"11"

2.3K 280 24
                                    

Kyuhyun menjalani harinya seperti biasa. Ia punya cara sendiri untuk mengatasi tiap hal yang datang. Bagi Kyuhyun, hidup ini adalah pemberian Tuhan. Setiap masalah pasti Sang Kuasa beri akhirannya. Ada kebahagiaan di ujung sedih. Ada tujuan di ujung jalan. Kyuhyun yakin, ujung itu selalu bahagia. Mengapa? Karena ia percaya Tuhan selalu memberi yang terbaik.

Lagipula ini semua masih permulaan. Ia bahkan baru menatap langit selama belasan tahun. Belum waktunya untuk berhenti mencapai suatu hal.

Jika salah, perbaiki.

Jika gagal, coba lagi.

Akan tetapi, jika menyerah sebelum mencoba keberuntungan, maka semuanya tak akan selesai baik.

Kyuhyun selalu percaya dan terus berharap jika musim terakhir yang datang adalah semi.

Semoga.

"Ya Tuhan semoga hari ini aku bisa mengikuti semuanya dengan baik. Terima kasih karena sudah menyembuhkan luka-lukaku. Bantu aku untuk menjaga tubuh ini dan tetap berdiri sampai permainan selesai."

Sambil memejam khidmat dengan tangan bertaut dan kepala menunduk, dirinya berdoa sembari berjongkok menghadap sudut tembok. Tak lama doa lisan tadi terucap di bibir, Kyuhyun juga berdoa dalam hati. Beberapa detik terdiam di posisi itu hingga sebuah senyum tipis mencuat kecil dari bibir pucatnya.

"Amin."

Tangan-tangannya yang saling bertaut di depan dada ia kecup singkat. Kyuhyun melepas tautan itu dan menjatuhkan kedua tangannya ke samping tubuh. Bocah pucat tersebut membuka mata perlahan. Bangkit dari jongkok dan mulai berjalan keluar dari ruang ganti yang kosong sejak dirinya masuki.

Priiiit!

"Berbaris ya yeorobun!"

Ketua kelas memberi aba-aba. Kyuhyun berlari kecil dan menghampiri Changmin yang melambai tangan padanya sambil menunjuk tempat kosong.

"Dari mana saja kau, huh? Semua sudah pemanasan berlari keliling lapangan tahu." Changmin mendorong pelan bahu Kyuhyun sambil merengut.

"Ganti baju. Apa aku terlambat keluar?"

"Iya, kau selalu saja menghilang tiba-tiba."

"Aku di ruang ganti," sahutnya lagi menyengir lebar.

Kyuhyun menjawab pertanyaan Changmin singkat sambil memperhatikan gerak pemanasan ketua kelas. Dua bocah itu baris berdampingan, sehingga leluasa melakukan gerak pemanasan sembari mengobrol.

"Hana, dul, set, net."

Giliran Kyuhyun menghitung mundur gerakan pemanasan selanjutnya. Setelah itu berlanjut ke Changmin. Mereka melakukan pemanasan urut mulai dari kepala, kaki, hingga seluruh badan. Ketika pemanasan itu sedikit merenggangkan otot dan sendi serta memancing sedikit keringat, barisan bubar serentak. Semuanya berdiri santai menunggu Saem keluar.

"Kita satu tim," beritahu Changmin.

Kyuhyun menoleh, "Jinjja?"

"Heum. Jangan hilang di tengah permainan. Awas kau."

Mendengar ancamannya Kyuhyun tertawa pelan. Sahabat tiangnya tersebut selalu saja bicara to the point. Sampai Kyuhyun tidak bisa berhenti tersenyum karena ulah Changmin yang tidak terduga. Tahu saja kalau ia berniat kabur ketika permainan berjalan setengah.

Kyuhyun memukul lengan Changmin dan terkekeh lagi.

Saem pun datang lengkap dengan papan skor.

"Sekarang semuanya menepi! Hari ini kita game. Regu voli kakinya tadi sudah dibagi oleh ketua kelas kan? Saem akan mengawasi sebagai wasit skor."

AGONLESS • [CKH]✔️Where stories live. Discover now