empat

3.9K 368 27
                                    

a

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

a.n: terima kasih sudah memberi dukungan untuk cerita ini:" mungkin memang benar, lebih baik aku lanjutkan aja ceritanya karena aku pun sayang X1❤

04; menanggung pilihan

+×+










Tangan kiri Mina kembali mengangkat ponsel yang layarnya terus menyala. Terpaksa ia abaikan panggilan dari Minho karena sudah menentukan pilihannya.

Ya, tentu ia berpihak pada laki-laki kesayangannya sejak dahulu, Han Seungwoo. Namun bukan berarti ia tidak sayang Minho, ya.

"Mina Mina Mina aku mengenalmu Mina~" Racauan Seungwoo membuat yang dipanggil pipinya merah seperti tomat. Ngomong-ngomong mereka sudah kenalan beberapa menit yang lalu, sebelum kesadaran Seungwoo semakin hilang.

Sesekali Mina berhenti, membenarkan sanggahan terhadap manusia di sebelah. Seungwoo sangat tinggi dan berotot, tentu Mina yang kurus kerontang tak kuat menahan keseimbangannya.

"Mina." Panggil yang lebih tua.

Tersenyum lebar gadis surai hitam menoleh dan menjawab panggilannya cepat. "Iya, Kak?"

"Nama kamu mirip nama Mina Twice. Dulu sebelum aku debut sebagai aktor dan model, aku pernah meluk dia lho waktu fansign."

Bagaimana perasaan Mina yang satu ini? Tentu hatinya patah sedikit. Rautnya berubah masam membuat yang lihat jadi terkekeh pelan. Mina pun merespon ala kadarnya. "O-oh, ya?"

Sembari menyandarkan kepalanya pada kepala wanita Lee, Seungwoo mengangguk. "Iya. Dan aku mau peluk kembarannya sekarang."

"H-hah?"

Greb.

Sontak Mina berhenti dengan dua manik melebar. Seungwoo gila! Meskipun pelukan singkat, namun tak kalah membuat jantung Mina berdegup sekencang-kencangnya. Artis papan atas? Artis? papan? atas? Memeluk? Mina?

Tidak, tidak boleh. Mina tidak boleh terbuai oleh manusia mabuk seperti ini, sekali pun idolanya sendiri.

"Kamu orangnya baik, Mina. Andai aku punya pasangan yang baik seperti kamu. Aku sedih nggak punya pasangan, huhu."

Perkataan Seungwoo makin ke sini makin tidak jelas. Sepertinya ia sangat membutuhkan istirahat total. Untung hotel sudah dekat.

Melepas sanggahannya, Mina senyum dan sedikit menjauhkan diri dari pria tinggi di depannya. "Aku antar sampai sini aja ya, Kak. Soalnya aku harus pulang sekarang juga. Sampai ketemu di acara fan meeting Kakak."

Tangan Mina terangkat sebelah untuk melambai ke arah Seungwoo, tetapi malah digenggam oleh pria surai cokelat tua. Alis Mina mengerut, tak mengerti maksud perbuatan Seungwoo bagaimana.

"Temenin aku sampai kamar, dong. Aku nggak kuat jalan sendirian."

"T-tapi Kak--"

Dua mata Mina melebar begitu Seungwoo menyatukan dua telapak tangannya, ditambah lagi berlutut sambil memasang wajah melas. "Please."

Meneguk saliva gugup, Mina tak menyangka bahwa orang yang pertama kali memohon sampai seperti itu padanya adalah idola sendiri. Apakah selelah itu hingga melakukan hal berlebihan saat mabuk?

"I-iya deh, Kak."

"Yes!" Rangkul erat yang lebih muda, lagi-lagi Seungwoo jalan sempoyongan. Seungwoo memesan kamar kelas vip dan memilih lantai paling atas. Ntah tujuannya untuk apa, Mina juga tidak tahu.

Mungkin guna menghindari pertemuan tak sengaja dengan awak media atau masyarakat yang mengenal. Lantai atas memang jarang dipilih orang karena terlalu jauh.

Kembali memapah, lima menit mereka naik lift ditambah jalan menuju kamar akhirnya sampai juga. Mina menganga akan kamar hotel yang dipilih Seungwoo, rasanya ingin juga ia mencoba fasilitas di sana.

"Wah! Kamarnya keren, Kak."

Seungwoo duduk di atas ranjang dengan senyuman khasnya. "Baguslah kalau kamu suka kamarnya, Mina."

Mina yang sedang berbalik lantaran mengamati desain pun menoleh, rautnya berubah jadi penuh tanya. "Maksudnya, Kak?"

Tertawa pelan, pria itu santai melihat wanita yang tiba-tiba menghilangkan senyumannya. "Ya bagus kalau kamu suka kamarnya. Apa yang harus diperjelas lagi, Mina? Ah ... atau ada yang kurang pelayanannya? Aku bisa panggil--"

"Kok jadi aku sih, Kak? Ini kan kamar Kakak. Harusnya Kakak yang merasa nyaman di sini. Lagipula aku mau pulang kok, Kak. Soalnya Kakakku dari tadi telepon terus, nih." Berusaha menepis pemikiran ambigu, Mina senyum lebar lalu mudur untuk pergi dari ruangan tersebut.

"Mina, aku senang kalau kamu senang sama fasilitasnya. Dan ... kenapa kamu tinggalin aku secepat ini? Kamu bilang kamu penggemar aku?" Seungwoo berdiri dan melangkah maju saat Mina melangkah mundur. Jujur saja, wanita itu mulai keringatan dan gelisah setengah mati.

"I-Iya aku penggemar Kakak. T-tapi aku harus pulang, Kak. M-Maaf, Kak Seungwoo."

Tepat sekali, layar poselnya menyala lagi. Langsung saja Mina angkat untuk meminta Minho jemput sekarang juga. "K-Kak Minho ..."

Bruk!

Ponsel masih menempel pada telinga, Mina menahan sakit waktu Seungwoo menabrakkan badannya pada tembok. Gadis itu mulai menangis, tentu buat manusia di ujung telepon bingung dan khawatir.

Benar saja. Minho yang peka suara tangisan dalam telepon pun lekas berdiri lalu menyambar kunci mobil. "Iya, Min? Lho kok kamu nangis, sih? Kamu di mana?"

"Aku ada di--"

Ucapan Mina terpotong, sontak pemuda Lee berhenti. Suara dalam telepon seketika berubah, seperti suara ....

laki-laki.

"Tolong jangan ganggu Mina, gue lagi ada urusan sama dia."

"Woy! Dia--"

Tut. Tut. Sambungan terputus tiba-tiba. Minho berlari sekencangnya ke luar rumah dengan rasa kalut luar biasa.

"Sialan. Berani sentuh Adik gue, awas lo." Gumam Minho begitu kendaraannya mulai disetir.











to be continued.

+×+

Please vote and comment hehehe, karena itulah yang menjadi semangat aku untuk nulis chapter berikutnya:)

See you❤

[i] Bad Mate || Han Seungwoo ✔️Where stories live. Discover now