_"Love U too, Ma Girl."_√

1.8K 191 134
                                    

Readeul pasti tahu cara menghargai seorang penulis.

(◍•ᴗ<◍)♡

.
.
.

Bagian 48 • "Love U Too, Ma Girl."
_______________________________________

"Dek ayo makan, lo gak mau cepet sembuh?" tanya Bang Taeyong dengan mangkuk yang sudah berada di tangannya sejak tadi, sudah berpindah tangan dari appa-nya lalu eomma-nya dari pagi, tapi berakhirlah di tangan abangnya. Nakyung menggeleng pelan, lidahnya terasa pahit untuk merasakan benda lembek dan berair yang berada di dalam mangkuk putih tersebut.

"Jangan keras kepala kasihan appa sama eomma, mereka khawatir banget lho." Kali ini Nakyung hanya diam, tanpa ada keinginan untuk menjawab dengan gerakan isyarat ataupun ucapan.

"Nanti Renjun di sana sedih kalo tahu lo kayak gini."

Pyarr!

Setelah Taeyong menyelesaikan kalimatnya, Nakyung langsung menatap tajam ke arah abangnya dan menyentak mangkuk sampai terjatuh dan pecah, tidak berbentuk lagi. Buburnya juga sudah bercampur dengan pecahan beling.

"Gak usah bilang nama orang itu lagi, dia emang pantas dapet karma itu karena udah mainin gua!" tegas Nakyung dengan mata melotot, menatap marah ke arah Taeyong yang kemudian menghembuskan napas pelan.

"Dek lo jangan egois kayak gini, karena dia lo masih bisa hidup sampai sekarang."

"Oh jadi lo belaiin si cupu itu?! Ok fine, lo bisa pergi dari kamar gua."

"Tapi dek lo-"

"PERGI!!" final Nakyung sambil mendorong bahu Taeyong kuat. Dengan terpaksa abangnya meninggalkan Nakyung sendirian di kamar.

Setelah Taeyong menutup pintu di belakangnya nampaklah pasangan Lee yang menatap penuh harap ke anak sulungnya. Taeyong sebenarnya tidak ingin kedua orang tuanya bersedih akibat kegagalanya untuk membujuk adiknya untuk makan karena sejak kejadian tempo lalu dia jadi jarang makan teratur.

"Nakyung tadi habis mecahin mangkuknya," lirih Taeyong, Tuan Lee lalu menepuk bahu anaknya.

"Yang penting kamu udah berusaha."

***

Sebenarnya dalam hati kecil Nakyung ia ingin sekali meloloskan air mata dari tempatnya, pasti sudah sangat tersiksa karena ditahan si empu. Namun enggan sekali untuk mengakui bahwa dirinya sedih akan kecelakaan yang seharusnya menimpa dirinya malah berganti menimpa mantan kekasihnya dari keluarga Huang.

Sudah hampir pukul satu siang perutnya tidak diisi oleh makanan, tubuhnya terasa lemas sekarang. Suara meraung juga terdengar samar membuat Nakyung meringis sakit di perutnya. Sisa mangkuk yang ia pecahkan sudah bersih oleh eomma-nya yang masuk saat diketahui Nakyung tidur, padahal hanya menutup mata.

Tok tok.

Nakyung mengacuhkan suara yang terdengar di indra pendengarannya, malas sekali untuk membukakan pintu, menyaut saja persentasinya sangat sedikit. Ia memilih untuk menidurkan diri.

Kried.

Karena tak mendapat sahutan dari di empu, akhirnya si pengetuk pintu membuka pintu kamar Nakyung perlahan. Ia juga melangkahkan kaki dengan menatap punggung Nakyung yang membelakangi pintu.

Cupu [Huang Renjun]✅Where stories live. Discover now