bergulat dengan pagar besi rumah kekasih nya
"Dari jam 10 sampe jam 12 nungguin pemilik Lo keluar, sabar banget gue sabar.." Sandy menyeka keringatnya yang bercucuran itu

"Sampe di curigain sama tetangga, di kata gue pengen maling rumah orang gara-gara mondar-mandir di sangkanya cek situasi. Yaallah, hamba mohon ampunan Mu.."

Sandy mengacak-acak rambut nya frustasi kesal sendiri dia dengan cobaan ini. Cobaan batin dan jiwa bar-bar nya

Namun dia tetap berusaha membuat  d Kaila keluar dari sarangnya itu, Sandy pun mendekati pagar itu dan mengguncangnya, semoga saja Kaila yang mendengar suara ini, bukan tetangganya. Bisa habis dia

"Sen"

Akhirnya doanya terkabul, Kaila datang dengan muka bantalnya. Ingin sekali Sandy melempar motornya kearah gadis itu sekarang juga dan menendangnya hingga ke benua Antartika sana biar dia membeku

Kaila pun membuka pagarnya yang terkunci itu
"Udah lama??"

Sandy tersenyum, senyum menahan diri agar tidak menendang Kaila
"Belom, baru lima menit yang lalu" lima menit di kali 100 lanjutnya dalam hati

Kaila menganggukkan kepalanya merasa puas dengan jawaban Sandy

Tunggu, tidakkah dia meminta maaf pada dirinya yang sudah menunggu hingga 2 jam ini?? Gadis itu benar-benar ingin membuatnya menyewa salah satu pembunuh bayaran

"Yaudah.." kata Kaila

Sandy memasang wajah bingungnya sekarang. Yaudah?? Yaudah?? Yaudah, apa??

"Yaudah, apaan??" Tanya Sandy bingung dengan nada suara nyaris meninggi

"Yaudah pulang"

Sandy tertawa keras, sangat keras membuat Kaila terkejut.

Trip Fangirl (E N D)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt