pt. 10

2.1K 215 6
                                    

Flashback

Hari sudah pagi. Pagi buta lebih tepatnya. Jeongin juga sudah terbangun sejak tadi. Sehabis ia having sex with Hwang Hyunjin dan berakhir pada pukul 2 pagi, ia memaksa dirinya untuk berjalan ke kamarnya. Sendiri tanpa bantuan sama sekali. Lalu membersihkan badan, dan istirahat sejenak dan menuju keruang kerja Jaebum. Ia tahu lelaki itu selalu masih ada diruangannya sampai pagi.

"Permisi, Pa. " Ucap Jeongin dari luar ruang kerja Jaebum. "Masuk. "

Jeongin segera membuka pintu ruang kerja Jaebum dan duduk disofa yang tersedia. Mengabaikan rasa sakit pada lubangnya. Ini hal yang lebih penting baginya daripada mengurus rasa sakit itu. Toh, akan berkurang nanti. Lagipula ia sudah obati.

"Ada apa, Jeongin? " Tanya Jaebum bergabung dengan Jeongin di sofa panjang.

"Eum... Tentang kuliah itu. Apa masih berlaku? " Sebenarnya, Jeongin tidak nyaman berbicara dengan Jaebum. Ia tahu bahwa Jaebum itu baik. Namun, mereka susah untuk berbicara santai satu sama lain. Mungkin karena karisma yang Jaebum tampilkan. Itu menjadi sebuah pembatas antara Jaebum dan dirinya.

"Tentu. Kenapa?. Kau ingin menerimanya? " Ucap Jaebum yang sudah ia ketahui jawabannya. "Iya, aku ingin. " Jawab Jeongin tanpa ia pikirkan lagi. Sudah matang.

"Kau sudah yakin dengan keputusan yang kau ambil dan meninggalkan semuanya disini? " Tanya Jaebum sekali lagi. Untuk memastikan. "Iya. " Jawab Jeongin yakin tanpa ada keraguan sama sekali.

"Baiklah. Akan ku daftarkan langsung. " Ucap Jaebum dan segera menghubungi sekretarisnya untuk mendaftarkan Jeongin ke unversitas impiannya. Semua hal ini ia ketahui dari Jinyoung pastinya.

"Terimakasih, Pa. "

"Tidak masalah, Jeongin. Kau bisa berangkat kesana besok. " Ucap Jaebum setelah menghubungi sekretarisnya. Ya, Jeongin sekarang sudah lulus. Ia sedang menikmati libur panjangnya.

Jeongin segera berdiri dan meninggalkan ruangan itu. Namun suara Jaebum menginterupsi langkahnya. "Apa kau yakin akan meninggalkan Hyunjin? ". Jeongin berbalik dan membalasnya, "Tentu. Tidak ada alasan lagi bagiku untuk tetap disisinya. "

Dengan Jaebum yang berucap seperti itu, membuat secara tidak langsung bahwa ia juga mengetahui hal ini. Hubungan lebih antara Jeongin dan Hyunjin. Sudahlah, lagipula Jeongin akan menyelesaikan hubungannya dengan Hyunjin. Untuk apa lagi ia masih disini.

Ia menatap kearah salah satu jari ditangan kanannya. Terdapat sebuah cincin yang terpasang dijarinya dari Hyunjin. Ya, hadiah natalnya. Hyunjin memberikan ini padanya saat mereka sudah kembali lagi kekamar. Tak mungkin secara gamblang didepan Jinyoung. Mungkin bagi Hyunjin. Tidak dengan Jeongin.

Hari ini Jinyoung sedang tidak ada dirumah, ia sedang arisan sepertinya dengan teman-temannya. Jadi, dirumah hanya ada dirinya, Hyunjin yang masih belum sadar, dan Jaebum yang akan berangkat kerja.

Hari sudah pagi. Pagi buta lebih tepatnya. Jeongin juga sudah terbangun sejak tadi. Sehabis ia having sex with Hwang Hyunjin, ia memaksa dirinya untuk berjalan ke kamarnya. Sendiri tanpa bantuan sama sekali. Lalu membersihkan badan, dan istirahat sejenak.

Jeongin sudah memikirkan hal ini matang-matang. Ia tidak akan menyesal dengan keputusan yang akan ia ambil. Ia yakin akan hal itu. Lagipula keadaannya Jaebum sudah tahu hubungan mereka. Cukup Jaebum, jangan Jinyoung ibunya. Pasti ibunya akan sangat kecewa dengan Jeongin. Ia tidak mau menghancurkan kepercayaan yang telah Jinyoung berikan padanya.

Flashback end

The Sin

Hari yang Jeongin tunggu telah datang. Ia benar-benar akan meninggalkan semuanya disini. Tidak ada yang tahu selain Jaebum, dan Jinyoung. Bahkan sahabatnya sendiri tidak ada yang tahu.

THE SIN ¦ HyunJeongDonde viven las historias. Descúbrelo ahora