part delapan

62 9 0
                                    

Hari yang cerah untuk memulai hidup yang cerah pula, hari ini ada seorang gadis dua puluh tahunan yang sedang bertarung melawan dendam yang telah lama bersemayam pada dirinya, yah sepertinya sang kepompong mulai berubah bentuk menjadi kupu-kupu yang akan terbang indah.

Banyak perubahan yang Zila lakukan, seperti menyimpan kontak teman pria dikelasnya, membalas pesan dari Andeni yang selalu ada setiap malam, ia juga mulai berani menyapa dosen laki-laki dan melakukan  sedikit obrolan sekadar basa basi.
Zila juga berusaha menghindari tontonan kriminal yang menayangkan banyak kasus kekerasan oleh pria, sebaliknya Zila mulai sering bergelut dengan internet sekadar mencari pria berprestasi dan lemah lembut, banyak bahkan terlalu banyak sampai ia bingung harus mengidolakan yang mana.

Zila menutup laptopnya, malam semakin larut, ia bangkit masuk kekamar mandi, dilihatnya sekilas wajah Keke yang sedang tertidur damai.

Derrrt. Zila  berhenti melangkah, ia kembali duduk dan meraih smartphonnya yang bergetar.

"Siapa sih udah malam juga" dumalnya  pelan, tapi rasa penasaran lebih mendominasi.

By +621398...
Hallo cantik, belum tidur kan?, masih ingat sama parman? Nih gue punya photo bagus buat lo.

"Ya Allah" pekik Zila terkejut, untung Keke tidak terusik karena teriakannya.

From +621398
Mau apa lo?

rasa kantuk seolah hilang diganti dengan rasa takut, Zila menzoom poto yang dikirim Parman beberapa kali, didalam photo tersebut ada sekitar dua puluhan anak perempuan yang disekap  dalam satu ruangan.
Terdapat juga tiga laki- laki tengah memegang cambuk dan  hanya memakai celana pendek, melihat itu seketika perut Zila terasa mual, ia beberapa kali bergidik jijik.

By:+631398
Kesini sekarang juga, bawa duit dengan nominal yang gue minta, tapi ingat baik- baik, kalau sempat lu bawa  polisi dalam urusan ini, gue nggak jamin nih bocah bisa hidup normal.

From+621398
Berapa?

By+631398
Gak banyak

Zila menekan tombol telepon dikeyboardnya, berdering sesaat sebelum Parman menjawab.

"Hallo darling" jawab Parman dengan logat inggris yang malah terdengar aneh.

"Berapa? Nggak usah banyak bacot!" Terdengar suara tawa yang renyah dari seberang.

"Tiga puluh juta tunai" Zila  mematikan telepon dengan kasar, pikirannya  dipenuhi oleh angka tiga puluh juta, bagaimana ia mencari uang sebanyak itu dalam waktu semalam.

Zila menoleh kearah dinding, waktu sudah sangat larut, jarum pendek jam mengarah ke angka sebelas.
Ya, Zila sudah bertekad untuk melakukan ini.

☆☆☆

Tok tok tok, suara pintu yang diketuk kuat,  tanpa sadar jari putih Zila sedikit bewarna merah. Tak ada sahutan tapi bukan Zila namanya jika harus pulang dengan tangan hampa, ia terus mengetuk bahkan boleh disebaut mengedor dan mendobrak.

"Ya" sahut pemilik rumah dengan parau, Zila menghembuskan nafas lega, ia merapatkan jaketnya ketika merasa angin mulai menusuk tubuhnya yang rapuh.

"Zila?" Andre dengan piyama warna navy membuka pintu sedikit lebar mempersilahkan Zila untuk masuk.

"Ndre gue tau ini konyol banget, tapi please Ndre bantuin gue" Zila merapatkan telapak tangannya membuat gestur memohon.

rahasia azilaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant